CANTIKA.COM, Jakarta - Awal pekan depan, umat muslim akan menjalani ibadah puasa Ramadan. Sebagai bulan yang spesial bagi umat muslim di seluruh dunia, setiap negara terutama dengan populasi mayoritas muslim, memiliki tradisi unik untuk menyambut dan merayakannya. Tradisi tersebut biasanya mencerminkan keberagaman budaya dan nilai-nilai yang dianut oleh masing-masing negara. Berikut ini tradisi Ramadan unik di berbagai negara.
1. Tradisi Fanous di Mesir
Masyarakat Mesir menyambut kedatangan bulan Ramadan dengan fanous, yakni lentera berwarna-warni yang menjadi simbolis persatuan dan kegembiraan sepanjang bulan suci tersebut. Meskipun lebih bersifat budaya daripada religius, tradisi ini erat kaitannya dengan bulan Ramadan yang membawa makna spiritual mendalam.
Cerita tentang asal-usulnya beragam, namun versi yang paling terkenal mengatakan bahwa fanous kali pertama muncul pada suatu malam selama masa Dinasti Fatimiyah. Pada malam itu, masyarakat Mesir menyambut kedatangan Kekhalifahan Al Muizz li Dn Allah di Kairo pada hari pertama Ramadan.
2. Penembakan Kanon di Bosnia dan Herzegovina
Masyarakat Bosnia dan Herzegovina memiliki tradisi unik Ramadan, di mana mereka menembakkan meriam sebelum berbuka puasa. Yang membuatnya unik adalah mereka tidak menggunakan sembarangan meriam, melainkan meriam yang mereka gunakan telah berusia ratusan tahun dan diwariskan secara turun temurun.
Meriam ini telah digunakan selama Ramadan sejak berabad-abad yang lalu. Penduduk setempat suka menyaksikan adat ini sambil melakukan piknik. Lalu, gemuruh meriam yang terdengar seringkali disambut dengan sorak-sorai.
3. Tradisi Mheibes di Irak
Saat malam hari usai berbuka puasa, masyarakat Irak akan berkumpul untuk memainkan permainan tradisional yang disebut Mheibes. Permainan yang secara umum dimainkan oleh laki-laki ini melibatkan dua kelompok yang terdiri sekitar 40 hingga 250 pemain, yang bergantian menyembunyikan Mheibes (cincin).
Permainan ini mengandalkan kelicikan dan strategi, yang dimulai dengan seorang pemimpin tim yang memegang cincin dengan tangan tersembunyi di bawah selimut. Sementara itu, anggota tim yang lain harus duduk di tangan mereka yang tertutup, secara pemimpin secara diam-diam memberikan cincin tersebut kepada salah satu pemain lainnya. Lawan harus menebak siapa yang mendapatkan cincin tersebut hanya dengan mengamati gerakan tubuh mereka.
4. Tradisi Haq al Laila di Uni Emirat Arab
Tradisi ini memiliki konsep yang serupa dengan trick or treat dari budaya Barat. Haq al laila dilaksanakan pada 15 Sya’ban. Pada hari itu, anak-anak di Uni Emirat Arab akan berkeliling di sekitar lingkungan mereka untuk mengumpulkan permen dan kacang-kacangan dalam kharyta (tas jinjing). Mereka melakukan kegiatan ini sambil menyanyikan lagu-lagu tradisional lokal, yang dikumandangkan di jalanan dengan penuh semangat.
5. Aktivitas Nafar di Maroko
Selama bulan Ramadan, penduduk di Maroko akan menyaksikan kehadiran nafar, sekelompok pembawa pesan yang mengenakan pakaian tradisional mereka. Kelompok yang mengenakan gandora, sandal, dan topi ini akan memberi tanda awal fajar dengan melodi khasnya. Nafar berkeliling di jalan-jalan sambil meniup terompet sebagai cara untuk membangunkan masyarakat agar dapat melakukan sahur. Tradisi ini telah menyebar dari Timur Tengah hingga maroko, dan ada sejak abad ketujuh.
6. Nyanyian Balada oleh Muslim Roma di Albania
Selama lebih dari ratusan tahun, anggota komunitas Muslim Roma yang memiliki akar sejarah Kekaisaran Ottoman, merayakan awal dan akhir puasa dengan lagu-lagu tradisional mereka. Setiap hari selama bulan Ramadan, mereka berkumpul di jalanan untuk memainkan alat musik lodra, yakni drum silinder dengan dua ujungnya yang dibuat sendiri dengan lapisan kulit domba atau kambing. Sebagai bagian dari perayaan berbuka puasa, para keluarga muslim di Albania sering mengundang mereka ke rumah untuk memainkan lagu-lagu balada tradisional.
7. Chaand Raat di Bangladesh, India, dan Pakistan
Pada malam terakhir Ramadan, yang dikenal sebagai Chaand Raat (malam bulan), jalan-jalan di wilayah Asia Selatan sering dipenuhi dengan perayaan. Pada malam sebelum Idul Fitri ini, teman dan keluarga di India, Pakistan, dan Bangladesh merayakan Chaand Raat dengan bertukar makanan manis.
Di negara-negara ini, para perempuan berkerumun di toko perhiasan dan kios hena untuk membeli gelang yang serasi dan mewarnai tangan mereka dengan henna. Dilansir dari laman Ielc.co.id, hingga saat ini, penggunaan henna merupakan praktik Ramadan yang sudah berlangsung lama di negara-negara Asia Selatan. Sementara itu, bazar-bazar lokal sering dipenuhi dengan antusiasme Idul Fitri, sehingga meningkatkan semangat masyarakat.
Pilihan Editor: Menjelang Puasa di Bulan Ramadan, Pasien Diabetes Sebaiknya Konsultasi ke Dokter
SHARISYA KUSUMA RAHMANDA | MOHAMMAD HATTA MUARABAGJA
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika