4 Fakta Menarik Jakarta World Cinema 2024 yang Diadakan Akhir September

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rezki Alvionitasari

google-image
Konferensi pers Jakarta World Cinema 2024. Dok. JWC 2024

Konferensi pers Jakarta World Cinema 2024. Dok. JWC 2024

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Jakarta World Cinema (JWC) kembali digelar tahun ini pada 21-28 September 2024. Festival film internasional ini bakal memutar 120 film dari 61 negara.

Jakarta World Cinema 2024 akan digelar secara luring di CGV Grand Indonesia, Jakarta, serta daring melalui platform streaming KlikFilm. Berikut fakta menarik dari event ini:

1. Film Pembukaan dan Penutup Jakarta World Cinema 2024

JWC 2024 akan dibuka dengan pemutaran film The Substance karya Coralie Fargeat, sebuah karya yang telah mencuri perhatian di berbagai festival internasional. Sementara itu, Bird karya Andrea Arnold sebagai penutup festival, sebuah film yang telah dinantikan oleh banyak penggemar.

2. Jumlah Film yang Diputar di Jakarta World Cinema 2024 Naik 2 Kali Lipat

Jumlah film yang diputar di Jakarta World Cinema 2024 dua kali lipat lebih banyak dari tahun lalu. JWC 2024 berkolaborasi dengan CGV untuk mengalokasikan empat auditorium guna mengakomodasi pemutaran filmnya. Ini merupakan peningkatan signifikan dari dua auditorium pada tahun sebelumnya. Hal tersebut juga mencerminkan antusiasme dan permintaan yang tinggi dari publik.

“Penambahan auditorium dan jumlah film yang diputar adalah bentuk komitmen kami untuk terus berkembang dan menjadikan JWC sebagai festival film yang inklusif dan beragam. Kami berharap festival tahun ini akan memberikan pengalaman sinematik yang tak terlupakan bagi semua," kata Shandy Gasella, Festival Director JWC dalam siaran pers.

3. Perkenalan First Feature Competition di Jakarta World Cinema 2024

JWC hadir sebagai festival film non-kompetisi selama dua tahun pertama. Tahun ini, JWC memperkenalkan First Feature Competition, sebuah langkah penting untuk mendorong dan mengapresiasi bakat-bakat baru dalam dunia perfilman.

Kompetisi ini akan menyaring 13 film debut dari berbagai negara untuk bersaing memperebutkan dua penghargaan, yakni Best Director dan Best Film. Sementara itu, pengunjung festival juga dapat menjadi juri dengan cara memberikan voting terhadap film yang nantinya akan diganjar piala Audience Award.

“Dengan hadirnya First Feature Competition, kami ingin menemukan dan mengapresiasi talenta-talenta baru di industri film. Kami yakin, para sineas yang tergabung dalam kompetisi ini akan membawa perspektif baru yang segar dan mendobrak," kata Daniel Irawan, Program Director JWC.

Dalam sesi kompetisi ini, terdapat tiga juri yang sangat berpengaruh dalam perfilman Indonesia yaitu Lola Amaria, Yosep Anggi Noen, dan Makbul Mubarak.

"Saya sangat senang melihat program festival JWC tahun ini yang saya rasa akan menjadi showcase yang sangat kuat dan dahsyat untuk karya-karya dari pembuat film seluruh dunia, bahkan banyak judul di antaranya yang sudah saya antisipasi sejak lama," kata Makbul Mubarak.

4. Sineas Internasional Hadiri Jakarta World Cinema 2024

Festival ini juga akan dihadiri oleh para sineas internasional yang membawa karya-karya mereka untuk diputar dan diperbincangkan di JWC 2024. Beberapa di antaranya adalah Selman Nacar, sutradara Hesitation Wound dari Turki; Jianjie Lin, sutradara Brief History of a Family dari Tiongkok; serta Nelicia Low, sutradara Pierce dari Singapura.

"Tahun ini adalah tonggak sejarah bagi JWC dengan diadakannya kompetisi pertama kami. Kami ingin memberikan platform kepada para sineas baru untuk menunjukkan karya mereka kepada dunia, dan Jakarta World Cinema adalah salah satu wadah yang tepat untuk itu," kata Frederica, selaku Executive Director JWC.

Pilihan Editor: Potret Chiki Fawzi dan Reza Rahadian Ikut Orasi di Seruan Aksi Kawal Putusan MK

MARVELA

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."