Mengenal Istilah Komedogenik dan Non-Komedogenik dalam Produk Skincare

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi kulit wajah/Foto: Freepik

Ilustrasi kulit wajah/Foto: Freepik

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Ada sejumlah istilah dalam label produk perawatan kulit, termasuk komedogenik dan non-komedogenik. Anda mungkin melihat kedua istilah tersebut di label banyak produk perawatan kulit atau skincare. Jika masih membingungkan perbedaan di antara keduanya, bagaimana keduanya mempengaruhi kulit, dan siapa yang harus menggunakannya, yuk intip penjelasan para dokter kulit.

Apa Itu Komedogenik?

Jika Anda melihat istilah "komedogenik" pada label produk, ini berarti produk dapat menyebabkan comedone. "Comedone adalah pori -pori atau folikel rambut yang umumnya memiliki penumpukan bakteri, minyak, dan sel kulit mati dan dapat menjadi faktor yang berkontribusi terhadap jerawat," ucap Vivian Chin, dokter kulit bersertifikat dan pendiri Koru Wellness & Aesthetics dikutip dari Byrdie.

Komedeo hitam dan komedo putih bukan satu -satunya potensi kerugian produk komedogenik. Zat -zat ini juga berpotensi melemahkan penghalang kulit pada beberapa jenis kulit, mengakibatkan peradangan dan memburuknya kondisi kulit yang ada, menurut Melanie Palm, dokter kulit bersertifikat dan ahli bedah kosmetik di Art of Skin MD di Solana Beach, California, Amerika Serikat.

Penting untuk dicatat bahwa banyak produk perawatan kulit komedogenik tidak akan menampilkan kata "comedogenic" pada label. Sebagian besar mereka tidak mengiklankannya.

Menurut dokter Palm, bahan-bahan komedogenik tertentu dapat menguntungkan pemilik kulit dehidrasi dengan menawarkan tingkat kelembapan yang lebih tinggi. Namun, produk komedogenik bukanlah pilihan terbaik untuk orang dengan kulit yang rentan jerawat.

Apa Itu Non-Komedogenik?

Menurut dokter Palm, istilah ni memberi tahu konsumen bahwa setiap bahan dalam produk perawatan kulit adalah non-komedogenik, yang berarti mereka cenderung menyumbat pori-pori. Misal, deterjen, asam hialuronat, peptida, antioksidan, dan bahan berbasis air lainnya.

"Penting untuk dicatat bahwa bahkan jika suatu produk mengandung bahan-bahan non-komedogenik, itu masih dapat menyebabkan jerawat atau peradangan tergantung pada jenis kulit atau kondisi kulit yang ada," ujar dokter Palm.

Bahan-Bahan Komedogenik

Dokter Chin mengatakan bahan perawatan kulit komedogenik cenderung mencakup lebih banyak bahan kimia atau komponen berbasis minyak. 

Dokter Palm menyebutkan beberapa bahan komedogenik yang paling umum termasuk lilin lebah, minyak kelapa, mentega kakao, minyak kelapa sawit, minyak bumi, ekstrak ganggang yang diberi label sebagai alginat, asam polisakarida rumput laut, dan dimetikon, polimer berbasis silikon yang sering digunakan dalam surcreen.

Saat membeli produk perawatan kulit, ingatlah bahwa tidak semua bahan komedogenik sama, dan beberapa mungkin lebih cenderung berkontribusi pada pori-pori yang tersumbat daripada yang lain. Itu semua tergantung pada formulasi dan penyempurnaannya.

"Konsultasikan dengan dokter kulit Anda untuk menentukan rejimen terbaik untuk kebutuhan perawatan kulit Anda," ucap dokter Palm.

Siapa yang Harus Menghindari Bahan Komedogenik?

Orang berjerawat dan rentan jerawat harus menghindari bahan perawatan kulit komedogenik, menurut dokter Chin. Begitu pula dengan pemilik kulit sensitif atau berminyak.

"Mereka yang memiliki kulit kombinasi juga harus berhati-hati dengan bahan-bahan komedogenik karena memiliki berbagai ukuran pori di daerah berminyak dan kering," kata dokter Palm.

Pori-pori yang lebih besar di daerah berminyak lebih rentan terhadap tersumbat, membuat bahan-bahan komedogenik lebih mungkin menyebabkan jerawat di daerah itu.

Bahan-Bahan Non-Komedogenik

Jika Anda memiliki kulit rentan jerawat, dokter Palm menyarankan untuk mencari produk dengan bahan-bahan non-komedogenik seperti asam beta-hydroxy (BHA), asam alfa-hidroksi (AHA), bakuchiol, dan adapalena.

Jika Anda memiliki kulit kering, dokter Chin menyarankan untuk mencari pelembap atau serum dengan rasio minyak terhadap air yang tinggi.

"Orang dengan kulit berminyak dan jerawat umumnya harus memilih produk dengan asam beta-hidroksi, yang dapat mengurangi kelebihan minyak atau bahan-bahan seperti benzoil peroksida," ujar dokter Chin.

Benzoil peroksida bisa sedikit pengeringan, jadi jika Anda hanya cukup berminyak, Anda bisa mulai dengan formulasi yang lebih lembut.

Kesimpulannya, bahan perawatan kulit komedogenik dapat menyebabkan comedon, pori-pori tersumbat atau folikel rambut yang dapat berkontribusi terhadap jerawat. Di sisi lain, bahan-bahan non-komedogenik masih bisa berkontribusi pada pori-pori tersumbat dalam kondisi kulit tertentu.

Jika Anda memiliki pertanyaan atau kekhawatiran tentang apakah bahan yang Anda gunakan dalam rutinitas perawatan kulit komedogenik atau non-komedogenik, berkonsultasilah dengan dokter kulit bersertifikat.

Pilihan Editor: Perbedaan Komedo Hitam dan Putih, Penyebab, Serta Cara Menghilangkannya

BYRDIE

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."