Amankah Pakai Sabun Kewanitaan untuk Miss V?

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi miss V. Shutterstock

Ilustrasi miss V. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Apakah Anda masih bertanya-tanya seberapa penting dan aman memakai sabun kewanitaan? Jawabannya tergantung kondisi masing-masing menurut ginekolog Angela Wilson. Menurut dia, Anda perlu berhati-hati saat memutuskan untuk menggunakan sabun kewanitaan. Ada banyak sekali sabun cuci kewanitaan di pasaran, tetapi tidak semuanya dibuat dengan mengutamakan kelembutan dan perawatan.

“Meskipun sabun kewanitaan tidak wajib, ada yang tetap lebih suka menggunakannya. Sabun kewanitaan bisa aman tergantung pada formulanya dan asalkan digunakan pada vulva (bagian luar vagina) dan bukan di dalam liang vagina," kata Monica Grover, dokter bersertifikat ganda yang mengkhususkan diri dalam ginekologi dalam dikutip dari laman Purewow.

Selain itu, pilih sabun kewanitaan minim pewangi, pewarna atau bahan kimia tambahan lainnya.

Lantas, apakah kita benar-benar membutuhkan sabun kewanitaan? Beberapa perempuan mungkin sangat sensitif di area vulva terhadap sabun mandi, [yang mungkin] menimbulkan masalah.

Dalam kasus tersebut, mencoba sabun kewanitaan mungkin diperlukan untuk melihat apakah iritasi yang ditimbulkan berkurang. Namun menurut dokter Wilson, Anda tidak memerlukan sabun kewanitaan secara khusus.

Jika seseorang mengalami bau, iritasi, atau keputihan yang tampaknya tidak hilang dengan penggunaan sabun biasa dan air, mereka harus berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan mereka.

Manfaat Sabun Kewanitaan

Meskipun ada tinjauan yang beragam tentang sabun kewanitaan, mungkin ada sisi positif dari produk yang populer ini. Pertama, sabun kewanitaan mungkin menjadi jawaban untuk menyeimbangkan kadar pH Anda.

Seperti yang disampaikan dokter Wilson, “Kebanyakan sabun secara khusus memasarkan bahwa produk mereka sedikit lebih asam daripada kebanyakan sabun, yang pada dasarnya bersifat basa. Mengingat sifat alami vagina yang asam, secara teoritis ini akan membantu menjaga keseimbangan dan mencegah perkembangan ketidakseimbangan pH.”

Sabun kewanitaan juga dapat membantu membersihkan dan menyegarkan area vulva dengan lembut.

“Sabun ini dapat membantu menghilangkan kotoran dan keringat tanpa menyebabkan iritasi,” ujar Renita White, dokter kandungan dan ginekolog.

Sabun kewanitaan juga bisa memberikan kenyamanan dan kebersihan bagi mereka yang aktif atau rentan berkeringat. 

Kekurangan Sabun Kewanitaan

Seperti yang disebutkan sebelumnya, vulva dan vagina (miss V) sensitif, jadi sabun kewanitaan mungkin tidak cocok untuk semua orang. Kelemahan dari penggunaan pembersih kewanitaan adalah dapat menyebabkan iritasi pada kulit, menurut dokter White.

Selain itu, penggunaan yang berlebihan dapat menghilangkan kelembapan dan pelumas alami pada vulva dan vagina, yang menyebabkan kekeringan dan perubahan pH. Hal ini dapat memengaruhi lingkungan bakteri normal, yang menyebabkan kondisi seperti vaginosis bakterial dan ragi.

Selain itu, banyak pemasaran yang dilakukan seputar pembersih kewanitaan yang menyarankan bahwa vagina seharusnya berbau dengan cara tertentu dan ‘dibersihkan.’ Hal ini dapat memengaruhi cara orang memandang tubuh mereka seolah-olah itu adalah sesuatu yang perlu diperbaiki.”

Siapa Saja yang Membutuhkan Sabun Kewanitaan?

Para ahli sepakat bahwa tidak seorang pun benar-benar membutuhkan sabun kewanitaan. Namun, dokter Grover yakin mereka yang mengalami ketidakseimbangan pH kronis (yang pH standarnya antara 3,5 dan 4,5) atau mengalami infeksi vagina seperti vaginosis bakterial atau kandidiasis perlu mempertimbangkan untuk menggunakan sabun kewanitaan.

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Saat Membeli Sabun Kewanitaan

- Cari formula yang bebas pewangi, pewarna, dan eksfoliator. Bahan-bahan ini dapat mengiritasi jaringan vulva yang sensitif dan mengganggu keseimbangan pH alami vagina, yang berpotensi menyebabkan kondisi seperti dermatitis atau vaginitis, menurut dokter White.

- Hindari bahan-bahan yang keras. Dokter Grover mencantumkan beberapa bahan yang harus Anda hindari, seperti paraben, ftalat, PEG (surfaktan kosmetik), minyak esensial, dan gliserin. Dia mencatat bahwa bahan-bahan ini dapat menyebabkan iritasi kulit, rambut tumbuh ke dalam, atau meningkatkan risiko infeksi jamur.

- Cari bahan-bahan yang berbahan dasar air. Formula khusus ini lebih lembut, tidak menyebabkan iritasi, dan tidak mengeringkan area tersebut.

- Pilihlah cairan yang sesuai dengan pH vagina. "Sebaiknya pilih cairan pembersih yang sesuai dengan pH vagina karena letaknya yang dekat dengan vulva. Vagina dianggap sebagai lingkungan yang lebih asam, dengan pH berkisar antara 3,8 hingga 5," kata dokter White.

Cara Penggunaan Sabun Kewanitaan

Penting untuk diingat bahwa vagina bisa membersihkan dirinya sendiri dan tidak perlu dicuci. Jika Anda menggunakan sabun kewanitaan di dalam atau terlalu dekat dengan jaringan vagina, hal itu dapat menyebabkan masalah seperti iritasi dan peningkatan risiko infeksi vagina. Lebih aman untuk digunakan di dekat kulit vulva.

Pilihan Editor: 12 Penyebab Miss V Sakit dan Nyeri

PUREWOW

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."