Mengulik Keindahan Tenun Gringsing, Ada Tiga Warna Bermakna Keseimbangan Hidup

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Kadek Susilawati tengah membuat tenun gringsing di Desa Tenganan, Karangasem, Bali, pada Sabtu, 28 September 2024. Foto: CANTIKA/Silvy Riana Putri

Kadek Susilawati tengah membuat tenun gringsing di Desa Tenganan, Karangasem, Bali, pada Sabtu, 28 September 2024. Foto: CANTIKA/Silvy Riana Putri

IKLAN

CANTIKA.COM, Bali - Tenun gringsing berasal dari Desa Adat Tenganan di Kabupaten Karangasem, Bali. Eksis sejak ratusan tahun lalu, tenun gringsing merupakan satu-satunya tenun double ikat di Indonesia.

"Di dunia kalau tidak salah ada tiga kain double ikat, ada patola di India, lalu Jepang, dan tenun gringsing di Tenganan, Indonesia," kata I Putu Yudiana, Kelian Desa Adat Tenganan dalam acara Field Trip Bali Fashion Trend 2024 di Bali, pada Sabtu, 28 September 2024.

Double ikat dalam artian, benang yang ke depan maupun ke samping sama-sama diwarnai.

Di kesempatan yang sama, Tokoh Desa Adat Tenganan I Nyoman Sandra mengungkapkan sejarah double ikat tenun gringsing tak lepas dari filosofi umat Hindu.

I Putu Yudiana, salah satu Ketua atau Kelian Adat Tenganan, Karangasem, Bali. Foto: CANTIKA/Silvy Riana Putri

"Di desa ini hak laki dan perempuan sama, baik di ekonomi, sosial maupun politik. ini adalah implementasi dari filosofi Hindu yang dinamakan Ardhanariswara. Ardha setengah, nari artinya perempuan, iswara laki-laki. Tuhan digambarkan setengah laki-laki, setengah perempuan, artinya sederajat. Hanya di Tenganan filosofi itu diimplementasikan, dan itu sebabnya kain grinsing double ikat," ucap I Nyoman Sandra.

Dari segi makna, tenun gringsing terdiri dari dua kata, yaitu 'gring' artinya wabah atau sakit, sementara 'sring bermakna tidak.

"Ada yang mengatakan kain ini sebagai penolak bala. Bagi kami banyak filosofi yang terkandung di dalam motif-motif grinsing yang terkait kehidupan. Ada 27 motif yang kami warisi secara turun-temurun," ujar I Putu Yudiana.

Adapun dari segi warna, tenun grinsing umumnya mempunyai tiga warna yaitu merah mewakili api, hitam merepresentasikan air, dan putih atau kuning itu mewakili udara.

"Jadi pesan di balik kain grinsing jaga keseimbangan elemen vital dalam hidup agar tidak ada sakit. itu filosofi dari kain grinsing," katanya.

Dari segi pewarnaan, tenun gringsing menggunakan pewarna alam seperti akar mengkudu. Dan, untuk lama pembuatan bisa bertahun-tahun hingga tujuh tahun tergantung corak dan panjang kain.

Pilihan Editor: Kreasi Tenun Wignyo Rahadi di Spotlight Indonesia 2023, Modern Berbalut Glamor

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."