CANTIKA.COM, Jakarta - Gangguan kesehatan mental bisa menyerang siapa saja.
Namun, dalam beberapa kasus perempuan justru lebih potensial mengalami masalah kesehatan mental dibanding laki-laki.
Merangkum dari laman resmi Universitas Gadjah Mada (UGM), hasil survei Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) menunjukkan satu dari tiga remaja di Indonesia usia 10-17 tahun memiliki kesehatan mental.
Remaja yang dimaksud adalah remaja yang terdiagnosis dengan gangguan mental sesuai dengan panduan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Edisi Kelima (DSM-5), sebagai panduan penegakan diagnosis gangguan mental di Indonesia.
“Remaja yang mengalami gangguan atau kesulitan dalam melakukan kesehariannya, disebabkan oleh gejala gangguan mental yang ia miliki,” kata Prof. dr. Siswanto Agus Wilopo, SU, M.Sc., Sc.D., Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM yang juga merupakan peneliti utama I-NAMHS.
Lantas, apa penyebab perempuan lebih berpotensi terkena gangguan kesehatan mental dibanding laki-laki?
Pakar psikologi Universitas Airlangga (Unair), Ike Herdiana menjelaskan, perempuan kerap menghadapi banyak faktor terkait pemicu masalah kesehatan mental, seperti dilansir dari Tempo.co.
Sebagai contoh, di dalam ranah domestik lebih banyak perempuan yang berperan untuk mengasuh anak dibanding laki-laki.
“Selalu membebankan pengasuhan anak pada perempuan saja. Padahal mengasuh itu sangat berat yang seharusnya dilakukan secara seimbang oleh ibu dan ayah," kata Ike.
"Ini penting, tidak hanya terkait kesetaraan peran, tapi juga tumbuh kembang anak,” tambahnya.
Akibatnya, perempuan memiliki tanggung jawab berlebih yang memicu kecemasan dan depresi.
Selain itu, fakta lain jika perempuan cenderung hidup dalam kemiskinan dibanding laki-laki juga berdampak pada rasa tidak aman dan terisolasi.
Lebih lanjut, kenyataan adanya kekerasan hingga pelecehan seksual hampir selalu menimpa perempuan dan anak-anak.
Hal itu berdampak pada pengalaman traumatis, yang berujung Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD).
PTSD sendiri adalah kondisi masalah mental yang terjadi karena seseorang mengalami kejadian traumatis, seperti kecelakaan, pelecehan seksual, kekerasan fisik, dan lain sebagainya
Selain itu, perempuan juga berpotensi mengalami dampak mental jangka panjang, karena lingkungan yang diskriminatif, sehingga memicu gangguan kesehatan mental.
Perempuan Lebih Bisa Mengendalikan Stres Dibanding Laki-laki
Ketua Program Studi Pendidikan Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa FKKMK UGM, Ronny Tri Eirasto menjelaskan, perempuan sebetulnya lebih mampu mengendalikan stres dibanding laki-laki.
“Harusnya wanita lebih tahan stres dibanding laki-laki karena laki-laki hormonnya mudah labil sehingga emosinya naik turun," jelas Ronny.
Ia juga memaparkan sisi lain perempuan yang memiliki potensi stabil secara emosinal, tetapi di dalam banyak kasus justru malah lebih emosional.
"Menariknya wanita yang semestinya stabil secara emosional justru menjadi lebih emosional,” tambahnya.
Lima Fakta Kesehatan Mental Terhadap Perempuan
Mengutip dari Mental Health Foundation, ini dia lima fakta mengenai kesehatan mental terhadap perempuan, ada apa saja?
- Perempuan muda lebih mungkin mengalami kondisi yang berhubungan dengan kecemasan daripada kelompok lain mana pun
- Perempuan tiga kali lebih mungkin mengalami masalah kesehatan mental yang umum dibanding laki-laki
- Tingkat melukai diri sendiri di kalangan perempuan muda terus melonjak, hingga meningkat tiga kali lipat sejak tahun 1993
- Perempuan muda tiga kali lebih mudah mengalami gangguan stres pascatrauma daripada laki-laki
- Perempuan tiga kali lebih mungkin mengalami gangguan makan dari laki-laki
Itu dia alasan mengapa perempuan lebih rentan mengalami gangguan kesehatan mental dibanding laki-laki, serta fakta kesehatan mental terhadap perempuan, semoga menginspirasi ya!