Tips Aman Ibu Hamil Naik Transportasi Umum

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi wanita hamil. Freepik.com/user18526052

Ilustrasi wanita hamil. Freepik.com/user18526052

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Naik transportasi umum bisa jadi cukup menantang bagi sejumlah ibu hamil. Terutama bagi mereka yang memiliki riwayat hamil cukup berat seperti selalu mual, kandungan lemah, dan mudah lelah. Adapula kekhawatiran tidak dapat tempat duduk selama di perjalanan. Meski demikian, kehamilan bukan penghalang bagi ibu yang aktif dan dalam kondisi sehat. Sebagaimana  diketahui banyak ibu hamil di sekitar kita memilih transportasi umum saat bepergian atau beraktivitas sehari-hari seperti ke tempat kerja.

Namun tetap perlu diingat perlu memperhatikan tips aman ibu hamil naik transportasi umum.

Tips Naik Transportasi Darat

Apakah Anda bepergian dengan mobil, bus, atau kereta api, bepergian saat hamil umumnya aman. Namun demikian, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar perjalanan Anda aman dan nyaman.

- Ketika naik atau turun kendaraan, pastikan bus, taksi online, kereta, atau ojek online sudah berhenti sempurna.

- Jika naik taksi online, pastikan duduk di bangku bagian tengah.

- Selalu pakai sabuk pengaman untuk menjaga keselamatan dan menahan tubuh jika sewaktu-waktu mobil mengerem. Pastikan sabuk pengaman tidak dipasang di atas perut, melainkan di bawah perut, agar perut ibu tidak tertekan.

- Ibu hamil juga bisa mengatur posisi kursi menyesuaikan besaran perut ibu hamil.

- Jangan lupa membawa air putih dan camilan untuk berjaga-jaga jika terjebak di kemacetan.

- Hindari membawa barang bawaan yang berat karena dapat membuat punggung ibu hamil terasa pegal dan nyeri.

- Usahakan untuk tidak berdiri di dalam bus agar ibu hamil tidak jatuh jika sewaktu-waktu bus rem mendadak. Walaupun sudah duduk, ibu sebaiknya tetap waspada dan berpegangan pada sesuatu agar ibu tetap aman, karena bus bisa saja berguncang hebat saat melewati jalan yang berlubang.

    - Cobalah untuk membatasi jumlah waktu yang Anda habiskan di dalam mobil, bus, atau kereta api. Batasi waktu perjalanan hingga lima hingga enam jam. Gunakan istirahat untuk meregangkan dan berjalan-jalan singkat untuk mempertahankan sirkulasi darah yang baik.

    Tips Naik Pesawat

    Sebagian besar maskapai penerbangan memungkinkan ibu hamil untuk melakukan perjalanan dari trimester awal hingga akhir. Namun, biasanya ibu hamil sembilan bulan diwajibkan membawa surat izin dari dokter.

    - Memilih kursi lorong memungkinkan Anda berdiri lebih mudah untuk mencapai kamar kecil atau hanya meregangkan kaki.

    - Batasi perjalanan udara ke maskapai besar dengan kabin bertekanan dan hindari pesawat pribadi yang lebih kecil. Jika Anda harus naik di pesawat yang lebih kecil, hindari ketinggian sekitar 7.000 kaki.

    Tips Naik Transportasi Laut

    Bepergian melalui laut umumnya aman untuk ibu hamil, meskipun gerakan kapal dapat memicu mual di pagi hari atau membuat Anda mual lagi. Ada beberapa pertimbangan untuk membuat perjalanan Anda lebih aman dan nyaman.

    - Pastikan ada dokter di kapal jika ada komplikasi.

    - Tinjau rute dan port-of-call untuk memastikan akses ke fasilitas medis apa pun, jika diperlukan.

    - Pastikan membawa obat mabuk laut yang disetujui untuk ibu hamil dan tidak menimbulkan risiko bagi bayi yang sedang berkembang.

    Tips lain untuk ibu hamil naik transportasi umum adalah mengenakan baju katun longgar, dan kenakan sepatu yang nyaman. Tidak peduli seberapa jauh Anda bepergian, bawa salinan catatan prenatal Anda. Dan, jangan malu meminta tempat duduk atau memberi tahu Anda sedang hamil.

    Pilihan Editor: 3 Anjuran Dokter Agar Ibu Hamil Nyaman Selama Perjalanan Mudik Lebaran, Rutin Ubah Posisi Duduk

    BRINGHAM AND WOMEN'S HOSPITAL | BERBAGAI SUMBER

    Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

    Iklan

    Berita Terkait

    Rekomendasi Artikel

    "Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."