Olimpiade Paris 2024, Momen Kenalkan Roti Baguette Pesanan Napoleon Bonaparte

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Roti Baguette/Foto: Instagram/sharonphuaa

Roti Baguette/Foto: Instagram/sharonphuaa

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Mengunjungi Prancis untuk Olimpiade Paris 2024 bukan hanya melihat eksotisnya kota dan budayam tetap juga menghidu aroma roti baguette yang menggoda? Roti putih lembut yang renyah adalah simbol Prancis di seluruh dunia dan telah menjadi makanan pokoknya selama setidaknya 100 tahun.

Banyak orang menganggap aroma gandum dan raginya tak ada duanya. Meskipun konsumsi baguette telah menurun, Prancis masih menghasilkan sekitar 16 juta per hari – atau hampir 6 miliar per tahun. Salah satu legenda mengatakan bahwa pembuat roti Napoleon Bonaparte menemukan bentuk memanjang agar lebih mudah dibawa oleh pasukannya.

Baguette adalah roti panjang yang  menjadi ikon kuliner Prancis. Roti ini memiliki ciri khas dengan kerak renyah dan isi lembut, menciptakan pengalaman rasa yang istimewa. Kehadirannya di meja makan Prancis menjadi tak terhindarkan, menjadi pendamping setia dari sarapan hingga makan malam.

Pada tanggal 30 November 2022, Baguette secara resmi diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya nonbenda. Pengakuan ini mencerminkan apresiasi mendalam terhadap kekayaan kuliner Prancis yang khas. Baguette bukan hanya sekadar roti biasa namun roti yang menciptakan pengalaman kultural yang melibatkan sejarah, teknik pembuatan, dan kekayaan rasa yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Sejarah Roti Baguette

Sejarah roti baguette dimulai pada abad ke-18, di mana muncul inovasi dalam proses pembuatan roti. Sebelumnya, roti di Prancis cenderung berbentuk bulat dan tebal.

Pada saat itu, terjadi perubahan dalam teknologi pembuatan roti, termasuk penggunaan ragi yang lebih efisien. Hal ini memungkinkan roti dapat dipanggang dengan waktu yang lebih singkat. Seiring dengan perkembangan teknologi oven, para penjual roti di Prancis mulai menciptakan roti yang lebih panjang dan ramping.

Kemudian pada tahun 1920 istilah "baguette" mulai digunakan secara luas untuk menggambarkan roti panjang berbentuk silinder yang menjadi ciri khasnya. Arti nama dari roti "Baguette" sendiri adalah 'tongkat", atau "stik". Baguette kemudian menjadi sangat populer di seluruh Prancis dan kemudian mulai menyebar ke seluruh dunia hingga saat ini.

Secara umum, belum terdapat landasan sejarah yang kuat untuk sejarah terciptanya roti Baguette, Beberapa teori tentang roti asal Prancis ini melibatkan Napoleon Bonaparte yang disebutkan memesan roti tipis dan panjang untuk pasukan militer, sementara teori lain mengaitkannya dengan Revolusi Prancis sebagai simbol kesetaraan. 

Ada juga cerita yang menyebutkan bahwa baguette diciptakan untuk mencegah pekerja metro (kereta bawah tanah) saling menyerang dengan pisau roti di sistem kereta bawah tanah yang kurang terang. Meskipun beberapa teori tersebut sangat menarik untuk dibahas, Namun kebanyakan tidak memiliki dasar sejarah yang jelas.

Kenapa roti Baguette panjang?

Legenda menyebutkan bahwa roti baguette dibuat panjang karena Napoleon Bonaparte sempat memerintahkan untuk membuat roti dalam bentuk panjang, sehingga para tentara Prancis dapat membawa roti tersebut sebagai bekal dalam perang dengan lebih leluasa, tanpa harus khawatir kelebihan ruang dalam tempat bekal mereka. namun lagi-lagi tidak terdapat landasan sejarah yang kuat untuk mendukung pernyataan tersebut.

Apa saja komponen dalam roti Baguette?

Masih berkaitan dengan sejarahnya, komponen dalam roti baguette diatur oleh hukum pada pemerintah Prancis, terbatas pada Empat komponen, yakni: ragi tradisional, tepung terigu putih, air, dan garam. dengan berat sekitar 250 gram, panjang sekitar 70 cm, dan diameter sekitar 5 atau 6 cm.

Pilihan Editor: Gaya Fashion Isha Ambani di Olimpiade Paris 2024, Baju Tidur Seharga 3 Juta

HINDUSTAN TIMES | AUTHENTIQUEFRENCH BREAD

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."