CANTIKA.COM, Jakarta - Dalam upaya mendukung industri fashion Indonesia, Kementerian BUMN menggelar acara fashion yang sangat dinantikan, Kelana Wastra Fashion Fest, yang diadakan di Sarinah, Jakarta. Bertema "Kelana Wastra", acara ini bertujuan untuk memperkenalkan wastra Indonesia ke pasar dalam dan luar negeri dengan lebih baik.
Kegiatannya meliputi bazaar, fashion show, talkshow, dan lomba desainer: School Fashion Design Competition. Event KAWFEST 2024 memberikan kesempatan kepada desainer muda termasuk desainer terdidik dari sekolah mode untuk menunjukkan kreativitasnya. Kompetisi ini diikuti oleh 10 sekolah mode di Jakarta, dan Ali Charisma bertindak sebagai salah satu juri dari kegiatan School Fashion Design Competition.
Indonesian Fashion Chamber (IFC) ambil bagian dalam kegaitan tersebut berupa Trunk Show "Green and Trendy" yang menampilkan karya-karya terbaru dari sembilan desainer anggota Indonesian Fashion Chamber (IFC). Acara tersebut telah digelar pada Jumat, 26 April 2024, di Gedung Sarinah Lantai 6.
Desainer yang berpartisipasi dalam Trunk Show Green and Trendy adalah: Batik Nyonya Indoe by Priscilla Saputro, Pricillia Margie, Ratri Wijaya, Listya Ayu, Rengganis, Erika Ardianto dan masih banyak kagi.
Para desainer ini menampilkan karya-karya mereka yang mengusung tema "Green and Trendy" dengan menekankan pentingnya keberlanjutan dalam industri fashion. Istilah “Green” yang dimaksud adalah kepedulian terhadap lingkungan melalui proses produksi yang bertanggung jawab, dengan harapan untuk memberikan kontribusi yang berarti bagi perkembangan industri fashion Indonesia dan kelestarian budaya wastra Indonesia.
Ini selaras dengan visi dan misi Indonesian Fashion Chamber (IFC) yang selama ini berkomitmen untuk memajukan industri fashion Indonesia ke arah yang lebih berkelanjutan dan beretika. Maka dengan penuh semangat IFC turut mendukung kegiatan KAWFEST 2024 dengan harapan bersama-sama menjaga bumi dan budaya Indonesia, sekaligus mengenalkan industri fashion lokal ke dunia.
“Wastra Indonesia merupakan kekuatan dalam industri mode kita yang membuat berbeda dengan mode dari negara-negara lain. Sehingga acara ini sangat positif dalam rangka menggalakkan pemakaian wastra lebih banyak dalam industri mode,” ujar Lenny Agustin, National Chair Indonesian Fashion Chamber.
Kelana Wastra merupakan sebuah platform yang bertujuan untuk mempromosikan kekayaan budaya tekstil Indonesia kepada khalayak yang lebih luas. Acara ini akan menghadirkan berbagai desainer lainnya yang akan memamerkan karya-karya terbaik mereka, dengan fokus pada keahlian dalam pengembangan budaya tekstil Indonesia.
Berikut karya sejumlah desainer IFC dalam gelaran Kelana Wastra:
1. Priscilla Saputro
Priscilla Saputro di gelaran Kelana Wastra yang digelar Indonesian Fashion Chamber dan Sarinah, Jumat, 26 April 2024/Foto: Doc. IFC
Priscilla Saputro memamerkan delapan karyanya yang memukau dalam Kelana Wastra sebuah perhelatan fashion bergengsi yang dihelat IFC. Koleksi Priscilla yang berjudul Cultural Couture: Draping Batik into Modern Masterpieces ini menjanjikan perpaduan indah antara warisan budaya batik tulis klasik dengan sentuhan modernitas.
Koleksi ini terinspirasi dari kekayaan budaya batik Indonesia, khususnya motif klasik pada kain katun berwarna coklat. Lebih dari delapan lembar batik masterpiece yang akan ditampilkan Priscilla dibuat dengan teknik draping unik, di mana lembaran batik tulis tidak dipotong atau dijahit, melainkan dibentuk langsung menjadi busana yang siap pakai. Hal ini memungkinkan para pecinta batik untuk menyimpan karya seni ini dalam bentuk lembaran aslinya setelah acara selesai.
"Saya ingin koleksi ini menjadi pengingat bagi kita semua tentang keindahan dan
nilai budaya batik Indonesia yang tak ternilai," ujar Priscilla Saputro.
Teknik draping yang ia gunakan memungkinkan para pecinta batik untuk memiliki karya seni yang tidak hanya indah untuk dilihat, tetapi juga dapat dipakai dan disimpan sebagai kenangan berharga.
2. Rumah Batik Wijaya
Rumah Batik Wijaya by Ratri di gelaran Kelana Wastra yang digelar Indonesian Fashion Chamber dan Sarinah, Jumat, 26 April 2024/Foto: Doc. IFC
Rumah Batik Wijaya didirikan oleh Ratri Wijaya sejak tahun 2007, telah mengabdikan diri untuk mengembangkan batik sebagai produk utama, menciptakan kain batik berkualitas tinggi dan produk fashion yang memikat baik untuk pria maupun wanita.
Pada acara Kelana Wastra Fashion Fest 2024 yang diselenggarakan di Gedung Sarinah Jakarta, Rumah Batik Wijaya hadir dengan mengusung konsep bertema “Selebrasi Imajinasi”. Koleksi ini tidak hanya menampilkan keindahan tradisional batik, tetapi juga menggabungkannya dengan sentuhan modern yang segar, sesuai dengan visi dan dedikasi Rumah Batik Wijaya dalam melestarikan dan mengembangkan seni batik Indonesia.
"Selebrasi Imajinasi" bukan sekadar koleksi busana, melainkan cerminan dari dedikasi kami untuk memadukan tradisi dengan inovasi. Dalam koleksi ini, Ratri hadirkan desain yang mencerminkan kebebasan berimajinasi. Setiap karya adalah sebuah manifestasi dari keunikan setiap individu, menggambarkan kebebasan untuk mencipta dan berekspresi.
3. Pricilla Margie
Pricilla Margie di gelaran Kelana Wastra yang digelar Indonesian Fashion Chamber dan Sarinah, Jumat, 26 April 2024/Foto: Doc. IFC
Pada show kali ini Pricilla Margie meluncurkan koleksi terbarunya yang berjudul Women in The City. Koleksi ini menghadirkan pakaian berbahan Batik Pewarna Alam, Linen, dan Twill, memberikan sentuhan mewah dan nyaman untuk wanita urban. Dituangkan dalam look office look dengan style classic elegance dan exotic dramatic, warna yang dominan adalah coklat dan putih, menciptakan kombinasi elegan yang cocok untuk berbagai kesempatan. Desain yang dipilih menampilkan kesan yang kuat dan modern, sejalan dengan semangat wanita pekerja yang cerdas dan penuh inovasi.
Ia ingin mengangkat tema kebebasan berekspresi wanita melalui koleksi Women in The City ini. Setiap potongan busana dipilih dengan cermat untuk memberikan kenyamanan dan kepercayaan diri bagi wanita urban yang aktif dan dinamis. Dengan peluncuran koleksi Women in The Pricilla Margie terus mendukung perempuan dalam mengejar impian dan mengekspresikan diri mereka melalui pakaian yang berkualitas dan bergaya.
4. Listya Ayu
Listya Ayu di gelaran Kelana Wastra yang digelar Indonesian Fashion Chamber dan Sarinah, Jumat, 26 April 2024/Foto: Doc. IFC
Listya ayu adalah brand yang mengolah kain wastra berupa batik tenun maupun lurik dengan desain feminim, elegan dengan sedikit sentuhan hiasan payet agar lebih menarik. Brand Listya ayu juga mendaur ulang sisa bahan kain untuk dijadikan produk baru kembali dengan konsep zero waste. Target market brand ini tertuju pada anak-anak berusia 8 hingga 10 tahun dan wanita dewasa usia 20 hingga 60 tahun.
Kali ini Listya Ayu mengangkat Cakra Jawi Wetan, yakni koleksi yang disuguhkan dalam bentuk feminim dan elegan dengan dibalut konsep wastra berupa batik dan tenun dari Jawa timur, wastra yang dibawakan yakni batik dan tenun Lamongan, batik dan tenun Tuban, batik Mojokerto, batik Banyuwangi dan dikombinasikan dengan lurik. Koleksi ini ada beberapa warna yakni orange, cream dan hitam. Pada koleksi ini di desaign dengan model tertutup dan moslem friendly.
5. Rengganis
Rengganis di gelaran Kelana Wastra yang digelar Indonesian Fashion Chamber dan Sarinah, Jumat, 26 April 2024/Foto: Doc. IFC
Kawfest, atau Kelana Wastra Fashion Festival, perhelatan fashion yang diselenggarakan oleh Kementerian BUMN di Sarinah Jakarta, mengedepankan pelestarian kekayaan wastra Indonesia. Di hari kedua event ini, Kawfest bekerjasama dengan Indonesian Fashion Chamber, menyuguhkan sebuah trunk show yang menghadirkan 9 desainer IFC dari Jakarta, Bandung, Jogja dan Surabaya.
Kali ini, Rengganis menampilkan koleksi yang merupakan hasil mix’n’match antara
desain lama dan baru, dipadukan dengan kain wastra yang hampir semuanya tidak
dipotong. Persisnya, 75 persen dari koleksi ini merupakan desain lama, dan 75 persen dari kain wastra yang digunakan tidak dipotong sama sekali agar mempertahankan nilai orisinil dan masa pakai wastranya. Maka dari itu, koleksi ini diberi judul “Longevity”, yang berarti umur panjang.
Konsep ini selaras dengan kampanye “slow fashion” yang selalu digaungkan Rengganis, yang pada intinya mengusung perpanjangan masa pakai dengan menawarkan pakaian bernilai tinggi, mendaur ulang desain lama, mengurangi budaya konsumtif, dll… semua ini demi mengurangi limbah fashion di dunia. Namun dengan styling yang selalu berubah, koleksi ini tetap terasa fresh dan menawarkan banyak gaya baru bagi para penggemar brand Rengganis. Ini membuktikan bahwa memperpanjang
masa pakai produk itu tidak harus membosankan.
Pintar-pintarnya bermain padu padan menjadi kunci dalam menjalani hidup yang sustainable sekaligus fashionable. Siluet yang ditampilkan dalam koleksi ready-to-wear ini bernuansa casual feminin, dengan sentuhan bordir tangan, dan skema warna natural dengan aksen beberapa warna segar dari wastra tenun yang berasal dari Garut, Sikka, dan Troso, yang hampir semuanya dibuat dengan menggunakan pewarna alami.
6. Erika Ardianto
BOLDSESSION by Erika Ardianto x ARRAJEWELRY by Anita Rahardja merilis PUAN, sebuah koleksi yang bertutur tentang kekuatan perempuan yang berpadu dengan kecantikannya. Bagaimana sosok feminin nan sedap dipandang mata dan bisa bergerak dalam kekuatan.
Koleksi busana bergaris siluet kuat berpadu dengan luwes dan dinamis, terdiri atas crop blazer, cape blazer, kebaya kasual, tops brokat, kulot, flare pants, celana lilit, dan gaun kasual. Dengan bahan tenun ulos dari Galeri Ulos Sianipar, tenun, linen, katun, brokat katun, dan denim mix, bernuansa warna putih, merah terang, merah marun, silvery,
keabuan, dan hitam.
Untuk aksesoris, BOLDSESSION by erikaardianto melakukan kolaborasi dengan ARRAJEWELRY, yang mewujudkan aksesoris berbahan mutiara swarovsky beraneka ukuran dan rantai silver keabuan dengan gaya bold. Penampilan dilengkapi dengan tas dari KAYN craft dengan beraneka model tas yang edgy.
Pilihan Editor: Muffest 2023 Resmi Digelar, Ini Harapan Ali Charisma Ketua Nasional IFC
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika