Cinta dari balik tembok Pondok Pesantren
Penulis novel Hati Suhita, Khilma Anis mengatakan barangkali ia termasuk penulis yang paling beruntung di dunia; lahir dan besar di Pesantren, menulis tentang kehidupan Pesantren dan wanita Jawa yang sederhana, tapi karya saya itu dialihvisualkan dengan begitu 'megah' oleh Starvision.
"Saya termasuk penulis yang paling beruntung di dunia; Starvision benar-benar memberikan semua yang terbaik untuk karya saya. Saya dipilihkan seorang sutradara, Mas Archie Hekagery yang penuh integritas sekaligus selalu mengakomodir keinginan saya sebagai penulis. Saya dipilihkan penulis skenario Mas Alim Sudio, yang betul-betul memahami novel saya dengan sangat dalam. Sehingga semua karakter tokohnya jadi lebih kuat dan jalan ceritanya jadi lebih menggetarkan. Saya dipilihkan para pemain yang sesuai keinginan pembaca.
Ia menambahkan jika di seluruh momen selalu dilibatkan. Ajaran Jawa dan idiologi kepesantrenan di novel saya tidak ada yang dihapus tapi justru diolah dengan sangat apik sekaligus epik. Rasanya puas sekali, bahkan lebih indah dari kisah aslinya. Dan saya yakin perasaan pembaca juga akan sama seperti yang saya rasakan.
Saya tahu, membuat film yang mengangkat karakter perempuan Jawa dengan suasana yang modern dan menyenangkan, tentu tidak mudah. Bagi saya pribadi, selama ini film-film tentang wanita Jawa identik dengan suasana klasik. Film-film dengan suasana Pesantren, identik dengan suasana sakral dan kaku.
Halaman