CANTIKA.COM, Jakarta - Film Kupu-Kupu Kertas dipastikan akan kembali tayang di bioskop Indonesia pada 26 September 2024. Sebenarnya, film ini telah tayang perdana pada 7 Februari 2024 lalu. Namun, tiba-tiba ditarik dari peredaran setelah tiga hari tayang di bioskop.
Menurut kabar yang beredar di media sosial, film yang dibintangi oleh Amanda Manopo dan Chicco Kurniawan ini turun layar untuk menghormati masa tenang jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) pada 14 Februari 2024.
Simak selengkapnya fakta menarik film besutan Emil Heradi berikut ini:
1. Para Pemain Jadi Melek Sejarah
Aktor Chicco Kurniawan berperan sebagai Ikhsan, pemuda dari keluarga Nahdlatul Ulama (NU) yang dihadapkan pada konflik dengan Partai Komunis Indonesia (PKI), mengungkapkan bahwa peran yersebut membuatnya lebih memahami sejarah. "Aku jadinya melek sama kejadian ini. Jadi pas reading tuh kita dikasih banyak cerita tentang sejarah," kata Chicco.
Bagi Chicco, adanya film Kupu-Kupu Kertas membuat kesadaran akan sejarah menjadi sangat penting supaya peristiwa serupa tidak terulang kembali. “Maksudnya, dengan kita punya kesadaran itu, rasanya kalau misalnya suatu saat aku punya pilihan secara personal yang bisa affecting (berdampak) ke siapapun,” ujarnya menambahkan.
Sementara Samo Rafael, yang memerankan Rasyid, mengungkapkan bahwa fokus utamanya dalam memerankan tokoh tersebut adalah menggali konflik internal yang terjadi pada masa itu, yakni tahun 1965. Ia mengakui, naskah film tersebut juga fokus ke pendalaman drama dengan latar sejarah.
"Jadi gue fokusin lebih ke dramanya aja. Drama itu bukan cuma cinta-cintanya, tapi juga konflik, civil war is drama (perang sipil adalah drama)," ujarnya. Aktor berdarah Indonesia-Prancis itu menilai, Kupu-Kupu Kertas memberikan kesempatan untuk melihat sejarah dari perspektif yang berbeda. “Yang gue ambil lebih ke belajar dari perspektif orang lain pada zaman itu,” ungkapnya.
Pemain film Kupu-Kupu Kertas Ony Serojawati Hafiedz (kanan), Chicco Kurniawan (kedua dari kanan), Aktor Samo Rafael (kiri), dan Sutradara film Kupu-Kupu Kertas Emil Heradi (kedua dari kiri) saat diwawancara Tempo di Kantor Tempo, Jakarta, Rabu, 4 September 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
2. Tantangan Bertemu Keluarga Korban
Bercerita tentang proses riset film, Emil mengungkapkan bahwa tim produksi telah melakukan pendekatan terbuka untuk memahami berbagai perspektif. Proses produksi film Kupu-Kupu Kertas juga diwarnai tantangan tersendiri. Emil menjelaskan bahwa timnya berhasil berinteraksi dengan kelompok Ansor di Banyuwangi.
"Mereka (keluarga kelompok Ansor) sih sangat terbuka. Mereka bilang, ya ini sudah saatnya membantu bercerita soal ini. Nggak menutupi bahwa kejadian itu benar-benar terjadi juga," ujar Emil. Sebaliknya, keluarga yang terafiliasi dengan PKI cenderung menutup akses, sehingga sulit bagi tim produksi untuk menggali cerita dari perspektif mereka.
Sutradara film Kupu-Kupu Kertas Emil Heradi saat diwawancara Tempo di Kantor Tempo, Jakarta, Rabu, 4 September 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean'
Kupu-Kupu Kertas, yang akan kembali tayang di bioskop Indonesia pada 26 September 2024, awalnya diluncurkan pada 7 Februari 2024 namun ditarik dari peredaran untuk menghormati masa tenang menjelang Pemilihan Presiden. Film ini menceritakan hubungan cinta dua anak muda dari dua ideologi berbeda. Ikhsan, pemuda dari keluarga NU, dan Ning, perempuan dari keluarga PKI, dihadapkan pada dilema besar ketika konflik politik memanas.
Disutradarai oleh Emil Heradi, Kupu-Kupu Kertas disajikan dalam durasi 1 jam 53 menit. Produksi film ini melibatkan Denny Siregar Production dan Maxima Pictures, menampilkan pemain utama seperti Chicco Kurniawan sebagai Ikhsan, Amanda Manopo sebagai Ning, dan Iwa K sebagai Rekoso. Jajaran pemeran lainnya juga diramaikan oleh Reza Oktovian sebagai Busok, Samo Rafael sebagai Rasyid, Fajar Nugra sebagai Zul, Ayu Laksmi sebagai Sulastri, serta Ony Serojawati Hafiedz sebagai Aida.
4. Kisah Cinta Beda Idieologi
Aktor Ony Serojawati Hafiedz (kanan) pemeran Aida dan Chicco Kurniawan (kiri) pemeran Ikhsan dalam film Kupu-Kupu Kertas saat diwawancara Tempo di Kantor Tempo, Jakarta, Rabu, 4 September 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Melansir dari laman tix.id, film Kupu-Kupu Kertas terinspirasi dari peristiwa pemberontakan G30S PKI dan pembantaian di Banyuwangi pada 18 Oktober 1965. Ini sejatinya adalah film sejarah yang dibumbui dengan kisah cinta yang kuat, sehingga menarik untuk disaksikan.
Film ini mengambil latar ceritanya pada tahun 1965 di daerah Banyuwangi, Jawa Timur. Di sana hidup seorang pemuda bernama Ikhsan yang berasal dari keluarga yang merupakan bagian dari organisasi keagamaan Nahdlatul Ulama (NU). Diam-diam, Ikhsan menjalin hubungan dengan seorang wanita bernama Ning yang keluarganya merupakan anggota Partai Komunis Indonesia atau PKI.
Pada awalnya, Ikhsan dan Ning tidak mempermasalahkan perbedaan latar belakang di antara mereka. Namun, keadaan yang semakin memanas antara simpatisan PKI dan NU membuat kedua anak muda tersebut dilema.
Situasi juga semakin tidak kondusif karena adanya perebutan lahan antara dua organisasi tersebut. Belum lagi, beredarnya kabar mengenai penculikan seorang jenderal yang dilakukan oleh anggota PKI. Konflik semakin tak terkendali ketika ayah Ning yang bernama Rekoso memutuskan untuk melakukan pertempuran darah demi merebut lahan yang dikuasai masyarakat NU.
Sempat tak mempermasalahkan latar belakang Ning, perasaan Ikhsan seketika terguncang setelah keluarganya menjadi korban pembantaian PKI. Akibatnya, ia dihadapkan pada dilema untuk memutuskan apakah akan membalaskan dendam keluarganya atau menyelamatkan nyawa Ning.
Pilihan Editor: Alasan Ony Seroja Hafiedz Main di Film Kupu-kupu Kertas, saatnya Belajar Sejarah
ADINDA JASMINE PRASETYO | ISTIQOMATUL HAYATI
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika