Benarkah Kebiasaan Selingkuh Sulit Dihentikan, Simak 9 Alasannya Berikut Ini

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi selingkuh. Shutterstock

Ilustrasi selingkuh. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, JakartaSelingkuh dapat menjadi salah satu tindakan yang sangat merugikan dalam sebuah hubungan. Hal tersebut menghancurkan kepercayaan dan untuk membangun kembali kepercayaan seringkali sangat sulit. Meskipun semua orang tahu akan hal ini, masih ada orang yang tetap berselingkuh.

Beberapa orang mungkin tidak terlalu memperhatikan hal tersebut. Mereka hanya memenuhi kebutuhan pribadi tanpa memperhatikan kebutuhan pasangan mereka. Namun, sebagian besar orang tidak ingin merusak kepercayaan dan menciptakan kekacauan dalam hubungan mereka.

Lalu, mengapa orang masih berselingkuh? Berikut adalah sembilan alasan mengapa beberapa orang tidak bisa berhenti berselingkuh:

1. Impulsif

Banyak orang bersifat impulsif dalam berbagai aspek kehidupan mereka. Impulsivitas umumnya terjadi terutama dalam hal seks ketika seseorang dalam keadaan mabuk atau menggunakan zat-zat yang mengubah pikiran lainnya. Mereka tidak memikirkan konsekuensi dari tindakan mereka karena terdapat peluang yang tersedia, sehingga mereka bertindak begitu saja.

Kadang-kadang perilaku impulsif ini merupakan gejala dari masalah yang lebih dalam. Sebagai contoh, beberapa gangguan mental memiliki impulsivitas sebagai salah satu gejalanya. Dalam kasus seperti itu, perilaku impulsif biasanya tampak di berbagai aspek kehidupan.

2. Menghindari konflik

Beberapa orang merasa sangat sulit menghadapi konflik. Mereka akan melakukan apa saja untuk menghindari percakapan yang mereka tahu akan menyebabkan ketidaksetujuan dan kemarahan dari pasangan mereka. Orang-orang ini sering kali berselingkuh, bahkan dalam hubungan poliamori atau non-monogami.

Jika mereka yakin bahwa pasangan mereka tidak akan menerima pilihan mereka atau jika mereka tahu bahwa mereka akan melanggar perjanjian yang ada, mereka akan melakukannya tanpa memikirkan konsekuensinya. Mereka mengikuti prinsip "lebih mudah meminta maaf daripada meminta izin". Namun, kenyataannya adalah bahwa meminta maaf jauh lebih sulit daripada meminta izin.

3. Cara untuk keluar dari hubungan

Banyak orang merasa sulit untuk mengakhiri sebuah hubungan dan akhirnya mereka menggunakan perselingkuhan sebagai alasan untuk keluar dari hubungan tersebut. Beberapa orang sulit untuk menerima bahwa mereka benar-benar ingin mengakhiri hubungan sampai mereka terlibat dalam perselingkuhan. Mira Kirshenbaum menyebutnya sebagai "kegiatan ejektor". Mereka berharap pasangan mereka menemukan mereka berselingkuh dan mengusir mereka, atau mereka berharap perselingkuhan akan memberi mereka keberanian untuk pergi.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."