7 Jenis Aroma Parfum, Woody hingga Citrus

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi parfum. Shutterstock

Ilustrasi parfum. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Memilih aroma parfum tak bisa disepelekan. Sebab aroma tersebut bagian dari cerminan diri sendiri. Penelitian menunjukkan bahwa aroma parfum memiliki kemampuan untuk membangkitkan perasaan dari masa lalu. Aroma parfum juga memiliki kekuatan untuk membantu mengubah suasana hati dan emosi Anda. Berikut ini sederet aroma parfum yang perlu Anda ketahui.

1. Woody

Aroma parfum woody bak aroma yang dihirup saat jalan-jalan di antara kayu merah atau duduk di sekitar api unggun. Jika Anda menyukai bau aspal oud atau basah (yang disebut Petrichor), Anda mungkin akan menikmati aroma kayu.

Aroma parfum ini direkomendasikan untuk orang-orang yang menikmati hiking, berkemah, dan berbagai kegiatan luar ruangan lainnya atau mereka yang hanya ingin mengeluarkan ilusi bahwa mereka menikmati hal-hal itu.

2. Citrus

Aroma parfum citrus biasanya ditandai seperti lemon, grapefruit, oranye, dan bergamot (salah satu dari banyak bahan yang memberikan hasil akhir yang menggoda). "Aroma citrus juga berpasangan dengan indah dengan aroma spicy untuk aroma tart dan pedas," kata pakar wewangian Marian Bendeth. "Permeasi tidak ada habisnya dan semuanya bergantung pada campuran."

3. Gourmand

Aroma parfum gourmand bak bagian atas hidangan penutup crème brûlée. Rentang aromanya termasuk vanilla, cokelat, gula terbakar, dan karamel.

"Wewangian gourmand membangkitkan rasa sesuatu yang enak, manis, dan memanjakan," kata pakar wewangian Clayton Illahia dikutip dari laman Byrdie.

Seperti yang dijelaskan Bendeth, wewangian gourmand mungkin yang paling nostalgia dari kelompok itu.

"Ada ratusan aroma dalam kategori ini, yang telah menjadi pemimpin dalam keluarga wewangian selama dekade terakhir," katanya. "Aroma ini menggerakkan nafsu makan kita dan juga digunakan dalam banyak campuran untuk menggoda hidung kita. Mereka menghibur dan akrab," ujarnya.

4. Floral

Aroma parfum bunga atau floral menggambarkan pesona manis dan feminin. Saat menggunakan aroma parfum ini, Anda bak berjalan-jalan di tengah taman bunga.

"Mawar, melati, peony, gardenia, freesia, Lily, dan Magnolia," kata pakar wewangian Laurice Rahme menyebutkan aroma parfum floral yang menjadi favorit banyak orang.

"Saat mencium aroma bunga, sering kali [berbau] seolah-olah Anda baru saja menerima karangan bunga segar yang besar," ucapnya.

5. Fruity

Aroma parfum buah atau fruity biasanya terdiri dari buah ceri, pir, dan semangka. Persik, raspberry, mangga, nanas, hingga anggur juga termasuk aroma parfum fruity teratas menurut Rahme.

Mereka bisa manis, tetapi yang terbaik tidak pernah cloying dan dapat berkisar dari main -main hingga canggih, tergantung pada catatan lain yang dipasangkan buahnya.

6. Spicy

Aroma parfum spicy menciptakan kesan hangat. Biasanya aroma ini ditandai dengan bahan kapulaga, dupa, dan lada. "Aroma parfum spicy akan memiliki catatan dasar yang lebih berat di mana molekul-molekulnya lebih padat, memberikan kehidupan yang lebih tahan lama di kulit," kata Bendeth.

Rempah-rempah aromatik ini memberikan berbagai macam aroma. Cardamon adalah rempah dengan kesegaran mint. Cengkeh dan kayu manis dianggap rempah hangat dan sering dipasangkan dengan resin ambery dan kayu yang hangat.

Lada merah muda adalah rempah yang Anda temukan di banyak wewangian kontemporer. Aroma ini memiliki notes segar dan pedas dengan aksen berry, dan cocok dipasangan dengan bunga mawar.

7. Aquatic

Aroma parfum aquatic atau disebut oceanic mampu menciptakan suasana sepanjang pantai Amalfi. Seperti namanya, aquatic ditandai dengan aroma laut seperti ganggang, garam, dan udara laut segar, dan memiliki aroma yang menyenangkan dan menyegarkan.

Pilihan Editor: 9 Jenis Kayu yang Digunakan untuk Membuat Parfum

BYRDIE

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."