CANTIKA.COM, Jakarta - Siapa yang tak kenal dengan perawatan kulit wajah botox dan filler? Dua jenis treatment ini kerap dilakukan di area wajah dengan maksud mengatasi tanda-tanda penuaan.
Saking populernya, Kepala Pelayanan Bedah Plastik Dermatology Aesthetic and Plastic Surgery (DAPS) Group, Dokter Bambang Wicaksono menyebut botox serta filler mendominasi perkembangan tren kecantikan belakangan ini.
"Selain tentu saja plaztic surgery, treatment botox dan filler termasuk perawatan timeless yang banyak diminati perempuan, ucap dr Bambang di talkshow grand opening Brawijaya DAPS, Selasa, 3 September 2024.
Lantas, apa perbedaan botox dan filler? Berikut Cantika telah merangkum informasi selengkapnya seperti dilansir dari Cleveland Clinic,yuk simak!
Perbedaan botox dan filler
Meski punya fungsi serupa, dua perawatan wajah ini ternyata memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Hal ini diungkapkan oleh dokter kulit Shilpi Khetarpal, menjelaskan botox adalah neuromodulator, yakni bentuk murni dari bakteri clostridium botulinum.
Dalam dosis tinggi, toksin botulinum menyebabkan botulisme. Namun dalam dosis kecil, neurotoksin tersebut akan menyumbat saraf, sehingga menyebabkan kelemahan otot.
Suntikan botox juga dapat meredakan nyeri dan membantu memperbaiki masalah yang disebabkan oleh gangguan otot. Misalnya, botox umum digunakan untuk mengatasi migrain, kandung kemih yang terlalu aktif, dan nyeri yang disebabkan oleh gangguan sendi temporomandibular (TMJ).
Daftar neuromodulator suntik bermerek yang mampu mengecilkan kerutan, termasuk:
Dysport® (AbobotulinumtoxinA).
Xeomin® (IncobotulinumtoxinA).
Jeauveau® (PrabotulinumtoxinA).
Daxxify® (DaxibotulinumtoxinA-lanm).
Tidak seperti neuromodulator, yang dapat memiliki beberapa kegunaan, dermal filler hanya bersifat kosmetik. Sehingga dianggap sebagai implant cair yang disuntikkan ke dalam permukaan kulit Anda,dengan maksud mengencangkan dan menghaluskan fitur wajah.
Berbagai merek filler menggunakan bahan sintetis yang berbeda, mulai dari asam hialuronat hingga polimetilmetakrilat (PMMA).
Ketahanan filler bergantung dari bahan yang digunakan oleh tenaga professional. Untuk diketahui, dalam beberapa kasus,dokter kulit akan menggunakan lemak di bagian tubuh Anda untuk meminimalisir kerutan atau disebut cangkok lemak autologous.
Kapan waktu yang tepat untuk melakukan botox dan filler? Dr. Khaterpal mengatakan, pasien yang mencoba filler dan botox dalam satu kali perawatan dalah hal umum. "Neurotoksin dan filler dirancang untuk dua hal yang berbeda," jelasnya.
Jenis kerutan wajah:
1. Kerutan dinamis, yaitu kerutan yang disebabkan oleh ktivitas otot yang terlihat saat wajah melakukan Gerakan tertentu. Contoh: kerutan di sudut mata atau garis halus di area dahi saat Anda mengangkat alis. Kerutan ini paling baik diobati dengan botox.
Dr. Khetarpal mencatat bahwa tiga area perawatan yang paling umum adalah di wajah bagian atas di sekitar mata, antara alis dan dahi.
2. Kerutan statis, masalah ini sering diobati dengan neuromodulator dan filler. Dalam kasus ini, Dr. Khetarpal menjelaskan, neurotoksin seperti botox mengobati otot yang mendasarinya, sementara filler mengobati garis saat istirahat.
Baik neuromodulator maupun dermal filler dianggap sebagai prosedur yang aman, dengan kurang dari 1% pasien mengalami efek samping yang signifikan.
Namun, penting untuk menyadari risiko dan kemungkinan efek samping dari prosedur kosmetik apa pun, sehingga Anda dapat memutuskan apakah hasilnya sepadan dengan potensi risikonya.
Ilustrasi fillers. Shutterstock
Halaman