CANTIKA.COM, Jakarta - Flu adalah penyakit yang umum menyerang saat musim hujan dan cuaca dingin. Tapi tak sedikit orang yang menyalahartikan alergi tungau debu sebagai flu.
Pakar matras Rebecca Swain dari Winstons Beds di Inggris mengatakan gejala alergi tungau debu sering diabaikan. Ukuran yang sangat kecil membuat tungau debu tak terdeteksi di tempat tidur. Mereka memakan sel-sel kulit mati di seprai dan tumbuh subuh di kamar dengan kelembapan tinggi.
Menurut Swain, orang yang bangun tidur dengan kondisi batuk kering bisa jadi karena tidur di kasur yang penuh tungau debu. Dampak lain adalah bersin-bersin dan hidung meler seperti flu.
"Meski tak bisa melihat makhluk kecil ini tanpa mikroskop, kehadiran mereka bisa diketahui dari batuk kering yang Anda alami di pagi hari dan mata berair," ujarnya kepada Express.
Frekuensi Bersihkan Kamar
Selain gejala mirip flu, tanda lain serangan tungau debu di tubuh adalah gatal-gatal, susah bernapas, mata merah dan gatal, serta tidur terganggu. Meski tak tampak dengan mata telanjang dan disebut tak berbahaya, tungau debu bisa memicu reaksi alergi, seperti asma, eksim, dan rhinitis sehingga pentig untuk menjaga kebersihan rumah.
Swain menyarankan mencuci seprai dengan air hangat bersuhu sekitar 60 derajat Celcius dan membersihkan debu di seluruh kamar tidur dengan seksama jika Anda merasa diganggu tungau debu. Cara ini bisa mengurangi gangguan mereka.
Anda disarankan mencuci perlengkapan tidur sekali seminggu. Jika sedang sakit, Anda harus mencuci perlengkapan tidur lebih dari sekali seminggu untuk membunuh segala jenis bakteri. Piyama dan sarung bantal juga harus dicuci seminggu sekali, bahkan sarung bantal harus lebih sering dicuci bila Anda terbiasa tidur tengkurap.
Pilihan Editor: Ada 2 Jenis Alergi yang Kerap Dialami Masyarakat Indonesia, Apa Saja?
YAYUK WIDIYARTI
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika