Kritik Melinda Gates untuk Para CEO yang Mengurangi Waktu Tidur, Apa Alasannya?

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Melinda Gates/Foto: Instagram/Melinda Gates

Melinda Gates/Foto: Instagram/Melinda Gates

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Kurang tidur menyebabkan ketidakseimbangan hormon, peningkatan kadar kortisol (hormon stres), serta gangguan pola tidur. Melinda Gates mengungkapkan bahwa ia menargetkan tidur tujuh atau delapan jam setiap malam

Menurut Melinda, bekerja keras dapat membuka jalan menuju kesuksesan, tetapi perjalanannya tidak harus melelahkan. Meskipun gaya hidup yang sehat dan disiplin—bersama dengan pola makan, nutrisi, dan tidur yang tepat—membentuk fondasi kesejahteraan, namun jika berlebihan dapat menimbulkan risiko.

Dalam wawancara terbaru dengan Vanity Fair, filantropis Amerika ini mengungkapkan bahwa ia menargetkan tidur tujuh hingga delapan jam setiap malam, dan bahwa ia tidak tertarik untuk meneruskan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh para CEO yang "tak kenal lelah" yang mengagung-agungkan gagasan untuk mengurangi waktu tidur. 

Ia menepis gagasan tersebut dengan menyebutnya "sangat bodoh". Berbicara tentang pria-pria yang mengaku hanya tidur tiga atau empat jam semalam, Gates berkata, "Beberapa dari kita tidak ingin berada di dekat mereka! Jujur saja!"

Pelatih kesehatan dan kebugaran Mahalakshmi K mengatakan kurang tidur dan gangguan tidur telah dikaitkan dengan berbagai dampak kesehatan negatif, termasuk peningkatan risiko hipertensi, diabetes, obesitas, depresi, serangan jantung, dan stroke. "Setelah hanya empat jam tidur, tekanan darah meningkat, tonus parasimpatis menurun, dan kadar kortisol (hormon stres) serta stres oksidatif meningkat," katanya.

Orang dewasa yang mengalami kurang tidur dalam jangka panjang menghadapi peningkatan stres mental, kecemasan, dan gejala depresi. Menurut Mahalakshmi, hipokampus sensitif terhadap glukosa dan insulin, dan diabetes tipe I dan tipe II telah dikaitkan dengan gangguan kognitif dan peningkatan risiko penyakit Alzheimer.

"Tidur kurang dari jam ideal dikaitkan dengan kadar leptin yang lebih rendah, hormon yang diproduksi jaringan adiposa yang menghambat rasa lapar, dan kadar ghrelin yang lebih tinggi, peptida yang meningkatkan nafsu makan yang menyebabkan obesitas. Hal ini juga dapat mengakibatkan kelebihan beban alostatik, yang dapat merugikan kesehatan Anda secara teratur," kata Mahalakshmi.

Dr. Shreshtha Gupta, asisten profesor di Rumah Sakit Safdarjung mengatakan bahwa kebutuhan tidur berbeda-beda pada setiap orang dan tidur adalah kondisi saat tubuh memperbaiki dan meremajakan dirinya sendiri.

Berapa lama waktu tidur yang ideal?

“Waktu tidur yang ideal bergantung pada usia. Untuk anak-anak, 16-20 jam, sedangkan untuk orang dewasa, tidur malam selama enam hingga delapan jam penting untuk menjaga ritme sirkadian,” kata Gupta.

Kurang tidur menyebabkan ketidakseimbangan hormon, peningkatan kadar kortisol (hormon stres) serta gangguan pola tidur rapid eye movement (REM). Dalam jangka pendek, hal ini dapat menyebabkan mudah tersinggung dan kelelahan, sedangkan efek jangka panjangnya meliputi perubahan suasana hati, pertumbuhan terhambat, penurunan produktivitas, dan tanda-tanda penuaan dini.

Menguraikan pentingnya tidur REM yang nyenyak, yang dialami orang sekitar pukul 2-4 pagi, Dr. Gupta berkata, “Tidur REM yang lengkap meningkatkan konsolidasi memori, pemrosesan emosi, perkembangan otak, dan mempersiapkan kita untuk terjaga. Tidur REM juga dikaitkan dengan perbaikan cedera dan sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat.”

Pilihan Editor: Begini Perjalanan Cinta Bill Gates dan Melinda Gates Sebelum Akhirnya Berpisah

INDIAN EXPRESS 

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."