CANTIKA.COM, Jakarta - Tak terasa akhir tahun sudah di depan mata. Beberapa di antara kita mungkin berencana menutup akhir tahun dengan liburan di dalam ataupun luar negeri. Dari sederet persiapan liburan, menyiapkan biaya liburan adalah langkah pertama dan utama. Lantas, apa saja biaya liburan yang perlu disiapkan? Menurut Imelda R.Tarigan, Konsultan Perencana Keuangan dan Manajemen OneShildt, wajib ada anggaran transportasi, makan hingga air putih dalam daftar biaya liburan.
"Ketika mau berlibur, hitung dulu biayanya. Mulai dari biaya transportasi. Kita lihat transportasi yang nyaman dan efisien selama di sana," katanya dalam dalam Kelas Finansial Jenius “Liburan Menyenangkan, Cash Flow Tetap Aman” melalui Zoom, Kamis, 2 November 2023.
"Hitung biaya makan dan hitung juga biaya untuk air putih. Ada banyak di negara air putih lebih mahal daripada susu. Air mineral dalam kemasan di banyak negara mahal, itu cukup menyita anggaran. Kita bisa riset di internet," tambahnya.
Selain itu, dia juga menyebutkan perlu ada anggaran outfit jika destinasi yang Anda tuju membutuhkan pakaian atau sepatu khusus.
"Misalnya tempat yang harus didatangi itu butuh sepatu yang sangat tebal supaya melindungi kaki, itu harus beli sepatu yang khusus. Beli baju atau tutup kepala, baju hangat," jelasnya.
Siapkan pula biaya penginapan yang sesuai selera masing-masing, bisa Airbnb, menyatu dengan alam atau hotel berbintang.
Dan, jangan lupa anggarkan untuk biaya darurat untuk mengantisipasi kejadian yang tak diinginkan.
"Alokasikan juga biaya darurat misalnya Anda kecopetan, paspor hilang, dompet hilang, handphone hilang. Jangan tempatkan semua uang dalam satu dompet. Ada yang ditaruh di tas pinggang untuk dana darurat, atau ada yang simpan di kaus kaki," ucapnya.
Imelda juga mengatakan pentingnya menyiapkan biaya untuk asuransi perjalanan dan menghitung inflasi jika bepergian ke luar negeri.
Liburan, Kebutuhan atau Keinginan?
Menurut Imelda, kebutuhan adalah hal-hal yang menunjang kita bisa produktif dalam mencapai tujuan hidup atau cita-cita. Yang dimaksud produktif adalah segala sesuatu pengeluaran yang menghasilkan pemasukan atau income.
"Misalnya pergi berlibur karena saya travel blogger, jadi saya punya konten bagus dan terbaru untuk dijual, itu berarti liburan adalah kebutuhan. Jika liburan tidak menghasilkan apa pun dari segi income, hanya untuk enjoy, maka liburan suatu keinginan," tukasnya.
Dalam pengeluaran apa pun tidak hanya liburan, jika itu menghasilkan income, berarti pengeluaran tersebut disebut kebutuhan.
"Dalam anggaran itu bisa dimasukkan dalam investasi atau pemenuhan hidup. Keinginan itu baru boleh spending, jika kewajiban dalam investasi dan tabungan sudah terpenuhi. Kita masih punya uang lebih, baru keinginan," ucapnya.
Dalam membuat anggaran, formula penting yang perlu kita terapkan adalah sisihkan, bukan sisakan. Jadi setiap kali menerima penghasilan, langsung sisihkan ke pos-pos yang telah ditentukan.
"Jangan tunggu ada sisa, baru nabung. Kita harus komitmen untuk menyisihkan," ujarnya.
Pola anggaran yang dibagikan Imelda cukup sederhana dan mudah diingat, yaitu 10, 20, 30, 40. Sebanyak 10 persen dari penghasilan untuk ibadah atau kegiatan sosial, 20 persen untuk pos tabungan, investasi, dan asuransi. Sementara 30 persen dari penghasilan adalah batas cicilan utang sebulan.
"Kalau cicilan lebih dari 30 persen berarti lampu merah, bahaya. Itu tandanya sudah kebablasan, apalagi kalau utangnya utang konsumtif," tegasnya.
Dan, sebanyak 40 persen dari penghasilan adalah untuk memenui kebutuhan hidup. Lantas dari pos manakah biaya liburan bisa diambil? Jika liburan termasuk kebutuhan, Imelda mengatakan sumber anggarannya dari pos tabungan. Sementara bila liburan termasuk keinginan, dia menekankan sekali lagi untuk memenuhi pos-pos pemenuhan hidup dan tabungan terpenuhi lebih dulu.
Pilihan Editor: Gaya Wisatawan Indonesia saat Liburan, Wajib Cari Pengalaman Otentik
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika