Hetty Awi Ungkap Rumus Eksistensi 3Mongkis, Hampir Satu Dekade

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Hetty Awi, pemilik 3Mongkis di Jakarta, Jumat, 6 September 2024. Foto: CANTIKA/Silvy Riana Putri

Hetty Awi, pemilik 3Mongkis di Jakarta, Jumat, 6 September 2024. Foto: CANTIKA/Silvy Riana Putri

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Merek fashion lokal, 3Mongkis berdiri sejak delapan atau sembilan tahun. Selama hampir 10 tahun atau satu dekade ini, 3Mongkis yang identik dengan playful, fungsional, dan kenyamanan punya rumus eksistensi di pasar mode atau fashion Indonesia. Terus belajar salah satu rumus yang andalan Hetty Awi, pemilik 3Mongkis.

"Perjuangan menjaga eksistensi luar biasa. Kami mulai 8 atau 9 tahun lalu. Kami selalu berusaha melakukan yang terbaik dan eksplorasi karena pasarnya besar. Kami harus memberikan sesuatu yang berbeda dari merek lain. Terus belajar dan improve dari training staf, penggunaan bahan, hingga cara bisnis," kata Hetty kepada Cantika, Jumat, 6 September 2024.

Jika melakukan kesalahan dalam mendesain ataupun mengelola tim, Hetty terus belajar dan tidak mengulangi kesalahan yang sama. "Kalau melakukan kesalahan belajar dan perbaiki. Misal waktu itu mendesain sesuatu, masalahnya ditemukan. Maka kami tidak akan mengulangi kesalahan yang sama," ujarnya.

"3Mongkis berani gaya baru, biasanya kita coba produksi dulu sedikit. Tim kami terus belajar, tumbuh bersama," Hetty melanjutkan.

Saat ditanya tantangan bisnis fashion saat ini, di menjawab tanggung jawab lebih besar dan lebih kreatif. "Lebih elevate, tanggung jawab lebih besar dalam tim dan desain," ujarnya.

Dalam hal DNA merek, 3Mongkis kaya warna, berani eksplor gaya, dan fungsional. Biasanya dalam mendesain suatu produk, Hetty mengatakan melihat tren mode global yang kemudian diadaptasi sesuai kebutuhan lokal dan DNA 3Mongkis. Dari segi bahan, katun yang paling banyak digunakan karena adem dan nyaman dipakai di negara tropis seperti Indonesia.

Bagi pebisnis fashion pemula, Hetty mengatakan minat alias passion jadi bahan bakar utama untuk merintis usaha.

"Harus dari passion, bukan cuma ikut-ikutan. Harus banyak riset dan berani coba juga. Jangan cuma sampai ide, ga pernah diwujudkan. Kita coba dulu, apa halangannya, kalau cocok kita bisa lanjutkan. Jika tidak cocok, bisa coba passion lain. Mencoba bukan berarti sembrono, riset dan riset dulu," ucap Hetty Awi.

Pilihan Editor: Cara Bos Calla The Label Menjaga Eksistensi Bisnis: Komunitas adalah Influencer

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."