Sementara itu, Rai Rahman Indra, penulis buku mengungkapkan bahwa proses penulisan buku ini telah dimulai sejak tahun lalu ketika Batik Durian Lubuklinggau ikut serta untuk kali kedua dalam panggung mode di Milan, bersama desainer Jenny Yohana Kansil, lewat labelnya JYK.
“Sebuah perjalanan yang membuka mata. Dari mulai mengunjungi sentra pengrajin batik di Lubuklinggau, melihat proses pembuatan batik yang unik, hingga bagaimana daerah yang bisa dibilang tidak punya batik sebelumnya tapi kemudian melahirkan motif batik yang mencolok dan tak kalah menariknya dibanding batik-batik yang sudah lebih dulu ada di Indonesia,” ujarnya.
Terdiri dari 13 bab, buku ini diharapkan tidak hanya membuat pembaca mengenal lebih dalam tentang batik durian Lubuklinggau tapi juga turut bangga akan kekayaan batik nusantara, dan cerita-cerita di baliknya.
Menurutnya, literasi batik di Indonesia masih sangat minim sekali sementara UNESCO telah menetapkan bahwa batik termasuk dalam warisan budaya tak benda dari 2009. Sehingga, ia berharap buku Batik Durian Lubuklinggau ini juga bisa menjadi buku yang membuka mata dan mendorong lahirnya buku-buku batik dari daerah lain di Indonesia.
Sementara, Candra Gautama, editor senior dari penerbit KPG dalam peluncuran buku mengatakan bahwa dalam konteks memaknai buku ini, ia menganggap Rina Prana sebagai seorang local genius. Apa local genius itu? Adalah proses adaptasi seseorang ketika budaya-budaya lain masuk, sehingga muncul akulturasi. Local genius bisa berupa masyarakat, bisa individu.
“Rina saya anggap sebagai local genius. Kenapa? Karena ia mencintai wastra. Kecintaan itu dipadukan pada pengetahuannya terhadap ekologi dimana ia berada, dalam hal ini adalah durian. Persis di situ, bagaimana ia memadukan unsur yang ada di sekitar yang ia pahami dan dipadu dengan ekologi yang ada di daerahnya sehingga muncul kreasi yang disebut batik durian,” ujarnya.
Buku “Batik Durian Lubuklinggau: Memperkaya Khasanah Batik Nusantara” diterbitkan Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) dengan turut didukung Pemerintah Kota Lubuklinggau, Sentra Batik Madani dan juga Hotel Dewinda. Buku ini diluncurkan pada Minggu, 15 Oktober 2023, di Gramedia Matraman, Jakarta.
Pilihan Editor: Batik Durian Lubuklinggau dan JYK Melenggang di Milan Fashion Show
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika
Halaman