CANTIKA.COM, Jakarta - Di beberapa negara, perempuan sempat sulit mendapat ruang dan kesempatan berkarier di dunia politik dan pemerintahan. Namun di era yang semakin menjunjung tinggi emansipasi wanita, banyak negara kini dipimpin oleh presiden perempuan.
Berikut Cantika merangkum presiden perempuan di dunia. Salah satunya adalah perempuan pertama yang menjadi presiden. Yuk kita baca!
1. Park Geun-hye (Korea Selatan)
Posisi Park sebagai presiden wanita pertama Korea Selatan, di antara pencapaian lainnya, membuatnya mendapatkan posisi #11 dalam daftar Wanita Paling Berpengaruh versi Forbes (dan #43 secara keseluruhan).
Presiden Korea Selatan Park Geun-Hye, memberikan pidato di hadapan tamu undangan yang terdiri dari tamu negara, pihak militer dan para perwira muda. Gyeryong, Korea Selatan, 12 Maret 2015. Chung Sung-Juni / Getty Images
Meskipun belum pulih dari tenggelamnya kapal feri Sewol, yang terjadi pada masa jabatannya, Park mempelopori perjanjian perdagangan bebas dengan Kanada—yang kabarnya merupakan perjanjian perdagangan bebas pertama antara Kanada dan negara Asia.
2. Tsai Ing-Wen (Taiwan)
Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen menyampaikan sambutan saat peluncuran kapal selam Narwhal di Kaohsiung, Taiwan, 28 September 2023. Program kapal selam dalam negeri memanfaatkan keahlian dan teknologi dari beberapa negara – sebuah terobosan bagi Taiwan yang terisolasi secara diplomatis. REUTERS/Carlos Garcia Rawlins
Tsai Ing-Wen menjadi presiden perempuan pertama Taiwan, setelah memenangkan pemilu pada bulan Januari 2016 dengan selisih suara yang besar—suaranya hampir dua kali lipat dari lawannya. Pemimpin kelahiran Taipei ini tidak berasal dari keluarga politik, dan sebenarnya memulai kariernya sebagai profesor, bukan sebagai politisi.
Tsai adalah anggota Partai Progresif Demokratik, yang mendukung kemerdekaan dari Tiongkok, dan memiliki sejarah pro-masyarakat miskin, pro-perempuan, dan pro-LGBTQ. Dia berada di peringkat nomor 17 Wanita Paling Berpengaruh versi Forbes tahun 2016.
3. Cristina Fernandez de Kirchner (Argentina)
Cristina Fernandez de Kirchner, Wakil Presiden Argentina menyapa para pendukungnya, 24 Agustus 2022. Sumber: Reuters
Kirchner, yang akrab dipanggil CFK, adalah presiden perempuan kedua Argentina, namun presiden pertama yang terpilih kembali. Jabatan sebelumnya termasuk Deputi Nasional dan Senator Nasional untuk negara Amerika Selatan.
4. Dalia Grybauskaite (Lituania)
Grybauskaite menjadi presiden wanita pertama Lituania ketika ia terpilih pada tahun 2009, dan menjadi presiden pertama yang menjabat dua periode berturut-turut ketika ia terpilih kembali pada tahun 2014. Seperti Margaret Thatcher, ia dijuluki "Wanita Besi", sebuah Ia mendapatkan julukan tersebut karena pendiriannya yang teguh terhadap Vladimir Putin, meskipun Rusia adalah negara tetangga yang besar dan besar. Dia memuji didikan kerasnya atas kepribadiannya yang ulet: "Karakter saya diciptakan dalam perjuangan untuk bertahan hidup," katanya kepada DW.
5. Megawati Soekarnoputri (Indonesia)
Presiden ke-5 RI sekaligus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri menandatangani berita acara pelantikan pengurus Jaringan Kota-Kabupaten Tapal Sejarah Bung Karno (Jaket Bung Karno) di Situs Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat 31 Mei 2024. Dalam kunjungan yang merupakan rangkaian dari peringatan Hari Lahir Pancasila 2024, Megawati Soekarnoputri mengukuhkan pengurus Jaringan Kota-Kabupaten Tapal Sejarah Bung Karno (Jaket Bung Karno). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Presiden Republik Indonesia ke-5, Megawati Soekarnoputri lahir di Yogyakarta, 23 Januari 1947. Sebelum diangkat sebagai presiden, beliau adalah Wakil Presiden RI yang ke-8 dibawah pemerintahan Abdurrahman Wahid. Megawati adalah putri sulung dari Presiden RI pertama yang juga proklamator, Soekarno dan Fatmawati.
Masuknya Megawati ke kancah politik, berarti beliau telah mengingkari kesepakatan keluarganya untuk tidak terjun ke dunia politik. Trauma politik keluarga itu ditabraknya. Megawati tampil menjadi primadona dalam kampanye PDI, walau tergolong tidak banyak bicara. Ternyata memang berhasil. Suara untuk PDI naik. Dan beliau pun terpilih menjadi anggota DPR/MPR. Pada tahun itu pula Megawati terpilih sebagai Ketua DPC PDI Jakarta Pusat.
Halaman