CANTIKA.COM, Jakarta - Beragam festival diadakan setiap tahun untuk semakin memperkenalkan keunikan budaya dan keindahan alam setiap daerah di Tanah Air. Salah satunya adalah Festival Lestari 5 yang diselenggarakan di Sigi, Sulawesi Tengah. Dulunya, festival ini bernama Festival Kabupaten Lestari atau FKL, dan tahun ini merupakan kali kelima festival diselenggarakan. Lokasi penyelenggaraan Festival Lestari berbeda setiap tahunnya, yaitu perdana di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan; kemudian di Kabupaten Siak, Riau; tahun 2020 Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat; dan 2021 di Kabupaten Gorontalo & Bone Bolango, Gorontalo.
Sesuai dengan semangatnya sebagai wadah promosi dan perayaan gotong royong multipihak untuk pembangunan lestari di kabupaten anggota Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL), tema tahun ini adalah ‘Tumbuh Lebih Baik’. Tema ini merupakan sebuah harapan bagi provinsi Sulawesi Tengah untuk dapat bangkit ke arah yang lebih kuat dan lestari setelah bencana gempa besar, likuifaksi, dan pandemi Covid-19 yang berdampak besar pada ekonomi masyarakat.
"Saya sebagai Pemerintah Daerah harus bisa bangkit bergerak dan bisa tumbuh lagi untuk sesuatu yang normal. Di satu sisi, ekonomi masyarakat terpuruk paska-gempa, Covid-19, akhirnya kami pelan-pelan bisa baik, bisa bangkit lagi," tutur Bupati Sigi, Mohamad Irwan Lapatta, dalam konferensi pers Festival Lestari di Restoran Kaum, Jakarta Pusat, pada Kamis, 8 Juni 2023.
Bupati Sigi, Mohamad Irwan Lapatta, ditemui di konferensi pers Festival Lestari di Restoran Kaum, Jakarta Pusat, pada Kamis, 8 Juni 2023. Foto: CANTIKA/Silvy Riana Putri
Pemerintah Kabupaten Sigi sadar betul bahwa untuk dapat mencapai semua target ini, pemerintah daerah tidak bisa berjalan sendirian. Maka, Festival Lestari 5 diselenggarakan sebagai upaya kolaborasi multipihak dalam rangka membangun pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Sigi dan Provinsi Sulawesi Tengah.
Menurut Irwan, selain untuk mengenal lebih dalam potensi alam, budaya dan masyarakat Sulawesi Tengah, khususnya Sigi, festival ini bisa menjadi ajang tukar belajar inovasi pembangunan dan bisnis berbasis alam antara kabupaten anggota LTKL dan para jejaring mitra yang sejalan dengan prinsip pembangunan hijau. Dengan begitu, dapat membuka peluang terciptanya investasi lestari yang mengedepankan aspek perlindungan ekosistem dan pemberdayaan masyarakat.
Agenda Kegiatan Festival Lestari 5
Mitra dan undangan yang hadir dalam Festival Lestari akan berkesempatan untuk berkenalan dengan kearifan lokal, kekayaan alam, komoditas, pariwisata hinga budaya dan kuliner dalam program Telusur Lestari. Program ini dibagi menjadi lima tujuan.
Pertama, Telusur Rasa Lestari (Sustainable Culinary Journey) untuk menggali kembali cerita dan sejarah menu lokal di Kabupaten Sigi. Dengan menggandeng mitra dari Kaum Restaurant, Cork & Screw Restaurant, Nasi Peda Pelangi, Masak TV, Parti Gastronomi, dan Kang Duren.
Pesona Danau Lindu di Kabupaten Sigi. Foto: Dok. Festival Lestari
Kedua, Telusur Wisata & Budaya Lestari untuk melihat potensi yang bisa dikembangkan di kawasan Danau Lindu, yang terkenal dengan laboratorium Lore Lindu.
Ketiga, Telusur Alam Lestari untuk mengunjungi Hutan Ranjuri, salah satu hutan purba yang ada di Sulawesi Tengah dengan lokasi yang tak jauh dari kota. Kami sedang mengembangkan program Adopsi Pohon untuk Hutan Ranjuri berkolaborasi dengan Jejak.in dan Gojek Indonesia.
Keempat, Petualang Lestari lewat olahraga paralayang di lokasi Paralayang Wayu yang merupakan salah satu titik terbaik untuk olahraga paralayang di Indonesia dan ASEAN. Sambil menunggu, peserta akan disajikan kopi Sigi dan durian lezat dari Desa Dombu.
Produk UMKM Kabupaten Sigi. Foto: Dok. Festival Lestari
Kelima, Telusur Komoditas Lestari, mengunjungi lokasi produksi dari komoditas-komoditas yang diangkat, seperti kakao di Desa Omu, bambu di Desa Salua, dan sereh wangi, vanili, dan pengembangan palmarosa di Desa Pulu.
Pembangunan Lestari
Irwan mengatakan, sejak tahun 2020 Kabupaten Sigi sudah mulai bereksperimen dengan berbagai cara inovatif termasuk hilirisasi basis alam yang dikembangkan secara kolaboratif bersama mitra dan orang muda daerah sebagai penggerak utama.
Tujuan pembangunan lestari ini bukan tanpa sebab, Provinsi Sulawesi Tengah memiliki Cagar Biosfer Lore Lindu, salah satu dari 19 cagar biosfer di Indonesia. Luas cagar ini mencapai 1,6 juta hektar. Peran dan fungsi cagar ini sangat strategis, sehingga membutuhkan model pembangunan berkelanjutan.
Oleh karena itu, Festival Lestari juga menghadirkan Forum Bisnis dan Investasi Inovasi Berbasis Alam untuk membuka peluang kerja sama, dan kolaborasi multipihak untuk mendukung implementasi pembangunan lestari di Indonesia.
Forum tersebut akan menjadi forum bisnis dan investasi pertama di Indonesia yang mengangkat inovasi dan solusi berbasis alam sebagai jawaban atas permasalahan krisis iklim dan praktik bisnis. Pendekatan ini sangat relevan dalam menghadapi isu-isu lingkungan yang mendesak saat ini.
Konferensi pers Festival Lestari 5 di Restoran Kaum, Jakarta Pusat, pada Kamis, 8 Juni 2023. Foto: Dok. Festival Lestari
Di kesempatan yang sama, Kepala Sekretariat LTKL, Gita Syahrani mengatakan, “Forum Bisnis dan Investasi untuk Inovasi Basis Alam ini digelar untuk mewujudkan pembangunan lestari, sebab dalam upayanya membutuhkan dukungan banyak pihak dari sisi teknis, investasi, transaksi dan pendanaan.”
Dalam forum ini ada lima fokus prioritas yang akan dikembangkan, yaitu pengembangan ekonomi berbasis multi usaha kehutanan. Lalu, peningkatan produktivitas komoditas perkebunan ekonomi berbasis dan agroforestri dengan praktek berkelanjutan. Yang ketiga, pengembangan industri hilirisasi berbasis alam menjadi produk bernilai tambah. Kemudian, jasa ekosistem. Kelima, ekowisata.
So, save the date, Festival Lestari 5 bakal dihelat di Sigi, Sulawesi Tengah, pada 23 hingga 25 Juni 2023.
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika