CANTIKA.COM, Jakarta - Kadang orang yang telah mengalami pengalaman traumatis dalam hidup mereka ragu-ragu untuk membuka hati dan berbagi ketakutan terdalam mereka. Hal ini terjadi terutama karena mereka pernah melakukan itu sebelumnya, tetapi dikhianati atau diabaikan. Yang terburuk adalah tidak mendapat respons apa pun terhadap perasaan mereka. Hal ini semakin membuat mereka menutup diri dan tidak pernah membicarakan trauma mereka lagi.
Berkaca dari kemungkinan tersebut, psikoterapis Emily H. Sanders membagikan beberapa hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat mendengar orang berbagi trauma mereka. Sebagai pendengar, kita bisa berkontribusi membantu mereka untuk sembuh.
“Pastikan juga untuk memeriksa secara internal bagaimana emosi Anda. Ketika perasaan kita yang besar terhadap rasa sakit orang lain berkobar, kita memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk meminimalkan, mengabaikan, atau memperbaiki rasa sakit mereka sebagai cara untuk meringankan ketidaknyamanan kita terhadap penderitaan mereka,” jelasnya dikutip dari Hindustan Times, pada Kamis, 20 April 2023.
Yang Boleh Dilakukan
1. Mendengarkan
Alih-alih membalas dengan cepat apa yang mereka bagikan, kita harus fokus mendengarkan apa yang mereka rasakan. Terkadang, lebih dari sebelumnya, seseorang yang mengalami trauma membutuhkan seseorang untuk mendengarkannya.
Baca juga: 5 Ciri Pendengar yang Baik
2. Jangan Mendesak
Kita tidak boleh membuat mereka terburu-buru saat berbicara. Alih-alih, izinkan mereka untuk berbagi dengan kecepatan mereka sendiri.
3. Berterimakasihlah
Kita juga harus mengungkapkan rasa terima kasih kita kepada mereka karena telah berbagi ketakutan terdalam dengan kita. Ini akan menciptakan ikatan yang dimaksudkan untuk waktu yang lama.
4. Validasi
Kita harus terus memvalidasi perasaan dan emosi mereka, dan cara mereka merasakannya.
5. Bertanya Bantuan
Alih-alih memikirkan cara yang tepat untuk membantu mereka, kita harus bertanya kepada mereka bagaimana kita dapat membantu mereka sembuh.
Yang Tidak Boleh Dilakukan
1. Memaksa Memaafkan
Kita tidak boleh mendesak mereka untuk memaafkan orang tersebut atau kejadian yang dialami, apalagi meminta mereka melanjutkan hidup. Setiap orang memiliki kecepatan dan alasan mereka sendiri untuk tetap di tempat mereka berada, secara emosional.
2. Menyalahkan Peristiwa atau Perasaan
Kita seharusnya tidak pernah menyalahkan mereka atas perasaan dan kejadian yang dialami. Sebaliknya, kita harus menemukan cara untuk membantu mereka sembuh.
3. Berempati pada Orang yang Menyakiti
Kita seharusnya tidak membuat mereka berempati dengan orang yang menyakiti mereka dan memaafkan mereka.
4. Memaksa Bersikap Optimis
Kita tidak boleh memaksa mereka segera bersikap optimis. Setiap orang memiliki proses dan kecepatan penyembuhan masing-masing.
Pilihan Editor: 6 Cara Meningkatkan Empati di Kehidupan Sehari-hari
HINDUSTAN TIMES
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika