Fashion Statement ala Kamala Harris, Sneakers dan Ragam Blazer Stylish

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta"While I may be the first woman in this office, I will not be the last, because every little girl watching tonight sees that this is a country of possibilities"  Kamala Harris

Nama Wakil Presiden Amerika Serikat, Kamala Harris menjadi sorotan lantaran digadang menjadi calon presiden Amerika Serikat oleh Joe Biden. Pada akhir pekan kemarin, Joe Biden kandidat presiden inkumben dari Partai Demokrat, akhirnya menyatakan mundur dari pencalonan Presiden Amerika Serikat di tengah desakan berbagai pihak. Dia kemudian mendukung Wakil Presiden Kamala Harris sebagai calon presiden baru alias capres dari Partai Demokrat.

Sebagai kilas balik, Pada 7 November 2020, ia bersama Joe Biden menang dalam pemilihan umum. Kemenangan Joe Biden di Pemilu AS sekaligus menjadi capaian bersejarah sang mitra, Kamala Harris. Kemenangan tersebut telah mengantarnya sebagai perempuan pertama yang menjadi Wakil Presien Amerika. Tidak berhenti di situ, kemenangan tersebut juga membuat Kamala sebagai keturunan Afrika dan Asia pertama yang menjadi Wakil Presiden Amerika. 

Setelah debat wakil presiden, sikapnya terhadap masalah-masalah seperti kesehatan dan perubahan iklim yang menjadi berita utama, membuat orang dapat berargumen bahwa pilihan jas hitam atau blazer, blouse dan sneakers efektif dalam kesederhanaannya.

Saat pidato perdana Kamala di Delware ia kembali mengenakan blazer andalannya. Bukan biru navy, hitam, atau abu-abu tartan seperti yang kerap ia kenakan. Melainkan off white, sebagai simbol netral dan natural berhadapan dengan publik AS. 

Di luar pencapaian Kamala, perempuan yang menjadi politisi kerap memiliki gaya busana atau fashion statement yang merepresentasikan karakter dan pesan khusus. Misalnya Jacqueline Kennedy yang menggunakan fashion sebagai diplomasi didokumentasikan dengan baik, begitu pula dengan dukungan Michelle Obama terhadap desainer Amerika. Selain itu, media tampak terpesona secara positif oleh syal Deborah Birx, masker kain ala Nancy Pelosi, bros Madeleine Albright, dan mutiara Barbara Bush.

Bagaimana dengan di Indonesia? Ada Retno Marsudi yang selalu elegan dengan monochrome style dan kalung mutiara, Sri Mulyani dengan ragam blouse batik, Yenny Wahid berhiaskan kerudung brokat dan lace, dan Puan Maharani menuliskan insial nama dia di masker kain warna merah andalannya. 

Meskipun pilihan fashion Kamala bukan prioritas utama, pilihan alas kakinya menjadi penting lantaran ia adalah salah satu orang pertama yang mengenakan sepatu kets atau sneakers di jalur kampanye. Saat mantan jaksa dan Senator AS itu mulai berkampanye sebagai calon presiden dari Partai Demokrat pada 2019, ia kerap memilih sepatu kets. Converse Chuck Taylor All-Stars menjadi sepatu kets yang sudah lama dia sukai dan miliki dalam berbagai warna dan gaya. Seolah-olah sepatu-sepatu tersebut memberinya pegas lebih cepat dalam langkahnya.

Wakil Presiden AS Kamala Harris, saat tiba untuk menyampaikan sambutan kepada tim Juara National Collegiate Athletic Association (NCAA) putri dan putra di Halaman Selatan Gedung Putih, Washington, AS. , 22 Juli 2024. REUTERS/Nathan Howard

Saat kampanye dan acara publik, perempuan kelahiran 20 Oktober 1964 ini kerap mengenakan koleksi sneakers Converse yang mengesankan, mulai dari All Stars klasik hingga versi platform.

Dalam bahasa fashion, Kamala tahu bagaimana caranya bergaya santai namun tetap berkelas. Dia memadupadankan blazer, celana panjang skinny berwarna gelap serta sneakers putih. Namun menariknya, di momen perkenalan Agustus lalu ia sempat menukar sneakers andalannya dengan pump shoes warna nude, untuk mengimbangi tampilan Biden di panggung.

Bagaimana seorang wakil presiden berkomunikasi secara nonverbal dari ekspresi wajah mereka, seberapa sering mereka memakai masker, hingga cara mereka berpakaian adalah komponen penting dari kampanye mereka. 

Hal ini tidak berarti bahwa warna blazer adalah bagian dari kebijakan posisi kandidat. Tapi, seperti dikatakan Vanessa Friedman yang dilansir dari The New York Times, "Substansi tidak sepenuhnya terlepas dari gaya." Gaya, jika digunakan secara efektif, sering kali dapat memperkuat pesan, substansi, dan karakter.

Dalam bukunya Power Dressing: First Ladies, Women Politicians & Fashion, Jurnalis Robb Young menggambarkan mode sebagai baliho busana yang menyebarkan pesan yang jelas ke berbagai audiens, dari yang akrab hingga global. 

Seperti halnya sepatu Harris yang telah menjadi topik berita, sebagian besar pakaian kampanye dia terdiri dari setelan celana dan blazer yang disesuaikan dan dipoles. Seringkali dilengkapi dengan mutiara atau layered necklace, namun tidak menarik perhatian lebih dari sang politisi itu sendiri. 

Fashion sangat penting sebagai perwujudan budaya dan identitas serta komunikasi. Orang-orang memiliki kesempatan untuk menjadikan apa yang mereka kenakan sebagai bagian dari karakter dan kepribadian serta pesan mereka. 

Pilihan Editor: Profil dan Perjalanan Karier Kamala Harris, Didukung Joe Biden Jadi Capres Amerika Serikat

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."