CANTIKA.COM, Jakarta - Tiroid adalah kelenjar kecil yang terletak di bagian depan dan bawah leher dengan bentuk menyerupai kupu-kupu. Fungsi tiroid adalah untuk mengatur banyaknya sel, jaringan, organ, dalam tubuh kita. Hormon tiroid yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid mempengaruhi hampir setiap sel dalam tubuh. Hormon ini mengatur metabolisme tubuh dan membantu mengontrol suhu pada tubuh.
Namun, apakah kalian mengetahui bahwa ada satu kondisi, di mana kelenjar tiroid tidak mampu memproduksi cukup hormon tiroid, yang dinamakan Hipotiroidisme.
Baca Juga:
Berdasarkan data pada tahun 2022, ditemukan bahwa prevalensi hipotiroid mencapai 12,4 juta orang dengan tingkat penanganan yang masih sangat rendah yaitu 1,9 persen.
Oleh karena itu, Mercks Indonesia membuat program bernama Raise Thyroid Indonesia untuk terus meningkatkan awareness masyarakat akan pentingnya sadari sedari dini gejala-gejala yang timbul. Tiroid juga menyumbang kematian yang cukup besar untuk kasus non-communicable disease atau penyakit tidak menular. Oleh karena itu, penting sekali untuk melakukan skrining kesehatan bukan?
Siapa saja yang rentan terkena Tiroid?
Menurut paparan materi dari Dokter Agustina Puspitasari selaku Ketua Bidang Kajian Penanggulangan Penyakit Tidak Menular PB IDI, ia menyampaikan beberapa macam kategori yang rentan terkena tiroid, siapa saja?
1. Berjenis kelamin wanita.
2. Berusia diatas 60 tahun.
3. Memiliki keluarga dengan riwayat penyakit tiroid.
4. Memiliki riwayat menderita penyakit kronis, seperti diabetes atau penyakit autoimun.
5. Pernah menjalani pengobatan dengan iodium radioaktif.
6. Pernah menjalani operasi tiroid.
7. Pernah menjalani radioterapi pada dada.
Selain itu, hipotiroid juga dapat mempengaruhi ibu hamil dan menganggu kesuburan, karena sifatnya yang hormonal. "Hipotiroid kan hormonal, jadi akan berpengaruh ke hormon, termasuk kesuburan," jelasnya.
Dalam beberapa kasus, ada beberapa gangguan fungsi yang dapat ditimbulkan dari hipotiroid. Seperti, cacat lahir, ketidaksuburan, masalah hati, dan myxedema. Sedangkan untuk, hipertiroid adalah pelebaran jantung, arrhythmia, serangan jantung, arrhytmia, osteoporosis, dan hipertensi.
Bagaimana cara mendeteksi Tiroid?
Pertama-tama akan dilakukan pemeriksaan dasar yang berupa riwayat sakit pasien
1. Pemeriksaan fisik
2. Palpasi kelenjar tiroid
3. Pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan darah berupa:
TSH & Hormon Tiroid (fT3 & fT4)
Setelah dilakukan pemeriksaan dasar ini, pasien akan menjalani pemeriksaan lanjutan atau tambahan berupa:
1. Ultrasound
2. Antibodi
3. Aspirasi biopsi jarum halus
4. Skaning Nuklear ( Scintigraphi)
Pilihan Editor: EVLA dan RFA Bisa Jadi Pilihan Tangani Varises dan Tiroid
WIDYA FITRIANINGSIH
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika