2 Tips Mengendalikan Konsumsi Makanan Ultra Proses yang Berlebihan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rezki Alvionitasari

google-image
Ilustrasi wanita belanja bahan makanan. Freepik.com

Ilustrasi wanita belanja bahan makanan. Freepik.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Para peneliti mencatat adanya hubungan langsung antara jumlah makanan ultra proses dalam diet seseorang dan risiko diabetes tipe 2. Risiko ini dapat ditekan dengan memilih makanan yang tidak terlalu banyak melalui proses pengolahan.

Makanan ultra proses memang mudah didapat dan terjangkau sehingga lebih mudah dikonsumsi secara teratur. Orang-orang dengan mudah dapat mengonsumsinya secara berlebihan.

Alexis Law, ahli diet terdaftar di Top Nutrition Coaching mengatakan ultra processed food cenderung mengandung lebih banyak gula, garam, dan lemak. Bahan-bahan yang baik dikonsumsi dalam jumlah sedang ini belum tentu ideal untuk dikonsumsi sepanjang waktu.

"Kebanyakan orang sudah mengonsumsi cukup atau bahkan terlalu banyak zat ini dalam makanan mereka," kata Law dikutip dari Well and Good.

Mengonsumsi banyak gula, garam, dan lemak dari makanan olahan akan membuat ruang untuk nutrisi dari makanan dengan tingkat pengolahan rendah seperti sayur dan buah-buahan terambil.

Namun, membatasi atau menghentikan sama sekali konsumsi makanan olahan justru dapat menimbulkan keinginan berlebihan untuk memakannya. Berikut beberapa tips mengatasi ketergantungan pada makanan olahan:

1. Mengurangi konsumsi makanan olahan

Guna mengatasi masalah itu, Law mengatakan, makanan olahan dapat dijadikan sebagai bagian dari rencana makan sehat.

Namun, dalam hal ini makanan utuh dan makanan yang diproses secara minimal tetap harus menjadi bagian terbesar dari makanan yang konsumsi.

2. Fokus pada makanan yang dibutuhkan dan selingi dengan makanan yang menyenangkan 

"Cara terbaik untuk fokus memprioritaskan diet seimbang adalah dengan fokus pada makanan yang paling Anda butuhkan," kata Law.

Dia menyarankan pemaduan makanan yang menyenangkan dengan makanan yang dibutuhkan, seperti memadukan keripik dengan sumber protein seperti kacang-kacangan atau keju dan sayuran seperti mentimun atau wortel.

Dengan demikian, asupan nutrisi yang dibutuhkan dapat dipenuhi tanpa berlebihan mengonsumsi makanan yang lebih "menyenangkan".

"Makanan adalah kesenangan dalam hidup, dan pada akhirnya, hanya karena Anda mengurangi sesuatu tidak berarti Anda mendapatkan cukup makanan yang Anda butuhkan," kata Law. 

"Fokuslah pada apa yang ditambahkan ke dalam diet Anda," ia menambahkan.

Pilihan Editor: 9 Makanan Tinggi Lemak dengan Manfaat Luar Biasa: Alpukat hingga Yogurt

ANTARA

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."