Dear Orang Tua, Tanpa Disadari Melakukan 6 Hal Ini Bikin Anak Malu dan Minder

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi ibu berbicara dengan anak. Foto: Freepik.com/Racool_studio

Ilustrasi ibu berbicara dengan anak. Foto: Freepik.com/Racool_studio

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Membuat anak malu dan minder, apakah disengaja atau tidak, dapat memiliki efek jangka panjang pada harga diri dan kesejahteraan emosional anak. Pengalaman memalukan yang terjadi berulang kali bisa menyebabkan perasaan tidak mampu dan kecemasan pada anak-anak. Maka dari itu, perlu kita cermati bersama, ada beberapa hal yang dilakukan orang tua bisa membuat anak malu dan minder.

1. Membandingkan anak dengan orang lain

Salah satu perilaku yang paling umum dan berbahaya adalah membandingkan anak dengan anak lainnya. Baik itu saudara kandung, teman sekelas, atau bahkan teman sebayanya, perbandingan ini dapat membuat anak merasa tidak memadai.

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Personality and Social Psychology, anak-anak yang sering dibandingkan dengan orang lain oleh orang tua mereka lebih cenderung mengembangkan harga diri yang rendah dan kecemasan sosial.

Alih-alih membandingkan, fokuslah pada kekuatan unik anak dan dorong mereka untuk mencapai versi terbaiknya.

2. Mengabaikan emosi anak

Emosi anak-anak seringkali intens dan bisa luar biasa bagi orang tua untuk mengelola. Menolak atau mengabaikan perasaan anak dapat membuat mereka merasa malu dengan emosi yang dirasakan. Dalam studi Children menemukan bahwa anak-anak yang merasakan emosi mereka tidak dihargai oleh orang tua mereka lebih cenderung membuat mereka tertekan. Hal itu bisa berdampak pada masalah emosional dan perilaku di masa remaja.

Alih-alih mengabaikan perasaan anak, mengakui dan memvalidasi apa yang mereka alami menunjukkan tindakan empati.Ini tidak berarti menyetujui semua yang mereka rasakan, tetapi Anda berusaha memahami.

3. Menggunakan bahasa negatif

Kata-kata yang digunakan orang tua dapat berdampak kuat pada anak -anak mereka. Frasa seperti "Anda selalu malas" atau "mengapa Anda tidak bisa lebih seperti adik Anda?" dapat menginternalisasi citra diri negatif pada anak-anak.

Pelabelan negatif dapat menyebabkan anak-anak mempercayai kata negatif tersebut sebagai kebenaran, yang dapat menghambat pertumbuhan pribadi dan harga diri mereka.

Ganti label negatif dengan penguatan positif dan kritik konstruktif. Fokus pada perilaku, bukan anak, saat menangani masalah. Misalnya, alih-alih mengatakan, "Kamu sangat berantakan," cobalah, "Mari kita bekerja sama untuk menjaga kamarmu bersih."

4. Mencintai anak dengan syarat tertentu

Anak-anak perlu merasa dicintai tanpa syarat. Ketika cinta dianggap bersyarat ,misal hanya diberikan ketika mereka mencapai sesuatu atau berperilaku dengan cara tertentu, itu dapat menyebabkan perasaan malu dan tidak aman yang mendalam.

Anak-anak yang merasa harus mendapatkan cinta orang tua mereka lebih mungkin untuk mengembangkan kecemasan dan kecenderungan perfeksionis, selalu berusaha untuk memenuhi harapan untuk merasa layak untuk dicintai.

Tunjukkan pada anak bahwa cinta Anda tidak bersyarat, terlepas dari keberhasilan atau kegagalan mereka.

5. Memanipulasi kesalahan anak

Rasa bersalah bisa menjadi motivator yang kuat, tetapi menggunakannya untuk mempengaruhi perilaku anak bisa merusak. Pernyataan seperti "Setelah semua yang telah saya lakukan untuk Anda, ini adalah cara Anda membalas saya?" dapat membuat anak merasa bertanggung jawab atas emosi orang tua mereka, yang mengarah pada rasa bersalah dan malu.

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports, anak-anak yang sering kali diliputi rasa bersalah oleh orang tua mereka dapat mengembangkan mekanisme pertahanan yang tidak sehat.

Sebaliknya, beri tahu anak secara terbuka tentang perasaan Anda dan dorong mereka untuk melakukan hal yang sama. Hal itu menciptakan pertukaran emosional yang sehat.

6. Menegur anak di depan orang lain

Menegur anak, baik di depan anggota keluarga, teman, atau orang asing, bisa sangat memalukan bagi mereka. Ketika anak-anak ditegur atau dimarahi di depan orang lain, hal itu dapat menyebabkan perasaan malu dan minder. Hal itu dapat memengaruhi kepercayaan diri mereka.

Anak-anak yang sering ditegur dalam ruang publik lebih cenderung mengalami kecemasan sosial, karena mereka mungkin menjadi terlalu khawatir tentang bagaimana orang lain memandang mereka.

Pilihan Editor: Dear Orang Tua, Katakan 5 Hal Ini saat Anak Berbohong

TIMES OF INDIA

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."