CANTIKA.COM, Jakarta - Menurut Puteri Indonesia 2022, Laksmi DeNeefe, pendidikan bisa menjadi salah satu solusi di dalam masyarakat untuk melawan perubahan iklim atau krisis iklim.
"Untuk saya, pendidikan adalah salah satu solusi untuk melawan perubahan iklim, salah satu solusi yang paling penting. Dan juga education is sustainability, sustainability is education," kata Laksmi saat menghadiri jumpa pers Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) di Jakarta, Rabu 21 Juni 2023.
Selama menjabat sebagai Puteri Indonesia 2022, dia diketahui lebih banyak berfokus pada isu pendidikan. Dan, hal itu pun berlanjut meski dia tak lagi menjabat sebagai Puteri Indonesia.
"Jadi itu (pendidikan) sebenarnya langkah pertama saya untuk berkontribusi sebagai anak muda to fight climate change," tuturnya.
Laksmi pun mengungkapkan komitmennya untuk fokus pada isu keberlanjutan lingkungan dan menerapkannya dalam setiap aktivitas yang dilakukan mulai dari ranah mode atau fashion hingga bisnis.
"Apa pun yang saya lakukan itu harus bergerak ke arah sustainablity karena itu adalah masa depan. Kalau kita nggak dari sekarang mengikuti sustainability atau mengimplementasikan sustainability, kita akan terbelakang," ucapnya.
Kurikulum Tentang Perubahan Iklim
Laksmi mengakui dirinya merasa beruntung karena pernah mengenyam sekolah menengah pertama berbasis internasional yang menerapkan kurikulum yang memuat isu perubahan iklim.
Menurut dia, kurikulum tentang perubahan iklim sangat penting untuk diterapkan di sekolah-sekolah mengingat banyak orang muda yang saat ini cemas terhadap masa depan mereka.
"Makanya, saya benar-benar percaya bahwa education is sustainability and sustainability is education. Bagaimana kita benar-benar bisa secara bersama menuju net zero and sustainable future adalah dimulai dari sekarang dari pendidikan," kata Laksmi.
Sebagai orang yang tumbuh di Bali, Laksmi sejak lama sudah menaruh perhatian pada isu lingkungan mengingat masyarakat daerahnya hidup dengan mengedepankan filosofi keseimbangan hubungan spiritual, lingkungan, dan sesama manusia.
Kebiasaan Memilah Sampah Sedari Dini
Selain tumbuh di Bali, Laksmi juga tinggal di Australia sejak usia 16 tahun. Sejak usia tersebut, dia sudah terbiasa menerapkan konsep pemilahan sampah dalam kehidupan sehari-hari, apalagi Australia memang menerapkan aturan yang ketat terkait sampah.
Laksmi menilai masyarakat di Indonesia masih sulit untuk menerapkan pemilahan dan pengolahan sampah dengan metode yang sebetulnya sudah dikenal luas yaitu reduce (mengurangi), reuse (menggunakan ulang), dan recycle (mendaur ulang).
"Ada alasan kenapa itu dari dulu sampai sekarang kita masih gunakan karena memang kita benar-benar perlu mengimplementasikan itu sesuai urutan. Reduce, reuse, dan recycle," ujar dia.
Mengingat pentingnya atas keberlanjutan lingkungan hidup, Laksmi pun mengajak orang muda untuk menerapkan gaya hidup keberlanjutan sebab hal itu tidak saja berdampak pada diri sendiri melainkan juga lebih luas.
"Menurut saya, untuk anak muda, marilah kita mencari opportunity dari menjadi sustainable. Maksud saya, kita lihat, kita secara intellectually dan intelligently melihat bagaimana menjadi sustainable itu berdampak baik bukan cuma untuk kehidupan kita," ungkap Laksmi Deneefe.
Pilihan Editor: Tekad Puteri Indonesia 2022 Laksmi Deneefe di Miss Universe 2022
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika