Apa Perbedaaan Intoleransi Laktosa dan Alergi Susu?

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi minum susu/Danone

Ilustrasi minum susu/Danone

IKLAN

Ia mengatakan, intoleransi laktosa dan alergi susu sapi memiliki gejala yang mirip, sehingga banyak orang yang salah tanggap membedakan keduanya. Namun, ada perbedaan yang jelas, yakni jika alergi susu sapi biasanya sistem imun bereaksi karena adanya protein dari susu sapi. 

Dalam hal ini, tubuh anak tidak dapat toleran terhadap protein susu sapi yang mengandung whey dan kasein. Sedangkan jika intoleransi laktosa (karbohidrat), karena tidak ada enzim laktase atau enzim laktase tidak memproduksi dengan baik, yakni anak lebih sensitif terhadap laktosa. 

Gejala keduanya mirip, terutama gejala saluran pencernaan. Gejala alergi dapat timbul di saluran pencernaan (diare, kembung, mual, dan mudah muntah), di kulit (ruam, bercak kemerahan, dan gatal), dan di saluran pernapasan (anak mudah pilek atau bersin). Gejala intoleransi laktosa juga ada di saluran pencernaan, namun tidak ada gejala di kulit dan tidak muncul gejala di saluran pernapasan. 

Gejala khas intoleransi laktosa, biasanya perut terasa sangat kembung dan ada bunyi berisik seperti 'krucuk-krucuk' di dalam saluran pencernaan. Jika anak kecil yang masih menggunakan popok, biasanya area anus anak mudah merah dan beraroma asam. Hal ini karena laktosa bersifat asam dan menghasilkan gas.

"Isolat protein soya sudah dimurnikan, karena diformulasikan sesuai kebutuhan anak masing-masing usia. Selain mengandung protein, kacang kedelai juga mengandung nutrisi lain. Sedangkan pada isolate protein soya, kandungan lain yang tidak dibutuhkan anak sudah disisihkan," ucap Betzy.

Selanjutnya, kata dr. Dewi Virdianti, anak-anak dengan intoleransi laktosa tetap membutuhkan nutrisi yang seimbang. Di antaranya, harus memenuhi 30 persen protein, sekitar 50 persen karbohidrat, dan sekitar 20 persen lemak. Kemudian menghindari makanan yang mengandung laktosa, yang banyak terdapat di susu sapi dan turunannya seperti keju dan yogurt. Jika gejala anak sudah membaik, maka bisa kembali diberikan makanan yang mengandung laktosa.

Susu sapi merupakan sumber protein yang dapat digantikan dengan mengonsumsi sumber nutrisi protein lain. Misalnya, dengan mengonsumsi daging-dagingan, ayam, tempe. Lalu untuk sumber karbohidrat, dapat mengonsumsi nasi, kentang, jagung, dan banyak sumber karbohidrat lain yang dapat divariasikan. 

"Kalbe termasuk Kalbe Nutritionals selalu berusaha memberikan produk dan menjadi solusi untuk masalah yang dialami anak-anak Indonesia. Kalau melihat dari kasus anak bermasalah dengan laktosa, Kalbe Nutritionals memiliki inovasi produk Morinaga Soya yang berisi isolat protein soya. Produk ini bukan hanya kedelai atau soya biasa, tetapi isolat protein soya yang sudah berbentuk protein sangat murni dari kedelai. Maka dari itu, bisa diserap lebih cepat," kata Brand Manager Morinaga Specialties, Betzylia Wahyuningsih. 

Pilihan Editor: Berhenti Konsumsi Produk Susu, Bisa Jadi Intoleransi Laktosa?

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Halaman

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."