Benarkah Tidur Lebih Lama di Akhir Pekan Bisa Kurangi Risiko Penyakit Jantung?

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi tidur siang. Pexels/Ketut Subiyanto

Ilustrasi tidur siang. Pexels/Ketut Subiyanto

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Apakah Anda berhasil mengejar jam tidur yang hilang selama akhir pekan? Sebuah studi baru mengatakan bahwa hal itu membantu mengurangi risiko penyakit jantung. Kita semua tahu bahwa tidur setidaknya 7 jam diperlukan untuk gaya hidup sehat. American Academy of Sleep Medicine juga menyarankan hal yang sama. 

Namun, banyak dari kita berjuang untuk menanamkan kebiasaan sehat ini karena berbagai alasan, termasuk gaya hidup kita yang serba cepat dan praktik yang tidak sehat. Namun, jika Anda mengejar jam-jam yang hilang ini selama akhir pekan, Anda punya kabar baik. 

Menurut sebuah studi yang dipresentasikan pada pertemuan terbaru European Society of Cardiology (ESC), tidur lebih lama di akhir pekan dapat mengurangi risiko penyakit jantung hingga 20 persen. Penelitian mengatakan tidur lebih banyak di akhir pekan dikaitkan dengan risiko penyakit jantung yang lebih rendah

Laporan baru ini dipresentasikan oleh penulis Yanjun Song dari Pusat Penyakit Kardiovaskular Nasional Tiongkok. Penelitian tersebut menyatakan bahwa tidur kompensasi yang cukup dikaitkan dengan risiko penyakit jantung yang lebih rendah. Mereka menemukan efek tersebut terlihat pada orang-orang yang secara teratur mengalami kurang tidur di hari kerja.

Peneliti melakukan penelitian terhadap 91.000 peserta yang dibagi menjadi empat kelompok yang kurang lebih sama, dibagi berdasarkan siapa yang paling sedikit tidur dan siapa yang paling banyak tidur per malam. Tim kemudian menghitung risiko penyakit jantung setiap peserta dan menindaklanjutinya 14 tahun setelah penilaian awal mereka, yang meliputi pemeriksaan catatan rumah sakit dan kematian masing-masing, bukti penyakit arteri koroner, gagal jantung, ketidakteraturan irama jantung, dan stroke.

Peneliti melakukan penelitian terhadap 91.000 peserta yang dibagi menjadi empat kelompok yang kira-kira sama, dibagi berdasarkan siapa yang paling sedikit tidur dan siapa yang paling banyak tidur per malam.

Studi tersebut menemukan bahwa kelompok yang paling banyak tidur di akhir pekan memiliki kemungkinan 19 persen lebih kecil untuk terkena penyakit jantung, dan mereka yang diidentifikasi kurang tidur dan mengejar ketertinggalan tidur selama akhir pekan memiliki risiko 20 persen lebih rendah untuk terkena penyakit jantung.

Namun, penulis studi ESC mencatat beberapa faktor yang membatasi penelitian mereka, termasuk 75 persen peserta tidak melaporkan tidur kurang dari tujuh jam selama seminggu. Selain itu, data tersebut bergantung pada individu yang melaporkan kebiasaan tidur mereka, yang mungkin tidak akurat. Mereka juga gagal memperhitungkan bentuk perawatan yang mungkin diterima banyak peserta selama 14 tahun antara evaluasi. Karena alasan ini, penelitian ini memiliki manfaat yang terbatas.

Pilihan Editor: 5 Cara Melatih Balita Tidur Sendiri dengan Nyaman

HINDUSTAN TIMES

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."