CANTIKA.COM, Jakarta - Begitu Anda menginjak usia 20-an, permukaan kulit mulai kehilangan kolagen sekitar satu persen per tahun. Kolagen adalah protein umum yang membentuk blok pembangun kulit, rambut, kuku, dan jaringan ikat. Kolagen juga memberikan struktur, elastisitas, dan kekuatan pada kulit.
"Seiring bertambahnya usia, produksi kolagen alami tubuh melambat," kata dokter kulit bersertifikat Hannah Kopelman dikutip dari laman Byrdie, 25 Juli 2024.
"Paparan sinar ultraviolet, polusi, merokok, dan pola makan yang buruk dapat menyebabkan kerusakan kolagen, yang menyebabkan kulit menjadi kurang kencang dan elastis dengan kerutan, garis-garis halus, dan kendur," ujarnya.
Setelah kolagen rusak atau hilang, kolagen akan sulit diganti, jadi menjaganya membantu menjaga kulit tetap muda dan sehat.
Berikut ini 10 cara melindungi kolagen di kulit menurut dokter kulit
1. Gunakan Pelembap dengan Kolagen
Dokter kulit dan kosmetik Karan Lal mengatakan menggunakan pelembap dengan kolagen dapat membantu memberikan hidrasi dan memperbaiki kerusakan lapisan kulit, tetapi Anda perlu mencari produk yang tepat.
"Kolagen adalah molekul yang sangat besar, dan tidak menembus lapisan kulit yang dalam," ucapnya.
Ada beberapa teori yang menyatakan bahwa mengoleskannya ke kulit dapat membantu tubuh membentuk kolagen. Sebab kolagen mendukung kulit dan membantu menjaganya tetap terangkat, penting untuk menjaga keseimbangan yang sehat antara pembentukan kolagen dan mencegah kerusakan kolagen.
Mencegah kerusakan kolagen adalah kuncinya di sini. Karena kemanjuran stimulasi kolagen dengan krim topikal tidak diketahui, carilah pelembap kolagen yang mendukung dan melindungi simpanan kolagen daripada produk yang mengaku memberikan kolagen baru melalui aplikasi topikal.
2. Microneedling
Microneedling adalah perawatan stimulasi kolagen yang menciptakan cedera mikro di kulit. Luka-luka ini merangsang proses penyembuhan alami tubuh, meningkatkan produksi kolagen dan elastin sebagai produk sampingan.
"Microneedling juga meningkatkan tekstur kulit, mengurangi kerutan, dan meminimalkan bekas luka," kata dokter Kopelman. "Biasanya, hasilnya muncul beberapa minggu setelah perawatan, dengan perbaikan berkelanjutan pada bulan-bulan berikutnya seiring dengan peningkatan produksi kolagen," ucapnya.
3. Masukkan Retinoid ke dalam Rutinitas Kulit
Retinoid adalah turunan vitamin A yang diubah menjadi asam retinoat untuk digunakan dalam perawatan kulit topikal dan oral. Ketika dioleskan, retinoid merangsang produksi kolagen dan meningkatkan pergantian sel kulit.
"Ini membantu melindungi kolagen yang ada dan mendorong serat kolagen baru," kata dokter Kopelman.
Adapun dokter Lal lebih memilih retinoid daripada retinol karena retinoid bersifat aktif, bukan retinol, yang harus diubah menjadi retinoid agar menjadi aktif.
Meskipun kedua ahli menganjurkan retinoid, cobalah krim atau serum yang dijual bebas dengan bakuchiol, bahan nabati lembut yang dianggap sebagai alternatif.
4. Perawatan Laser
Perawatan laser di klinik kecantikan dapat meningkatkan kualitas dan kadar kolagen kulit Anda secara signifikan. Dokter Kopelman menyukai laser karena merangsang produksi kolagen, sekaligus memperbaiki tekstur dan warna kulit.
Dokter Lal menambahkan bahwa laser fraksional dan non-ablatif aman untuk semua jenis kulit, tetapi penting untuk berkonsultasi dengan profesional berpengalaman guna menemukan perawatan terbaik untuk jenis dan warna kulit Anda.
5. Coba Perawatan Radiofrekuensi
Perawatan radiofrekuensi mengandalkan energi yang disalurkan jauh di dalam kulit untuk memanaskannya dan merangsang produksi kolagen dan elastin. Kulit menjadi lebih kencang, lebih padat, dan lebih halus sebagai respons terhadap perawatan.
"Saya menyukai perawatan ini karena memberikan hasil yang efektif dan terlihat dengan waktu pemulihan yang minimal sekaligus meningkatkan penampilan dan kesehatan kulit secara keseluruhan," kata dokter Kopelman.
Di halaman selanjutnya, rutin pakai tabir surya hingga chemical peel termasuk cara melindungi kolagen di kulit.
Halaman