Cara Mengatasi Social Burnout
1. Tetapkan Batasan yang Masuk Akal
Cara terbaik mengatasi social burnout adalah dengan secara aktif membatasi kemungkinan terjadinya. Tetapkan batasan sosial yang masuk akal bagi kamu.
Selain keterlibatan sosial yang menghibur untuk kamu, pikirkan tentang apa lagi yang harus kamu tangani selama minggu ini, seperti di tempat kerja dan pekerjaan rumah, serta pertimbangkan jadwal total kamu saat membuat keputusan.
Kamu juga sebaiknya mempertimbangkan ke mana akan pergi, dengan siapa kamu akan bersama, dan berapa banyak energi dan upaya yang diperlukan untuk masing-masingnya.
Rencanakan minggu kamu dan putuskan apa yang mungkin dilakukan untuk memastikan interaksi tersebut menyehatkan tanpa menguras tenaga.
“Benar-benar realistis dengan apa yang kamu perlukan untuk berinteraksi dan terbuka untuk menyesuaikan diri,” kata Dr. Karakcheeva. Ingatlah, memiliki batasan dalam bersosialisasi juga bagian dari perlindungan diri.
2. Ubah Cara dan Waktu Bersosialisasi
Menyesuaikan durasi, format, dan waktu bersosialisasi dapat membantu menjadikannya lebih mudah dikelola. Menurut terapis hubungan, Melissa Divaris Thompson, upaya tersebut dapat mencegah kelelahan sosial.
Misalnya, alih-alih merasa tertekan untuk bertahan sepanjang pesta, mampir dan menikmati makanan penutup atau minuman dan tidak harus berkomitmen sepanjang malam adalah cara lain untuk mendapatkan kembali energi Anda.
Anda juga dapat mencoba menyesuaikan rencana yang ada untuk membuatnya lebih layak juga. Misalnya, jika Anda mengadakan makan malam sambil berdiri dengan teman setiap Jumat malam, tetapi merasa perlu waktu untuk pulih dari minggu kerja yang sibuk, coba jadwalkan ulang untuk hari Sabtu, atau lewati minggu itu.
Mungkin kencan kopi secara langsung terlalu lama satu minggu, jadi Anda dapat menyarankan FaceTime atau panggilan telepon untuk mengobrol dengan teman.
Menetapkan batasan dan mengekspresikan diri kita adalah proses yang terus berkembang yang semakin mudah dengan latihan, jadi teruslah mencoba meskipun terasa sulit.
3. Komunikasikan Kebutuhan dengan Jelas dan Jujur
Jika kamu merasakan kelelahan sosial, beri tahu lingkaran pertemanan kamu bahwa kamu perlu istirahat. Untuk menahan arus undangan, komunikasikan dengan baik dan jujur tentang apa yang mungkin kamu lakukan saat ini.
"Dalam komunikasi kamu dengan orang-orang ketika mereka mengajak kamu bertemu atau ingin kamu menghadiri suatu acara, kamu dapat mengatakan: 'Saya sangat lelah akhir-akhir ini, jadi saat ini saya memfokuskan energi saya untuk melakukan perawatan diri,' '" saran Dr. Karakcheeva.
Kamu juga dapat menetapkan batas waktu kapan kamu siap untuk hangout lagi, tetapi jangan merasa tertekan untuk melakukannya terlalu dini.
Menurut Dr. Karakcheyeva dan Divaris Thompson, setelah Anda lelah secara sosial, solusi sebenarnya adalah memperlambat.
Ketika kamu melihat tanda social burnout dan kamu telah mencapai titik kelelahan sosial, kedua ahli mengatakan inilah saatnya untuk menekan tombol jeda secara besar-besaran. Atur ulang kalender dan jadwal kamu untuk memasukkan beberapa me time, dan sertakan aktivitas yang menenangkan dan menyegarkan.
Pastikan kamu mendapatkan kualitas tidur yang cukup, minum air putih, menghabiskan waktu di luar, bergerak dengan cara yang kamu sukai, dan meluangkan waktu untuk aktivitas yang akan meredakan stres dan menambah kesenangan dalam hidup kamu.
Seperti banyak hal dalam hidup, moderasi adalah kuncinya agar tercipta keseimbangan antara waktu untuk diri sendiri dan bersosialisasi. Dan jika kamu mendapati diri merasakan social burnout, jangan takut untuk mundur sementara, (dengan sopan) tolak beberapa undangan, dan gandakan rutinitas perawatan diri.
Pilihan Editor: Parental Burnout, Masalah yang Suka Tidak Disadari Orang Tua
WELL+GOOD
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika
Halaman