Waspada, Penderita Endometriosis Lebih Berisiko Alami Serangan Jantung dan Stroke

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi sistem repoduksi wanita, rahim, PCOS (Freepik)

Ilustrasi sistem repoduksi wanita, rahim, PCOS (Freepik)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta -  Dalam studi terbaru bahwa wanita yang alami endometriosis berisiko 20 persen lebih tinggi terhadap kejadian jantung serius, termasuk serangan jantung dan stroke. Sebagaimana diketahui endometriosis terjadi ketika jaringan yang biasanya melapisi rahim, atau dikenal sebagai endometrium, tumbuh di luar rahim.

Hal ini sering menyebabkan gejala seperti nyeri, kelelahan, pembengkakan, kram menstruasi parah, perdarahan berat, dan siklus menstruasi yang tidak teratur.

Endometriosis juga merupakan salah satu penyebab utama infertilitas pada wanita. American Society for Reproductive Medicine memperkirakan bahwa 24 persen hingga 50 persen wanita yang mengalami kesulitan untuk hamil memiliki endometriosis.

Studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa endometriosis juga terkait dengan peningkatan risiko kanker seperti kanker ovarium.

Studi terbaru lebih menyoroti risiko ini, mengungkapkan bahwa wanita dengan bentuk endometriosis yang parah, seperti endometriosis infiltratif dalam atau endometrioma ovarium (umumnya dikenal sebagai kista coklat), memiliki kemungkinan 9,7 kali lebih besar untuk mengembangkan kanker ovarium.

Dalam studi terbaru, para peneliti menganalisis data dari 60 ribu wanita dengan endometriosis dalam basis data Denmark, melacak kesehatan mereka selama rata-rata 16 tahun untuk memeriksa kejadian serangan jantung dan stroke. Temuan ini kemudian dibandingkan dengan kejadian kardiovaskular pada 242 ribu wanita yang sebanding usia tanpa endometriosis.

Studi ini mengungkapkan bahwa wanita dengan endometriosis memiliki risiko 35 persen lebih tinggi mengalami serangan jantung dan risiko 20 persen lebih tinggi terhadap stroke iskemik (yang disebabkan oleh gumpalan darah), dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki kondisi tersebut.

Selain itu, mereka dengan endometriosis menghadapi risiko 21 persen lebih tinggi untuk mengembangkan aritmia jantung dan risiko 11 persen lebih tinggi terhadap gagal jantung.

Temuan ini dibagikan pada pertemuan tahunan European Society of Cardiology di London minggu lalu.

"Selama beberapa dekade, penyakit kardiovaskular (CVD) dianggap sebagai penyakit pria dan faktor risikonya dipertimbangkan dari sudut pandang pria, misalnya, memasukkan disfungsi ereksi dalam pedoman penilaian risiko CVD. Namun, 1 dari 3 wanita meninggal karena CVD dan 1 dari 10 wanita menderita endometriosis. Hasil kami menunjukkan bahwa mungkin saatnya untuk secara rutin mempertimbangkan risiko CVD pada wanita dengan endometriosis," kata Dr. Eva Havers-Borgersen, penulis utama studi, dalam siaran pers.

Disarankan wanita dengan endometriosis menjalani penilaian risiko CVD. "Kini saatnya faktor risiko spesifik wanita, seperti endometriosis, diabetes gestasional dan preeklamsia dipertimbangkan dalam model prediksi risiko kardiovaskular. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi temuan kami dan mengintegrasikan faktor-faktor ini ke dalam model prediksi risiko yang efektif," tambah Dr. Havers-Borgersen.

Pilihan Editor: 8 Pola Makan untuk Penderita Endometriosis, Rendah Gula hingga Tinggi Omega-3

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."