Hari Makanan Pedas 2024, Penjualan Sambal di Tokopedia Naik 4 Kali Lipat Selama 2023

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Ilustrasi sambal. Foto: Freepik.com

Ilustrasi sambal. Foto: Freepik.com

IKLAN

CANTIKA.COM, JakartaHari Makanan Pedas Sedunia diperingati setiap tanggal 16 Januari. Makanan pedas merupakan salah satu bagian dari kehidupan banyak masyarakat Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari sejarah Indonesia sendiri yang dikenal karena kekayaan dan keanekaragaman rempah-rempahnya, salah satunya cabai sebagai bumbu makanan.

“Menyambut Hari Makanan Pedas 2024, Tokopedia melalui berbagai inisiatif mengajak masyarakat Indonesia untuk merayakan beragam hidangan pedas yang dihasilkan oleh para UMKM lokal. Mengingat UMKM lokal, termasuk dari industri makanan dan minuman, menyokong lebih dari 60 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) nasional,” ujar Category Development Senior Lead Tokopedia, Revie Jefta Akhwilla.

“Salah satu contoh inisiatif kami untuk para UMKM lokal makanan dan minuman adalah Tokopedia NYAM!, dimana masyarakat bisa menemukan berbagai produk makanan, termasuk makanan pedas dan sejenisnya, dari berbagai wilayah di Indonesia,” kata Revie.

Tren Belanja Online Makanan Pedas sepanjang 2023 di Tokopedia

Sepanjang 2023 (data periode Januari-September 2023 dibandingkan Januari-September 2022),  Tokopedia mencatat tren belanja online yang menarik seputar makanan pedas. “Tokopedia melihat penjualan berbagai produk makanan pedas termasuk sambal seperti sambal bawang, sambal terasi hingga sambal cumi, mengalami rata-rata kenaikan lebih dari 4 kali lipat sepanjang 2023 dibandingkan 2022,” ujar Revie.
“Selain itu, Tokopedia mencatat Papua Barat sebagai salah satu daerah dengan kenaikan tertinggi untuk pembelian makanan pedas melalui Tokopedia, yaitu dengan peningkatan lebih dari 10 lipat sepanjang 2023 dibandingkan periode yang sama di 2022,” kata Revie. 
Dalam rangka merayakan Hari Makanan Pedas Sedunia 2024, simak kisah sukses pelaku usaha Oelek dan Mr Crispy yang memberdayakan para petani lokal cabai, dan meraih omzet yang signifikan dengan memanfaatkan kampanye Tokopedia NYAM!.

Bangkit dari pandemi, usaha sambal Oelek bisa meraup omzet ratusan juta

Tumbangnya usaha restoran keluarga di awal pandemi mendorong Carel Setiawan mencari berbagai cara agar usaha orang tuanya bisa bangkit kembali. “Awalnya saya banyak mencoba, mulai dari jualan siomay secara online lewat Tokopedia. Akhirnya kami mencoba jualan sambal dan ternyata hasil penjualannya bagus. Bisnis sambal yang dijuluki ‘Oelek’ akhirnya ditekuni secara online sejak tahun 2021,” kata Pemilik Usaha Oelek Carel Setiawan.
Awalnya, Oelek menjual produk sambal teri, sambal kecombrang dan sambal terasi. “Seiring berjalan waktu, kami makin semangat untuk berinovasi agar beda dari yang lain. Pada awal 2022, menghadirkan lebih banyak varian, mulai dari sambal cumi, sambal ayam suwir dan sambal se’i sapi. Kami pun membuat tagline ‘Lauk Disambelin, Bukan Sambel Dilaukin’ karena kami ingin memastikan pembeli bisa mendapatkan potongan besar lauk dalam satu porsi sambal,” kata Carel.
“Bahan baku sambal Oelek didapatkan langsung dari beberapa pelaku usaha di pasar tradisional, yaitu Pasar Lama Tangerang dan Pasar Cikokol. Untuk varian produk Oelek lainnya kami menggandeng pelaku usaha daging hingga 15 orang,” kata Carel.
Selain lebih banyak varian produk, Carel juga mulai menekuni proses pengolahan yang lebih canggih agar produk Oelek makin tahan lama. Misalnya, Carel memanfaatkan proses pasteurisasi untuk membunuh dan menghambat pertumbuhan mikroba, agar sambal Oelek bisa tahan 3 bulan. Carel pun mulai menggunakan proses sterilisasi sehingga sambal Oelek bisa tahan 1 tahun.
“Penjualan toko online kami di Tokopedia bisa melesat hingga lebih dari 11,5 kali lipat sepanjang 2023 dibandingkan 2022. Omzet bulanan Oelek di Tokopedia juga mencapai ratusan juta rupiah. Bahkan berkat kampanye ‘Beli Lokal’ milik Tokopedia dan TikTok bisa mendongkrak penjualan Oelek naik hingga 3 kali lipat, khususnya saat Harbolnas 12.12 tahun 2023, dibandingkan hari-hari biasanya,” kata Carel.

Kisah sukses penjual makanan pedas Mr Crispy besutan Andrianto Sunggoro

Tanpa bermodal pengetahuan seputar dunia bisnis kuliner, Andrianto Sunggoro memutuskan untuk mendirikan usaha restoran ayam geprek pada 2016. Awalnya, Andrianto berkarir sebagai sales perabotan rumah tangga di Singkawang, Kalimantan Barat. Namun, setelah sekian lama, Andrianto dengan nekat memutuskan untuk memulai hal yang baru.
Sayang, Andrianto terpaksa menutup usaha restoran ayam gepreknya karena pandemi Covid-19 melanda. "Saat itu, saya pun tidak paham cara menggunakan platform online. Akhirnya saya mencoba ‘menghidupkan’ kembali Mr Crispy dengan berjualan sambal secara online, salah satunya di Tokopedia, yang ternyata sangat diminati oleh masyarakat,” ujar Andrianto Sunggoro, Pemilik Usaha Mr Crispy.
“Kini, walau hampir seluruh cabang restoran Mr Crispy tutup akibat pandemi, kami sangat bersyukur kehadiran platform online, seperti Tokopedia, telah membawa rezeki lebih banyak bagi Mr Crispy. Berkat Tokopedia, Mr Crispy bisa mendapatkan omzet bulanan hingga ratusan juta rupiah. Sedangkan kenaikan omzet saat ini dari keseluruhan penjualan online mencapai 10 kali lipat dibandingkan sebelum pandemi lalu,” kata Andrianto.
Dalam memproduksi berbagai varian Mr Crispy, Andrianto bekerja sama dengan sejumlah penjual cabai dan bawang dari pasar tradisional di DKI Jakarta. Andrianto terus menghadirkan berbagai varian rasa Mr Crispy yang menjadi pilihan masyarakat. Misalnya, sambal cumi dan lauk cepat saji menjadi beberapa produk paling laris Mr Crispy di platform jualan itu.
Berbagai kampanye online sangat berpengaruh secara positif bagi penjualan Mr Crispy. Andrianto mengatakan omzet Mr Crispy melejit hingga Rp 300 juta saat Harbolnas 2023 lalu.
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika
Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."