Review Film Inside Out 2, Cocok Ditonton bersama Keluarga saat Libur Sekolah

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Film Inside Out 2. Foto: Instagram/@pixar

Film Inside Out 2. Foto: Instagram/@pixar

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Di momen libur sekolah tengah tahun 2024, Inside Out 2 salah satu satu rekomendasi film yang cocok bersama si kecil. Film animasi Disney dan Pixar terbaru ini kembali mengajak penonton untuk masuk ke dalam benak Riley Andersen, sang karakter utama yang kini sudah beranjak remaja. Sekuel dari film Inside Out (2015) ini fokus pada kehidupan Riley di usianya yang menginjak 13 tahun dan tengah mencari jati diri di masa pubertas.

Lima emosi yang sudah ada di benak Riley sejak kecil masih terus mengatur keadaan Riley. Seiring berjalannya waktu, Joy, Anger, Sadness, Fear, dan Disgust mulai memiliki formula pengaturan yang lebih efektif untuk menjaga Riley. Namun, hal tersebut ternyata tidak bisa bertahan lama.

Seperti remaja pada umumnya, Riley mengalami pubertas dan itu membuat emosinya menjadi tidak stabil. Di saat peralihan dari masa anak-anak menjadi remaja itulah, empat emosi baru hadir dan menjadi konflik utama dalam Inside Out 2. Emosi baru itu adalah Anxiety, Envy, Ennui, dan Embarrassment.

"Saya memiliki dua anak yang berusia 16 dan 15 tahun, jadi saya ikut menyaksikan perubahan yang mereka alami. Terlebih lagi, masa remaja adalah masa yang sulit untuk banyak orang dan untuk bisa menceritakan kisah itu akan menjadi hal yang menarik," kata Sutradara Kelsey Mann.

Cerita Lebih Kompleks di Inside Out 2

Inside Out 2 tidak bisa lepas dari bayang-bayang film pertama yang mendapatkan ulasan positif dan meraup pendapatan lebih dari 858 juta dolar AS atau jika dirupiahkan saat ini Rp 14 triliun. Jika dibandingkan dengan film pertama, cerita yang dihadirkan di Inside Out 2 jauh lebih kompleks.

Sebelumnya penonton hanya mengikuti lima emosi, kini menjadi sembilan emosi yang punya karakteristik berbeda. Namun, Joy dan Anxiety yang lebih menonjol di sini. Joy memimpin grup emosi terdahulu, sementara Anxiety mendominasi grup emosi baru. Keduanya memiliki perbedaan prinsip dalam mengatur Riley dan itu menimbulkan perpecahan.

"Saat beranjak remaja, emosi pun menjadi semakin kompleks seakan-akan terjadi sebuah renovasi besar di dalam otak kita. Hadirnya emosi-emosi baru dalam benak Riley akan mengubah kehidupan sang remaja dan juga mempengaruhi emosi-emosi yang telah ada sebelumnya," kata Produser Mark Nielsen.

Relevan dengan Kehidupan Remaja di Masa Puber

Cerita ini cukup relevan dengan kehidupan remaja. Rasa cemas atau Anxiety belakangan ramai dibicarakan di kalangan anak muda. Inside Out 2 menggambarkan bagaimana Anxiety mampu merusak kebahagiaan (Joy) dan hubungan dengan orang-orang di sekitar.

Banyak pembelajaran yang bisa diambil dari film ini. Meskipun Anxiety tidak bisa dihindari, tetapi bisa diatasi dan dikendalikan. Joy awalnya merasa Riley hanya perlu mengingat masa-masa bahagia dan melakukan hal-hal positif di hidupnya. Ternyata itu semua tidak sepenuhnya baik. Inside Out 2 menunjukkan proses pencarian jati diri yang tidak selalu berasal dari kenangan manis saja, tapi justru sebaliknya.

Selain itu, arti pertemanan di masa remaja juga menjadi salah satu sorotan cerita Inside Out 2. Bagaimana Riley berdampak terhadap kedua sahabatnya, begitu pula sebaliknya. Ya, seperti kita yang dewasa, teman di kala remaja juga bisa memengaruhi semangat dan daya juang menggapai mimpi-mimpi.

Film berdurasi 96 menit ini terasa pas dengan alur yang seru dan sentuhan komedi yang menghibur. Penggambaran Riley versi remaja sangat terlihat jelas terutama dari fisiknya, memakai kawat gigi hingga mulai berjerawat.

Detail animasi karakter pendukung yang berasal dari video game dan kartun televisi yang diidolakan Riley juga berhasil menarik perhatian. Terlihat seperti di video game, gerakannya dibuat kaku dan gaya bicaranya juga berulang. Sementara untuk kartun televisi, wujudnya ditampilkan dalam animasi 2D dengan dialog pasti akan membuat satu studio bioskop tertawa.

Di sisi lain, sepertinya film ini kurang cocok untuk anak-anak di bawah usia 12 tahun, meskipun Lembaga Sensor Film mengkategorikannya untuk semua umur. Mengapa demikian? Karena cerita Inside Out 2 tidak mudah dimengerti oleh anak-anak di bawah usia 12 tahun, apalagi soal proses pencarian jati diri. Mereka belum sampai ke tahap tersebut.

Mereka mungkin akan terhibur dengan menontonnya, tetapi pesan moral yang penting dari film ini belum tentu dapat dicerna dengan maksimal. Maka dari itu, orang tua berperan besar mendampingi dan membantu anak-anak memahami selama menonton film ini.

Oiya, jangan lewatkan adegan yang muncul setelah credit title. Scene itu akan mengungkapkan rahasia terdalam seorang Riley.

Film Inside Out 2 tayang di seluruh bioskop Indonesia mulai Jumat, 14 Juni 2024. Nikmatilah bersama keluarga, sahabat, dan orang-orang terkasih di momen liburan ini.

Pilihan Editor: Review Film Wish, Perlihatkan Kekuatan Harapan Mengalahkan Keserakahan

TEMPO | SILVY

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."