CANTIKA.COM, Jakarta - Dalam lingkungan kerja yang beracun alias toxic, karyawan berjuang dengan beban kerja, jam kerja tidak fleksibel, dan keseimbangan kehidupan kerja yang buruk. Hal ini bisa menimbulkan dinamika kerja yang tidak sehat di mana karyawan merasakan kelelahan yang berujung pada hilangnya produktivitas dalam bekerja. Untuk kita waspadai bersama, berikut sejumlah ciri lingkungan kerja toxic.
1. Manajemen mikro
Manajemen mikro adalah kelemahan yang menciptakan lingkungan kerja toxic. Manajer sering kali memantau pekerjaan karyawan secara ketat dan terdapat campur tangan yang berlebihan. Tidak ada kebebasan dalam mencapai daftar tugas, hal ini menciptakan lingkungan kerja yang menyesakkan.
2. Tingginya turnover
Peningkatan tingkat turnover alias keluar masuk karyawan merupakan penyebab utama dinamika kerja yang tidak sehat. Karyawan lebih mungkin untuk berhenti jika tidak ada peluang untuk pertumbuhan dan kemajuan karier. Ketidakpuasan kerja adalah penyebab umum meningkatnya tingkat turnover.
3. Tidak ada penghargaan atau apresiasi
Tidak adanya pengakuan, kepemimpinan yang buruk, dan pilih kasih menciptakan dinamika yang tidak sehat dalam budaya kerja. Lingkungan kerja yang karyawannya tidak merasa dihargai merupakan tanda-tanda tempat kerja beracun. Sedikit atau tidak adanya pengakuan di tempat kerja menciptakan frustrasi dan ketidakpuasan kerja.
4. Minimnya Profesionalitas
Profesionalitas adalah aspek utama dalam berinteraksi di lingkungan kerja. Sejatinya, seluruh karyawan pada jajaran apa pun mengedepankan etika profesional. Jika hal itu tidak ditemui, malah kerap menerima cemoohan, pengabaian atau bahkan perundungan adalah ciri lingkungan kerja toxic.
5. Rendahnya semangat tim
Baca Juga:
Tidak ada rasa membangun tim dan kolaborasi antar rekan kerja juga termasuk ciri lingkungan kerja toxic. Ada sedikit atau bahkan tidak ada interaksi antar departemen yang berbeda, gosip di kantor, fitnah, dan politik kantor yang kotor menyebabkan hilangnya produktivitas kerja sehingga berujung pada tingginya pergantian karyawan.
6. Tidak ada keseimbangan kehidupan kerja
Karyawan yang kerap bekerja lembur termasuk akhir pekan dan hari libur merupakan lingkungan kerja kerja toxic. Budaya kerja yang beracun memperburuk konsekuensi negatif dari tidak adanya ruang bagi karyawan untuk mencapai keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional mereka.
7. Struktur organisasi buruk
Struktur organisasi yang tidak jelas merupakan ciri lingkungan kerja toxic, di mana karyawan mendapati diri mereka bergulat dengan peran dan tanggung jawab. Tidak adanya hierarki dan hubungan kekuasaan dalam organisasi bisa menyulitkan karyawan dalam bekerja tepat waktu dan mengemukakan ide. Struktur organisasi yang tidak fleksibel dan kebingungan dalam pembagian kerja juga menimbulkan perasaan jenuh sekaligus stres pada karyawan.
8. Tak ada kesempatan berkembang
Idealnya, suatu perusahaan mendukung serta memfasilitasi karyawannya untuk memperluas keahlian, pengalaman, jaringan, dan karier selama periode bekerja. Bila hal itu tidak pernah Anda rasakan setelah berkonsultasi dengan atasan dan bagian sumber daya manusia di kantor, itu merupakan ciri lingkungan kerja toxic. Sah-sah saja, Anda mempertimbangkan pilihan yang lebih baik bagi karier Anda.
Pilihan Editor: 5 Cara Menjaga Kesehatan Mental di Lingkungan Kerja Toxic
TIMES OF INDIA
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika