CANTIKA.COM, Jakarta - Taylor Swift adalah fenomena budaya dan sensasi global, ia menyentuh hati jutaan orang. Bintang pop berusia 34 tahun ini adalah selebritas berpengaruh dengan salah satu basis penggemar terbesar. Penyanyi-penulis lagu ini telah mendapatkan pengakuan dunia atas lagu-lagu hitsnya yang menduduki puncak tangga lagu dan transparansi tentang perjuangannya dalam kehidupan pribadinya. Dengan berbagi pengalamannya secara terbuka dan jujur, ia mengembangkan hubungan emosional dengan para penggemarnya
Taylor Swift membawa dirinya dengan keaslian yang tercermin dalam musiknya. Hal itu telah memperkuat statusnya sebagai panutan bagi para penggemarnya. Para peneliti di University of Vermont melakukan studi baru untuk memahami bagaimana keterbukaan Taylor Swift tentang perjuangan citra tubuh dan gangguan makan memengaruhi perilaku penggemarnya terhadap topik-topik ini.
Studi yang dipublikasikan di Social Science & Medicine tersebut menganalisis wacana tentang gangguan makannya di platform media sosial seperti Tiktok dan Reddit, dan bagaimana hal itu memengaruhi mereka.
Penggemar Kagum Atas Kejujuran Taylor Swift
Bintang pop itu berjuang melawan dismorfia tubuh yang intens, yang akhirnya membuka jalan bagi gangguan makan yang parah. Dalam dokumenter Netflix tahun 2020 'Miss Americana', ia membuka diri tentang persepsi negatif dan ketidaksukaannya terhadap tubuhnya. Foto-fotonya memicu emosi yang membuatnya berhenti makan. Perjuangan citra tubuh penyanyi Bad Blood mencapai puncaknya selama tur album 1989-nya pada tahun 2014.
Taylor menceritakan bagaimana ia melewatkan makan dan merasa ingin pingsan di tengah pertunjukan turnya. Ia terlalu khawatir tentang komentar orang lain tentang penampilannya. Membahas tekanan besar standar kecantikan yang telah dilepaskan pada masyarakat, ia merasa perlu untuk menyesuaikan diri dengan standar masyarakat, yang akhirnya membahayakan kesejahteraannya.
Penggemarnya kagum dengan keterhubungannya dan menyebutnya berani untuk dapat membagikannya dengan dunia yang secara brutal menindasnya hingga ia harus hiatus setelah album 1984-nya. Hal itu menginspirasi penggemarnya untuk menerima diri mereka yang sebenarnya. Penggemar yang berjuang melawan citra tubuh dan masalah gangguan makan yang sama seperti Taylor, merasa 'dilihat' dan termotivasi untuk mencari bantuan.
Transparansi perjuangannya menginspirasi perubahan persepsi pada penggemarnya, mendorong mereka untuk mengadopsi praktik yang lebih sehat dan memprioritaskan kesehatan mental dan fisik mereka. Pengaruh Taylor memiliki efek nyata dan nyata pada penggemarnya. Sekarang Taylor Swift tumbuh subur dan tampak sehat dalam Tur Era akbarnya, pemulihannya menjadi inspirasi utama bagi para penggemarnya.
Lagu yang Menyentuh Jiwa
Ketenaran Taylor bermula dari keterampilannya menulis lagu yang berbakat. Wacana seputar perjuangannya dan lagu-lagunya mendapat reaksi positif dari para penggemarnya. Studi ini menganalisis lebih dari 8.300 komentar untuk memahami bagaimana para penggemar memahami diskusi terbuka dan penyertaan topik-topik sensitif ini. Lagu-lagu seperti "You're On Your Own Kid" dan "Tied Together With a Smile" berbicara tentang dismorfia tubuh dan gangguan makan yang dialaminya.
Lirik "I hosted parties and starved my body like I'd be saved by a perfect kiss" dari lagu You're on Your Own Kid dari album Midnights, dengan jelas berbicara tentang bagaimana ia membuat dirinya kelaparan dan terjerumus ke dalam dismorfia tubuh yang parah. Dalam masyarakat yang terpaku pada penentuan parameter kecantikan dan tanpa malu-malu meningkatkan standar setiap hari, lirik ini beresonansi dengan semua penggemarnya.
Dalam video musik Anti-hero, Taylor Swift berdiri di atas timbangan yang bertuliskan 'gemuk'. Hal ini memicu perdebatan daring, menyebut video musik tersebut sebagai fatphobic. Masalah ini menggambarkan situasi yang menegangkan dalam memasukkan topik-topik sensitif ke dalam media, bahkan ketika tujuannya adalah untuk berbagi pengalaman pribadi.
Taylor menceritakan dalam Miss Americana bahwa ia terkadang merasa diobjektifikasi oleh komentar-komentar penggemarnya, meskipun ia ingin merangkul inklusivitas tubuh. Objektifikasi yang ia hadapi mendorongnya untuk mengadopsi gangguan makan pada tahun 2014. Hal ini menyoroti garis tipis yang menjadi dasar keseimbangan hubungan selebritas-penggemar, dengan jebakan-jebakan pasti yang didorong dan dibesar-besarkan oleh media. Namun sekali lagi, sebagai seorang selebritas, lagu-lagunya membantu banyak orang untuk mengatasi masalah citra tubuh.
Pilihan Editor: Perjalanan Karier Taylor Swift, Belajar Main Gitar di Usia 6 Tahun
HINDUSTAN TIMES
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika