Sejarah Lipstik Merah, di Zaman Ratu Puabi untuk Tunjukkan Kekuatan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi wanita dengan lipstik yang merah merona. shutterstock.com

Ilustrasi wanita dengan lipstik yang merah merona. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Lipstik merah salah satu penampilan riasan sejumlah perempuan karena bisa mendongkrak kepercayaan diri dan kekuatan. Ternyata dari segi sejarahnya, lipstik merah memang punya makna kekuatan wanita, tapi juga bentuk pemberontakan. Yuk, telusuri sejenak.

Pada zaman kuno, hanya kelas atas dan ratu yang memakai lipstik merah karena memancarkan kekuatan dan pengaruh mereka terhadap masyarakat. Namun, di dunia Barat, warna ini secara bertahap dikaitkan dengan keberanian, bukan menandakan perempuan terhormat.

Asal usul warna merah sebagai pewarna bibir dimulai pada tahun 3500 SM (sebelum masehi) ketika Ratu Mesopotamia, Puabi, yang juga dikenal sebagai Shubad, menggunakan kombinasi timah putih yang dicampur dengan batu merah untuk mewarnai bibirnya. Itu dia lakukan untuk menunjukkan kekuatan.

Orang Mesir kuno biasanya menyukai oker merah yang dicampur dengan resin untuk membentuk tren bibir merah, namun Ratu Cleopatra lebih suka menggunakan carmine, yaitu pigmen merah tua yang diekstraksi dari serangga cochineal.

Di zaman Kekaisaran Romawi, memulas bibir dengan warna merah adalah praktik yang umum. Sebab warna cerah menunjukkan status lebih tinggi dari seorang wanita.

Namun, di abad pertengahan, warna merah dengan cepat menjadi tanda ilmu sihir karena umat Kristen menganggap riasan bertentangan dengan keyakinan dan ajaran agama mereka. Yaitu berfokus pada kecantikan alami dan kerendahan hati seseorang, yang merupakan bagian dari rancangan Tuhan.

Pada masa pemerintahan Ratu Elizabeth I, lipstik merah dianggap memiliki kekuatan roh. Namun sang ratu sendiri menghiasi bibirnya, bahkan memantik tren lipstik merah berbahan cochineal, gom arab, putih telur, dan susu ara.

Di sisi lain James I, penerus Elizabeth I, khawatir dengan masyarakat yang menyuarakan suara ilmu sihir dengan menetapkan undang-undang yang disahkan pada tahun 1770. Isinya perempuan yang dianggap menggunakan riasan akan dibujuk untuk menipu laki-laki agar menikahi mereka, dan dinyatakan sebagai penyihir.

Pada awal abad ke-20, setelah berabad-abad otoritas dan dominasi budaya laki-laki, penggunaan kosmetik, terutama lipstik merah, dikaitkan dengan pemberontakan perempuan. Warna ini sangat populer di kalangan hak pilih dan segera terlihat dalam film bisu dengan lipstik merah tua menjadi sangat populer. Walhasil, hal tersebut menjadi pernyataan gaya mewakili seksualitas wanita.

Namun, di dunia modern, lipstik merah telah menjadi pilihan klasik di kalangan ikon Hollywood populer termasuk Audrey Hepburn, Madonna, dan Marilyn Monroe. Lipstik merah kini menjadi pilihan umum bagi wanita yang mengikat rasa percaya diri yang kuat dengan pakaian dan aksesori bergaya.

Pilihan Editor: Cara Memilih Lipstik Hipoalergenik untuk Bibir Sensitif, Kering, atau Alergi

TIMES OF INDIA

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."