CANTIKA.COM, Jakarta - Fenomena keterlibatan pinjam uang online (pinjol) semakin marak terutama setelah masa pandemi. Menurut data dari OJK, disebutkan profesi guru adalah golongan paling tinggi sebagai korban pinjol, yaitu sebesar 42 persen. Diikuti oleh korban PHK, ibu rumah tangga, karyawan, hingga pedagang.
Memang tidak bisa dimungkiri lagi, profesi mulia guru adalah profesi yang memiliki gaji miris yang tak sebanding dengan pekerjaan yang dilakukan. Menurut katadata, gaji guru Indonesia lebih kecil dibandingkan negara tetangga, seperti Singapura, Thailand, dan Malaysia. Sehingga di tengah tekanan biaya hidup banyak guru yang melakukan pinjol untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan.
Baca Juga:
Merayakan Hari Guru Nasional yang jatuh pada tanggal 25 November ini, sekaligus merayakan ulang tahun ke-14, konsultasi keuangan Zapfinance lakukan rangkaian kegiatan penyuluhan konsultasi keuangan kepada guru yang bertajuk #ZapfinancePeduliGuru yang akan diadakan di tujuh kota Indonesia.
CEO Zapfinance, Prita Hapsari Ghozie berbagi tips mengatur keuangan bagi guru pada diskusi yang berlangsung pada 23 November lalu bertempatan di Jakarta yang Cantika rangkum dalam tiga tips berikut ini:
1. Lepaskan Diri dari Utang
Untuk melepaskan diri dari lilitan utang, diperlukan tekad untuk melunasi dan menyelesaikan utang secara tuntas. Kata Prita, penting juga melakukan sistematis finansial, yaitu mencatat keuangan dan perencanaan pelunasan, lalu diikuti oleh aksi mengurangi pengeluaran atau menambah pemasukan.
Metode melunaskan utang dapat ditentukan dari sifat seseorang. Bila orang tersebut adalah tipikal perlu motivasi, maka selesaikan utang dari nominal terkecil. Metode ini disebut sebagai snowball. Sedangkan metode longsor adalah menyelesaikan utang dari nominal terbesar, akan efektif untuk orang yang tegas dan tahu apa yang harus dilakukan tanpa perlu motivasi. "Intinya diperlukan tekad dan niat yang lurus agar lepas dari utang," ucap Prita.
2. Lakukan Pencatatan Teratur
Agar jalannya keuangan teratur, penting untuk melakukan budgeting atau pencatatan keuangan. Hal-hal yang perlu dicatat dalam budgeting adalah pengeluaran dan rancangan anggaran. "Mencatat keuangan bukan tentang pengeluaran, harus bisa mengira bagaimana anggaran ke depan," jelas Prita.
Pencatatan keuangan yang teratur akan memperlancar aliran keuangan menjadi lebih mulus dan berjalan dalam kendali. Lalu kita bisa juga melihat bagaimana kondisi keuangan rumah secara menyeluruh, ini akan menjadi landasan keputusan yang tepat jika ingin menaikkan gaya hidup atau lain sebagainya.
Perencana Keuangan dan CEO Zapfinance, Prita Ghozie di acara penyuluhan konsultasi keuangan kepada guru bertajuk #ZapfinancePeduliGuru di Jakarta, Kamis, 23 November 2023/Foto: Cantika/Annisa Yasmin
3. Membuka Penghasilan Tambahan
Agar keuangan tidak macet, penting bagi guru untuk memperluas penghasilannya dengan mendapatkan peluang tambahan di luar pekerjaan sebagai guru. Prita menyebut, membuka UMKM bagi guru tidak disarankan karena akan menghambat performa guru yang sudah bekerja sepenuh waktu. Terlebih jika tidak memiliki modal yang cukup, akan berpotensi menambah utang.
"Guru itu memiliki banyak keahlian, seperti public speaking, materi ajar, dan keterampilan lain. Mereka dapat memanfaatkan keahlian tersebut untuk menciptakan penghasilan tambahan, entah itu menjadi guru privat atau pembicara sehingga tidak ada modal yang keluar," jelas Prita.
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini juga berpesan, agar guru memisahkan keuangan pribadi dengan pekerjaan dengan cara membedakan rekening, agar sirkulasi keuangan lebih jelas dan mudah dilakukan.
Pilihan Editor: Tips Mengatur Keuangan untuk Generasi Milenial, Jangan Lupa Dana Darurat
ANNISA YASMIN
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika