Hagai Pakan bagi Tips Styling Kebaya Chic dan Modern, Sesuai Gaya Kamu

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
(dari kiri) Sutradara Bramsky, Aktris Putri Marino, Syandria Kameron, konseptor dan penata busana Hagai Pakan, dan Dalang Perempuan dan Penyanyi keroncong Woro Mustiko dalam konferensi pers jelang penayangan perdana film pendek Kebaya Kala Kini di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, Selasa, 23 Juli 2024. Bakti Budaya Djarum Foundation merilis film pendek

(dari kiri) Sutradara Bramsky, Aktris Putri Marino, Syandria Kameron, konseptor dan penata busana Hagai Pakan, dan Dalang Perempuan dan Penyanyi keroncong Woro Mustiko dalam konferensi pers jelang penayangan perdana film pendek Kebaya Kala Kini di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, Selasa, 23 Juli 2024. Bakti Budaya Djarum Foundation merilis film pendek "Kebaya Kala Kini" dalam rangka memperingati Hari Kebaya Nasional. Film tersebut menggambarkan kebaya sebagai bagian dari identitas perempuan Indonesia dan dapat disaksikan melalui YouTube Indonesia Kaya pada 24 Juli 2024. TEMPO/M Taufan Rengganis

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Pemerintah Indonesia telah menetapkan 24 Juli sebagai Hari Kebaya Nasional melalui Keppres No. 19 Tahun 2023. Penetapan ini dalam rangka menjaga dan melestarikan kebaya yang telah berkembang menjadi aset budaya yang sangat berharga. Salah satunya dengan bangga mengenakan di berbagai kesempatan. 

Lantas bagaimana tips styling kebaya agar bisa tampil sesuai gaya masing-masing. Menurut fashion stylist Hagai Pakan setiap perempuan sudah memiliki karakter masing-masing yang bisa terpancar melalui pilihan gaya mereka. 

"Kalau menurut saya terutama perempuan Indonesia memang wajib punya kebaya, kayak kita punya kaos atau kemeja putih gitu. Jadi itu kayak jadi must have item, yang memang bukan cuma dipakai buat kondangan atau acara resmi tetapi ke kantor sehari-hari. Saya senang banget nih, sekarang semakin banyak orang berkebaya. Cuma memang harus disebarluaskan lagi semangat itu supaya orang lebih senang berkebaya," kata Hagai dalam talkshow film Kebaya Kala Kini, Selasa, 23 Juli 2024. 

Menurut Hagai, poin paling penting dalam styling ialah kenyamanan bahan kebaya, baru setelah itu disesuaikan dengan gaya dan karakter masing-masing. "Misalnya bagi perempuan yang suka bergaya formal bisa pakai kebaya janggan tapi dalamnya dikasih elemen kebaya encim lalu dipadukan kain dan sepatu boots. Jadi look-nya akan berbeda tetapi tidak meninggalkan unsur klasiknya. Tetap formal, nyaman, dan sesuai kepribadian," ucap Hagai merujuk kebaya yang dikenakan Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation, Renitasari Adrian.

Lantas bagi kalian yang suka bergaya simpel dan casual bisa dipadukan celana jeans dan sneakers seperti yang dikenakan Putri Marino. Ibu satu anak ini mengenakan kebaya encim panjang dengan slit bagian depan warna putih yang ia padukan celana jeans berdetail patchwork, tak lupa sneakers sebagai pelengkap. "Pakai kebaya tak mesti mengenakan kain atau selop, pakai sneakers dan boots pun jadi," imbuh Hagai. 

Sementara bagi pencinta kebaya klasik seperti Woro Mustika, bisa memakai kebaya Kartini warna putih yang dipadukan kain batik ikat dan selendang ala tahun 60-an dan memakai sepatu selop tertutup. "Karena aku pasti tahu Woro datang sanggulan, jadi sesuai dengan karakternya dia gitu," ucap Hagai. 

Lalu, bagi yang suka bergaya vintage seperti Syandria Kameron? Hagai memadukan gaya kebaya Minang dari desainer Ghea Panggabean tetapi bawahnya kain dari Timur sehingga mewakili Sabang sampai Merauke, sementara untuk sepatunya pakai ankle boots. "Kendati kebaya bisa dipadupadankan, tetap hati-hati karena banyak kain memiliki pakem yang perlu diperhatikan. Kalau kain gitu enggak bisa asal-asalan tetap harus kita pelajari asal muasalnya," ungkap dia. 

Pilihan Editor: 5 Gaya Kebaya Hijab Artis, dari Irish Bella hingga Shireen Sungkar

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."