4 Tips Olahraga Saat Menstruasi Agar Tetap Bugar

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rezki Alvionitasari

google-image
Ilustrasi wanita olahraga. Freepik.com

Ilustrasi wanita olahraga. Freepik.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Sahabat Cantika mungkin lebih pemilih dalam mencoba jenis olahraga saat menstruasi. Terlebih di hari pertama, perut cenderung sakit dan tidak nyaman. 

Nah, bagi Sahabat Cantika yang ingin tetap bugar, bisa menerapkan empat tips berikut seperti dilansir dari Heathline, yuk simak!

Tips Olahraga Saat Menstruasi Agar Tetap Bugar

1. Pilih olahraga yang kamu sukai

Meski sedang menstruasi, Anda tetap bisa berolahraga dengan memilih aktivitas fisik favorit, misalnya hiking, yoga, hingga angkat beban. Hal ini untuk menjaga mood tetap senang, serta meminimalisir kelelahan akibat siklus datang bulan.

2. Pakai produk yang cocok

Kehilangan rasa nyaman akibat menstruasi saat berolahraga tentu sangat tidak menyenangkan. Untuk itu, Anda diminta bisa menentukan produk terbaik.

Kamu dapat mengenakan celana dalam pembalut, menstrual cup atau pembalut biasa. Supaya makin yakin, Sahabat Cantika bisa melakukan riset terlebih dahulu dan kenali produk tersebut apakah pilihanmu cocok digunakan untuk olahraga.

3. Fokus pada tujuan

Selanjutnya, Anda diminta fokus pada goals atau tujuan untuk terus berolahraga meski sedang datang bulan. Mulai pikirkan soal apakah olahraga saat menstruasi dapat membuat kesehatan kita jauh lebih baik atau justru hanya memuaskan orang lain.

Jika opsi kedua yang ada di dalam pikiran Anda, maka lebih baik hentikan. Pasalnya, tujuan olahraga yang baik adalah karena dirimu sendiri bukan dorongan sosial atau demi orang lain.

4. Dengarkan tubuhmu

Setiap perempuan mengalami siklus menstruasi dan kondisi yang berbeda, misalnya kram perut, aliran darah tidak lancar dan sebagainya. Jadi lakukan yang terbaik untuk tubuhmu ya, misalnya jika olahraga saat datang bulan terlalu berat bagi Sahabat Cantika, lebih baik berhentilah sejenak.

Alternatifnya, kamu bisa menunggu waktu menstruasi selesai. Selanjutnya, jangan berolahraga secara berlebihan ya!

Olahraga berlebihan dapat memicu siklus menstruasi tidak teratur

Olahraga berlebihan dapat memicu siklus menstruasi tidak teratur karena pasang surut hormon selama empat fase.

Hormon mengalami pasang surut sepanjang empat fase, dan bertanggung jawab untuk memberitahu ovarium Anda untuk membentuk sel telur yang matang, melepaskannya ke dalam rahim Anda (ovulasi), dan kemudian — jika tidak dibuahi, dan Anda tidak hamil — agar lapisan rahim Anda luruh sehingga menyebabkan menstruasi.

Namun semua ini tidak akan terjadi jika otak tidak memerintahkan hal itu terjadi.

“Ada area otak yang disebut hipotalamus yang menerima informasi dari tubuh Anda dan memutuskan apakah Anda mampu ‘berovulasi’ dan berpotensi hamil,” jelas Christine Sterling, dokter kandungan bersertifikat, pendiri Sterling Parents dan anggota Dewan Penasihat Medis Oura dikutip dari Popsugar.

Lebih lanjut, Instruktur kebidanan dan ginekologi di Fakultas Kedokteran Nortwestern Feinberg, Katerina Hoyt menjelaskan, olahraga berlebihan akan membuat tubuh berada di bawah tuntutan fisiologis.

“Dalam keadaan olahraga berlebihan, tubuh berada di bawah begitu banyak tuntutan fisiologis dan stres sehingga otak menekan pelepasan hormon-hormon yang penting untuk fungsi ovarium serta siklus menstruasi,” kata Katerina Hoyt.

Pada dasarnya, otak Anda memutuskan bahwa mengingat meningkatnya tekanan fisik (dan potensi mental) dari semua aktivitas ini, tubuh Anda tidak dilengkapi untuk mendukung kebutuhan metabolisme dan nutrisi yang dibutuhkan oleh kehamilan, ucap Hoyt.

Nah, itu dia empat tips jika Sahabat Cantika ingin melakukan olahraga saat datang bulan, semoga bermanfaat ya!

Pilihan Editor: 5 Olahraga yang Bantu Mengatasi Perasaan Cemas, Panik, atau Sedih

HEALTHLINE | POPSUGAR

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."