Ahli Imbau Tutup Ventilasi Rumah untuk Kurangi Dampak Polusi Udara

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Monas terlihat samar akibat polusi udara di Jakarta, 11 Agustus 2023. TEMPO/ Hilman Fathurrahman W

Monas terlihat samar akibat polusi udara di Jakarta, 11 Agustus 2023. TEMPO/ Hilman Fathurrahman W

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Polusi udara Jakarta semakin memburuk sejak beberapa waktu lalu. Para pakar kesehatan pun tak henti-hentinya untuk membagikan kiat mengurangi dampak polusi udara kepada masyarakat termasuk menutup ventilasi-ventilasi rumah. Hal itu diungkapkan oleh Guru Besar Bidang Pulmonologi dan Respirasi Universitas Indonesia Prof Dr dr Agus Dwi Susanto. Langkah tersebut agar polutan tak masuk ke ruangan, sehingga dampaknya bagi kesehatan bisa diminimalisasi.

Dia, merujuk riset yang dilakukan di Jakarta beberapa waktu lalu, mengatakan bahwa sebagian polutan luar ruang dapat masuk ke dalam ruangan termasuk ketika particulate matter (PM) 2.5-- yang menjadi indikator dalam polusi udara di luar ruangan--tinggi.

"Ketika PM 2.5 tinggi di luar ruangan tinggi maka di dalam ruangan juga tinggi. Maka salah satu edukasi ketika polusi udara sedang tinggi adalah menutup ventilasi, supaya tidak masuk ke dalam ruangan," imbuhnya dalam webinar "Tinjauan guru besar FKUI : Dampak polusi udara pada kesehatan", Kamis, 24 Agustus 2023.

Polusi udara merupakan akumulasi dari bahan-bahan berbahaya yang ada di udara yang melebihi nilai ambang normal. Kondisi ini bisa terjadi di luar ruangan dan dalam ruangan.

Menurut studi, sumber polusi di dalam ruangan paling banyak berasal dari asap rokok, kemudian alat-alat elektronik dan bahkan berasal dari luar ruangan.

Efektifkah Air Purifier saat Kualitas Udara Buruk?

Terkait upaya yang bisa dilakukan guna memperbaiki kualitas udara di dalam ruangan, salah satunya menggunakan air purifier atau pemurni udara. Dalam webinar yang sama, Guru Besar bidang ilmu kedokteran okupasi Universitas Indonesia Prof dr Muchtaruddin Mansyur mengatakan alat pemurni atau pembersih udara dirancang untuk memperbaiki kualitas udara di dalam ruangan, namun memiliki kapasitas tertentu.

"Ketika penggunaannya masih dalam kapasitasnya akan bermanfaat. Tetapi kalau sudah di luar kapasitas jangkauan berdasarkan volume, maka itu tidak akan dapat diharapkan," ujarnya.

Muchtaruddin mengatakan, merujuk data yakni apabila kualitas udara sudah demikian buruk, maka pemurni udara sudah tidak dapat berfungsi baik.

"Bahkan sekitar 10 persen atau kurang untuk memperbaiki kualitas udara. Jadi air purifier untuk kualitas udara ruangan yang tidak terlalu buruk," pungkasnya.

Pilihan Editor: Polusi Udara Kian Meresahkan, Ini 10 Risiko Kesehatan Akibat Sering Terpapar

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."