CANTIKA.COM, Jakarta - Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia, drg. Widyawati, MKM, mengimbau orang tua untuk lebih peduli pada kesehatan kulit bayi. Guna mencegah timbulnya masalah kulit yang menghambat tumbuh kembang bayi.
"Orang tua atau pengasuh seringkali menyepelekan perawatan kulit pada bayi. Mereka tidak sadar bahwa kulit bayi berbeda dari kulit orang dewasa. Kulit bayi lebih mudah melakukan absorpsi (penyerapan), apalagi pada lipatan-lipatan," tutur dokter Widyawati di Jakarta Barat, pada Selasa, 28 Maret 2023.
Selain itu, lanjut Widyawati, fungsi proteksi kulit bayi belum berkembang sempurna karena pH kulit relatif lebih asam sehingga mudah mengalami infeksi.
Jika orang tua abai, salah satu kelainan kulit yang dialami bayi adalah ruam popok atau diaper rash.
"Ini merupakan kelainan kulit yang timbul karena radang di daerah lipatan, tertutup popok, beberapa tempat. Gejalanya bintik-bintik merah pada kulit, kadang lecet dalam beberapa kasus," katanya.
Tanpa penganan yang tepat, ruam popok bisa menyebabkan infeksi bakteri di sekitar kulit, luka berdarah, dan memicu infeksi saluran kemih. Bukan cuma itu, bayi pasti rewel dan kualitas tidur terganggu.
drg. Widyawati, MKM, Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia di Jakarta Barat, pada Selasa, 28 Maret 2023. Foto: CANTIKA/Silvy Riana Putri
Cara mengatasi Ruam Popok
Berdasarkan rekomendasi dokter spesialis anak, yang harus dilakukan orang tua untuk mencega ruam popok adalah memilih popk yang tepat sesuai berat badan bayi, rutin membersihkan area tubuh si kecil saat mengganti popok dengan air bersih, menjaga kelembapan kulit dengan krim, dan mengganti popok setiap 3-4 jam sekali.
Selain itu, menurut penelitian, bayi yang diberikan air susu ibu (ASI) lebih terlindungi dari ruam popok.
Baca juga: Bisa Pengaruhi Tumbuh Kembang, Jangan Remehkan Masalah Kulit pada Bayi
Data Ruam Popok
Data epidemiologii menunjukkan bahwa ruam popok terjadi di 65 persen populasi anak-anak. Kejadian ruam popok dapat dimulai periode sejak bayi mulai mengggunakan popok. Sementara itu, prevalensi ruam popok secara global diperkirakan antara 16 - 65 persen.
"Angka ini bervariasi karena ruam popok relatif singkat, 2-4 hari, dan biasanya pasien tidak memeriksakan diri ke tenaga kesehatan. Kondisi ruam popok paling tinggi terjadi pada bayi usia 9-12 bulan," jelas Widyawati
Menurutnya, ruam popok berhenti saat anak berusia 2 tahun. Waktu di mana bayi mulai toilet training atau anak itu sudah kenal toilet untuk menjaga kebersihannya.
Menjaga Kesehatan Kulit Bayi Bagian dari PHBS
Menjaga kesehatan anak secara keseluruhan adalah hal yang penting dan harus dilakukan termasuk salah satunya kesehatan kulit. Widwayati mengatakan menjaga kesehatan kulit bayi adalah salah satu kebiasaan baik yang harus diajarkan dari kecil.
"Dengan begitu, bisa menjadi kebiasaan dan anak memiliki kesadaran yang tinggi untuk melakukan hal tersebut seumur hidupnya," tuturnya.
Kebiasaan tersebut termasuk Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di lingkungan rumah tangga yang bertujuan memberdayakan anggota rumah tangga untuk tahu, mau, mampu untuk menjalankan PHBS serta berperan aktif di tingkat masyarakat agar tercapai kehidupan yang sehat.
Reminder buat kita bersama, sesama orang tua, agar jangan abai menjaga kesehatan kulit bayi.
Pilihan Editor: 10 Cara Merawat Kulit Bayi Baru Lahir
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika