13 Atlet Perempuan Indonesia yang Akan Berlaga di Olimpiade Paris 2024

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rezki Alvionitasari

google-image
Setelah menempati peringkat 40 dalam penentuan peringkat perorangan putri yang berlangsung di Yumenoshima Ranking Field, Tokyo dengan skor 631 pada Jumat (23/7). Atlet panahan Indonesia Diananda Choirunisa sekarang tinggal menanti lawan di babak 32 besar. (foto: NOC Indonesia)

Setelah menempati peringkat 40 dalam penentuan peringkat perorangan putri yang berlangsung di Yumenoshima Ranking Field, Tokyo dengan skor 631 pada Jumat (23/7). Atlet panahan Indonesia Diananda Choirunisa sekarang tinggal menanti lawan di babak 32 besar. (foto: NOC Indonesia)

IKLAN

5. Apriyani Rahayu (Bulu Tangkis)

Apriyani Rahayu adalah seorang atlet bulu tangkis Indonesia yang telah mengukir prestasi gemilang dalam karier olahraganya. Lahir pada tanggal 29 April 1998, Apriyani mulai menunjukkan minatnya dalam dunia bulu tangkis sejak usia dini. Ia tumbuh di lingkungan yang kurang mampu, namun dengan tekad yang kuat, ia berhasil mengembangkan bakatnya menjadi seorang pemain bulu tangkis yang berbakat.

Apriyani Rahayu memulai karier profesionalnya pada tahun 2016 ketika ia bergabung dengan tim bulu tangkis nasional Indonesia dan menjadi bagian dari program pelatnas. Namun, perjalanannya tidaklah mudah. 

Ia menghadapi banyak tantangan, termasuk masalah keuangan dalam keluarganya. Ayahnya bahkan harus bekerja keras mencari dana untuk mendukung karier bulu tangkis Apriyani.

Dengan semangat dan kerja kerasnya, Apriyani terus mengembangkan kemampuannya dan mencatatkan prestasi yang mengesankan. Ia menjadi pemain yang andal dalam nomor ganda putri dan sering kali berpasangan dengan Greysia Polii. Duo ini telah meraih sejumlah gelar juara di turnamen internasional, termasuk di ajang BWF World Tour dan Asian Games.

Pada Olimpiade Tokyo 2020, Apriyani Rahayu bersama Greysia Polii berhasil meraih medali emas dalam nomor ganda putri. Kemenangan ini menjadi tonggak sejarah bagi Indonesia, karena merupakan medali emas pertama dalam nomor ganda putri sepanjang sejarah bulu tangkis Indonesia di Olimpiade. Prestasi ini juga mengukuhkan posisi Apriyani sebagai salah satu pemain bulu tangkis terbaik Indonesia.

Pebulu tangkis ganda putri Indonesia Siti Fadia Silva Ramadhanti (kanan) dan Apriyani Rahayu berfoto bersama usai menang atas pebulu tangkis ganda putri Thailand Jongkolphan dan Rawinda Prajongjai dalam babak perempatfinal Piala Uber 2024 di Chengdu Hi Tech Zone Sports Center Gymnasium, Chengdu, China, Jumat, 3 Mei 2024. Pasangan Apriyani/Fadia menang dalam dua gim 21-17, 21-14 dan tim Indonesia unggul atas Thailnad dengan skor 2-0. ANTARA FOTO/Galih Pradipta

6. Siti Fadia Silva Ramadhanti (Bulu Tangkis)

Siti Fadia menggantikan posisi Greysia Polii, yang sebelumnya menjadi patner Apriyani meraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020. Pasangan tersebut harus berpisah karena Greysia memutuskan pensiun di usianya 34 tahun.

Fadia sebelumnya berpatner dengan Ribka Sugiarto. Pemain jebolan PB Djarum ini dipasangkan dengan Apriyani sejak Maret 2022, saat Greysia sudah ancang-ancang berhenti sebagai pemain profesional bulu tangkis.

Meski belum lama dipasangkan, pemain kelahiran Bogor, 21 tahun, itu tak canggung bermain dengan Apriyani yang lebih sudah banyak mengukir prestasi kelas dunia. Bersama Apriyani Rahayu, yang lebih tua sekitar dua setengah tahun, Fadia langsung menggebrak. 

Pasangan baru ini sukses membawa pulang emas di SEA Games Vietnam 2021 pada Mei lalu, dengan mengalahkan pasangan Thailand, Benyapa Aimsaard/Nuntakarn Aimsaard, 21-17 dan 21-14. Kemudian, di turnamen Indonesia Masters 2022 yang dihelat pekan lalu, Apriyani dan Fadia berhasil lolos ke final. Namun, pasangan ini belum bisa meraih gelar juara setelah kalah menghadapi pasangan Cina, Chen Qing Chen/Jia Yi Fa dengan skor 18-21 dan 12-21 di final pada Ahad, 12 Juni 2022.

Kegagalan di final tersebut membuat Fadia mendapatkan banyak pelajaran dan pengalaman, salah satunya bagaimana menghadapi pebulu tangkis kelas dunia dalam pertandingan.

7. Gregoria Mariska Tunjung (Bulu Tangkis)

Pebulutangkis Tunggal Putri Indonesia Gregoria Mariska Tunjung saat mengembalikkan kok ke arah lawannya Pebulutangkis Tunggal Putri Indonesia Putri Kusuma Wardani pada babak 32 besar Indonesia Open 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Selasa, 4 Juni 2024. Gregoria Mariska Tunjung berhasil memenangkan pertandingan dan lolos ke babak 16 besar dengan skor 21-14 dan 21-17. TEMPO/M Taufan Rengganis

Gregoria Mariska Tunjung Cahyaningsih adalah seorang atlet bulu tangkis tunggal putri Indonesia yang lahir pada 11 Agustus 1999 di Wonogiri, Jawa Tengah. Orang tua Gregoria Mariska Tunjung bernama Gregorius Maryanto (ayah) dan Fransiska Romana (ibu).

Wanita bernama Grego ini sudah tertarik dengan bulu tangkis sejak kecil. Orang tua Grego juga mendukungnya bermain bulutangkis sejak sekolah dasar. Gregoria sempat mengasah kemampuan bulutangkisnya di AUB Surakarta Club di Jawa Tengah. Di kelas 5 SD ia kemudian pindah ke Mutiara Cardinal Club di Bandung.

Grego sendiri baru masuk ke pelatnas Cipayung pada 2013. Hal itu karena ia berhasil meraih lima gelar Sirkuit Nasional pada tahun 2013. Tak lama kemudian, ia kembali menorehkan prestasi ketika menjuarai Singapore International Series dan Indonesia International Badminton Championship di 2015.

Bakatnya yang luar biasa akhirnya membuat Grego menjadi bagian tak terpisahkan dari tim Indonesia, khususnya di tunggal putri. Nama Gregoria Mariska Tunjung mulai dikenal luas pada 2017. Kemudian, atlet setinggi 164 cm itu mengukir sejarah dengan menjuarai tunggal putri Kejuaraan Dunia Junior BWF di Yogyakarta.

Apalagi, master Spanyol 2023 juga mengakhiri absen juara selama lima tahun Grego. Pada akhirnya, Grego menjadi juara di Finland Open 2018. Tak hanya berhenti di situ saja, Gregoria terus mengudara dan mengharumkan nama Indonesia. Hingga akhirnya dirinya berhasil bergabung dengan tim tunggal putri senior. 

8. Pitha Haningtyas Mentari (Bulu Tangkis)

Ganda campuran Indonesia, Rinov Rivaldy / Pitha Haningtyas Mentari, jadi juara Spain Masters 2024, Minggu, 31 Maret 2024. Kredit: Tim Media PBSI

Pitha Haningtyas Mentari yang lahir pada 1 Juli 1999 adalah atlet bulutangkis Indonesia yang berasal dari klub Jaya Raya Jakarta badminton. Ia merupakan atlet ganda campuran bulutangkis bersama dengan pasangannya Rinov Rivaldy. Ia merupakan merupakan anggota dari tim putri Pesta Olahraga Asia Tenggara 2019.

Pencapaian dari tingkat nasional sampai internasional pernah diraih oleh Pitha bersama pasangannya dalam ganda campuran. Pitha bersama Rinov pernah meraih perunggu dalam SEA GAMES 2019 di Muntinlupa Sports Complex, Metro Manila, Filipina yang bertanding melawan Malaysia dengan pasangan Goh Soon Huat dan Shevon Jemie Lai. 

Sebelum mengikuti pertandingan di SEA GAMES, lebih dahulu ia mengikuti Kejuaraan Dunia Campuran pada 2017 yang dilangsungkan di GOR Among Rogo, Yogyakarta. Pada pertandingan tersebut, bersama dengan Rinov, Pitha melawan tim Indonesia lainnya, yaitu Rehan Naufal Kusharjanto dan Siti Fadia Silva Ramadhanti. Pertandingan tersebut pun berhasil mengeluarkan pemenang yang mendapatkan medali emas dari pasangan atlet Pitha dan Rinov.

Selama dua tahun, pada 2018-2019, Pitha dan Rinov mengikuti BWF World Tour. Awalnya, BWF World Tour sudah mulai diumumkan sejak 19 Maret 2017, tetapi baru direalisasikan pada 2018. BWF World Tour adalah seri turnamen bulutangkis elit yang diselenggarakan oleh Badminton World Federation (BWF). Turnamen ini terbagi menjadi beberapa level, yaitu World Tour Finals, Super 1000, Super 750, Super 500, Super 300 (bagian dari HSBC World Tour), dan BWF Tour Super 100, seperti dirangkum archive.org.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."