15 Presiden Perempuan di Dunia, Siapa Presiden Perempuan Pertama?

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rezki Alvionitasari

google-image
Presiden Korea Selatan Park Geun-hye dipenjara sejak Maret dan diadili karena korupsi sejak Mei 2017. AP

Presiden Korea Selatan Park Geun-hye dipenjara sejak Maret dan diadili karena korupsi sejak Mei 2017. AP

IKLAN

6. Ellen Johnson Sirleaf (Liberia)

Presiden Republik Liberia Ellen Johnson Sirleaf. TEMPO/Subekti

Sirleaf adalah presiden perempuan pertama yang terpilih di Afrika. Ia memulai karir politiknya pada tahun 1972, dengan pesan pedas menentang pemerintahan yang menindas di almamaternya, kemudian bekerja di Departemen Keuangan dan kemudian menjadi Menteri Keuangan. Meskipun ia dilarang berpolitik selama 30 tahun, ia mencalonkan diri sebagai presiden tetapi kalah dari lawan politiknya yang dituduh melakukan kejahatan perang.

Dia segera mengirim dirinya ke pengasingan demi keselamatannya sendiri. Pada tahun 2006, ia memenangkan pemilihan presiden dan terpilih kembali pada tahun 2011. Ia menerima Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun yang sama, bersama dengan Leymah Gbowee dan Tawakkul Karman, atas "perjuangan tanpa kekerasan untuk keselamatan perempuan dan hak-hak perempuan." untuk berpartisipasi penuh dalam upaya membangun perdamaian."

7. Claudia Sheinbaum (Meksiko)

Claudia Sheinbaum adalah presiden perempuan pertama Meksiko yang terpilih tahun ini, 2024. Sheinbaum, yang populer di kalangan masyarakat miskin Meksiko, menggantikan posisi Presiden saat ini Andres Manuel Lopez Obrador. Sheinbaum adalah ilmuwan bidang iklim dan mantan Wali Kota Mexico City.

8. Halimah Yacob (Singapura)

Presiden Singapura Halimah Yacob berada dalam urutan ke-38 dalam daftar 500 Muslim paling berpengaruh di dunia. Halimah merupakan presiden perempuan sekaligus muslim pertama di Singapura. REUTERS/Edgar Su

Sebelum menjabat menjadi Presiden Republik Singapura, Halimah Yacob telah memulai kariernya di berbagai bidang, tetapi ia merupakan seseorang yang fokus dalam isu buruh. Salah satunya di National Trades Union Congress atau Kongres Serikat Pekerja Nasional.

Halimah Yacob mengabdi di Kongres Serikat Pekerja Nasional selama 33 tahun. Ia menjabat berbagai posisi, mulai dari Wakil Sekretaris Jenderal; Direktur berbagai departemen, termasuk Layanan Hukum, Pengembangan Perempuan dan Studi Ketenagakerjaan; hingga Sekretaris Eksekutif Serikat Pekerja Industri Elektronik dan Listrik. Ia duduk di berbagai komite nasional termasuk Komite Tinjauan Ekonomi.

9. Natasa Pirc Musar (Slovenia)

Presiden terpilih Slovenia Natasa Pirc Musar di Ljubljana, Slovenia, 13 November 2022. REUTERS/Borut Zivulovic

Natasa Pirc Musar adalah pengacara paling berpengaruh di Slovonia dan pengacara hak-hak kebebasan. Dia memenangkan pemilu presiden dan mengalahkan politikus sayap kanan Anze Logar, yang juga mantan Menteri Luar Negeri Slovenia.

10. Cory Aquino (Filipina)

Cory Aquino. philstar.com

Perempuan dengan nama asli Maria Corazon Sumulong Cojuangco ini lahir di Paniqui, Tarlac, Filipina pada 25 Januari 1933. Dia adalah anak keenam dari pasangan Jose Cojuangco y Chichioco Sr dan Demetria.

Kedua orang tuanya berasal dari keluarga politik terkemuka. Dia belajar hukum di Far Eastern University pada tahun 1953. Di sinilah Cory bertemu dengan Benigno S. Aquino Jr. yang kemudian menjadi suaminya, yang kemudian menjadi presiden Filipina.

Setelah kematian suaminya, oposisi bersatu di sekeliling Cory Aquino. Dengan baik, Cory Aquino menghadapi kematian suaminya dan berevolusi menjadi simbol reformasi nasional. Dia mulai mengambil bagian dalam serangkaian aksi demonstrasi yang membesar menjadi people power.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."