CANTIKA.COM, Jakarta - Pernahkah Anda kedinginan, namun tubuh mengeluarkan banyak keringat? Mungkin terasa aneh dan meresahkan, namun ternyata fenomena yang dikenal dengan sebutan keringat dingin ini sebenarnya cukup umum terjadi. Keringat dingin biasanya tidak berhubungan dengan suhu eksternal atau tingkat aktivitas, menurut Shoshana Ungerleider, dokter penyakit dalam bersertifikat dan pendiri End Well Foundation.
Menurut Dr. Ungerleider, keringat dingin dipicu oleh respons tubuh terhadap stres, ketakutan, rasa sakit, atau bentuk tekanan fisik atau emosional lainnya. Perlu juga dicatat bahwa siapa pun dan semua orang dapat mengalami keringat dingin.
“Ini adalah respons fisiologis universal, artinya orang-orang dari segala usia, jenis kelamin, dan latar belakang kesehatan dapat mengalaminya karena ini adalah reaksi alami tubuh terhadap rangsangan tertentu, seperti rasa sakit atau stres,” jelasnya.
“Keringat dingin mungkin membuat kulit terasa lembap, dingin, dan lengket, dan dari segi penampilan, kulit mungkin tampak pucat dan lembap, dengan tetesan keringat terlihat, terutama di dahi, telapak tangan, atau ketiak,” ujar Dr. Ungerleider, dikutip dari PopSugar, Minggu, 24 September 2023.
Dari segi gejala, keringat dingin juga sering kali disertai pusing, mual, detak jantung cepat, atau sakit kepala ringan, tergantung penyebab yang mendasarinya.
Keringat dingin bisa menjadi gejala yang membingungkan dan mengkhawatirkan, namun tidak selalu menimbulkan kekhawatiran. Durasi, waktu, dan gejala yang menyertainya dapat memberi tahu Anda banyak hal tentang penyebab keringat dingin dan kapan harus ke dokter.
Penyebab Keringat Dingin
1. Kecemasan
Kecemasan dapat memicu respons melawan atau lari, melepaskan adrenalin dan menyebabkan gejala seperti keringat dingin, kata Dr. Ungerleider. Jadi, jika Anda mengalami ketakutan atau kesusahan tanpa adanya bahaya nyata, seperti sebelum wawancara atau ujian penting, keringat dingin Anda mungkin disebabkan oleh kecemasan, jelasnya.
Teknik relaksasi seperti yoga, olahraga, penjurnalan, dan meditasi dapat meredakan kecemasan, namun terapi dan pengobatan juga dapat digunakan untuk mengatasi gejalanya, kata Dr. Ungerleider.
Jika kecemasan Anda memengaruhi aktivitas sehari-hari atau Anda sering mengalami serangan panik, kunjungi dokter Anda.
2. Gula darah rendah
Gula darah rendah, juga dikenal sebagai hipoglikemia, mengacu pada rendahnya tingkat glukosa dalam aliran darah, kata Dr. Ungerleider. Ketika gula darah turun, tubuh melepaskan adrenalin, menyebabkan gejala seperti keringat dingin, gemetar, dan kecemasan.
Hipoglikemia jarang terjadi pada orang tanpa diabetes, namun mengonsumsi sumber gula dalam jumlah cepat, diikuti dengan karbohidrat kompleks seperti quinoa, kentang, oatmeal, dan roti gandum, seringkali membantu, jelas Dr. Ungerleider.
Perlu diingat bahwa penyebab hipoglikemia perlu diatasi, jadi jika episode yang Anda alami menjadi sering atau jika Anda kehilangan kesadaran, inilah saatnya menemui dokter secepatnya.
3. Menstruasi
Tepat sebelum menstruasi, terjadi penurunan kadar estrogen, yang dapat memicu keringat dingin, kata Dr. Purdie.
“Keringat ini biasanya akan berlangsung selama beberapa hari dan kemudian hilang seiring dengan peningkatan kadar hormon lagi untuk siklus reproduksi berikutnya,” jelasnya.
Tidak ada penanganan khusus untuk kondisi, tetapi jika ketidaknyamanan Anda mengganggu atau parah, bicarakan dengan dokter Anda.
Baca juga: Kenali Penyebab Hiperhidrosis, Telapak Tangan Mudah Berkeringat
Halaman
Halaman