Seperti yang Dialami Michelle Ziudith dalam Film Ipar Adalah Maut, Ini 8 Alasan Selingkuh

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
perselingkuhan. Ilustrasi

perselingkuhan. Ilustrasi

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Film Ipar Adalah Maut besutan Hanung Bramantyo berhasil menyita perhatian penonton karena menjadi tontonan yang mengaduk-ngaduk perasaan mereka. Bagaimana perselingkuhan terjadi justru datang dari keluarga dalam hal ini adik kandung sendiri. Seperti yang dialami oleh Michelle Ziudith, dikhianati oleh adik kandungnya sendiri. 

Jadi, apa yang sebenarnya terjadi di sini? Bagaimana bisa pasangan yang penuh kasih dan setia bisa berakhir selingkuh? Ada beberapa alasan potensial mengapa orang-orang dalam hubungan yang bahagia mungkin berselingkuh, seperti dalam film Ipar Adalah Maut. 

Berikut alasan selingkuh yang kerap terjadi dalam hubungan harmonis:

1. Godaan yang tidak terkendali

Di dunia sekarang ini, terdapat lebih banyak peluang untuk bertemu calon pasangan selingkuh karena pekerjaan, perjalanan, atau situasi sosial yang dapat meningkatkan godaan. Kita semua dapat memahami penjelasan ini, terutama ketika kita memahami dampak dari situasi sosial dan teknologi. Lebih dari sebelumnya, kemajuan teknologi membuat hubungan seks di luar nikah menjadi lebih mudah diakses, lebih murah, dan mudah. Anda bisa mendapatkannya kapan saja dan dimana saja. Godaannya besar dan sering terjadi, dan keinginan untuk mendapatkan kepuasan segera semakin besar.

2. Kurangnya harga diri

Tidak selalu, namun sering kali masalah mendasar dalam hubungan yang sehat adalah rendahnya harga diri, kurangnya pengendalian emosi, impulsif, dan kurangnya kedewasaan. Bagi sebagian orang yang kurang percaya diri, tidak peduli seberapa besar cinta yang mereka dapatkan, itu tidak pernah cukup. Mereka menerima begitu saja apa yang mereka miliki.

Sekalipun pasangannya mengatakan kepada mereka setiap hari betapa dihormatinya mereka, atau betapa penuh kasih sayang dan menariknya mereka, lama-kelamaan, pujian-pujian ini menjadi mudah ditebak dan kurang ampuh. Dalam hal ini, perselingkuhan membuat orang tersebut merasa diinginkan dan memberikan dorongan delusi pada diri sendiri. Sayangnya, dorongan ini hanya berumur pendek, sehingga menimbulkan lebih banyak perasaan hampa.

3. Ekspresi kehilangan atau kerinduan

Dalam hal ini perselingkuhan tidak dimaksudkan untuk menarik atau memutuskan hubungan mereka dengan pasangannya (karena mereka masih mencintai pasangannya dan ingin bersama), melainkan merupakan ekspresi kehilangan atau kerinduan (akan kegembiraan, kebebasan, gairah, fantasi, dan lannya, hal-hal yang bahkan hubungan bahagia pun tidak dapat sediakan). Perselingkuhan mengungkapkan keinginan untuk mengalami dan menghubungkan kembali bagian-bagian diri yang hilang dan untuk mengintegrasikannya ke dalam Diri yang lebih besar dan lengkap.

4. Kurangnya keintiman atau hubungan emosional

Bahkan dalam hubungan yang umumnya bahagia, ada kalanya pasangan menjadi jauh secara emosional atau kurang keintiman fisik/seksual. Ketika kebutuhan emosional akan kasih sayang, pengertian, dan perasaan dihargai tidak terpenuhi dalam hubungan yang berkomitmen, individu mungkin mencari untuk memenuhi kebutuhan tersebut di tempat lain. Perselingkuhan mungkin merupakan upaya untuk mengisi kekosongan keintiman itu.

5. Bosan 

Seiring berjalannya waktu, bahkan hubungan yang bahagia pun bisa berubah menjadi rutinitas dan pola yang sudah biasa. Gairah yang kuat dan kebaruan pada tahap awal memudar. Bagi sebagian orang, rutinitas hubungan jangka panjang bisa menimbulkan kebosanan atau keinginan akan kesegaran dan kegembiraan yang bisa diberikan oleh perselingkuhan. Hilangnya kebaruan yang menarik ini membuat mereka mendambakan sensasi petualangan romantis baru.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."