CANTIKA.COM, Jakarta - Batik diketahui adalah salah satu warisan budaya Indonesia yang telah diakui oleh UNESCO pada tahun 2009 sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity). Corak dan makna di balik kain batik adalah salah satu pesona yang memikat. Sebagaimana diketahui ada beragam motif batik di Tanah Air.
Setiap motif punya makna tertentu bisa terkait sejarah, gambaran kehidupan perajin atau doa serta harapan. Masih dalam semangat Hari Batik Nasional yang dirayakan setiap 2 Oktober, mari kita mengulik beberapa motif batik dari paparan Pemerhati dan Motivator Batik, Indra Tjahjani.
Salah satu kain batik yang dibawa Indra adalah motif Nitik Cakar. Menurut dia, cakar bak ayam yang menggunakan cakar untuk mencari makan, motif ini bermakna agar calon pengantin dimudahkan mencari rezeki untuk menghidupi keluarganya. Biasanya kain batik tersebut dipakai orang tua calon pengantin sehari sebelum pernikahan.
"Tolong memberi tahu penjahitnya bahwa sayap garuda harus menghadap ke atas. jangan terbalik, karena burung itu terbang ke atas," ucapnya dalam acara Konferensi Pers dan Fashion Workshop Rayakan Hari Batik Nasional 2024, Tokopedia dan ShopTokopedia Bicara Tren Batik di Jakarta pada Rabu, 2 Oktober 2024.
Sehari sebelum menikah, calon pengantin bisa memakai kain batik motif Sido Asih, misalnya di momen siraman. Corak batik tersebut bermakna putra-putri yang akan menikah selalu disayangi oleh orang tua.
Saat menikah, pengantin biasanya memakai batik motif Sido Mukti yang bermakna para pengantin selalu sehat sejahtera, saling menyayangi, dan hidup berkecukupan.
"Jika ada sayap garuda separuh, rumah atau kupu-kupu di kain tersebut pastikan harus menghadap ke atas. Pada dasarnya bunga dan binatang itu diusahakan menghadap ke atas," kata Indra.
Sementara orang tua pengantin di hari pernikahan anaknya memakai kain batik motif Truntum. Motif tersebut bermakna orang tua akan selalu menyayangi, memberi nasihan, dan memperhatikan anak meski sudah berumah tangga.
(dari kiri) Yoland Handoko - Fashion Stylist, Indra Tjahjani - Pemerhati dan Motivator Batik, Desey Muharlina Bungsu - Fashion Apparel & Campaign Senior Director Tokopedia and TikTok E-commerce, Yunita Stefani - Brand Manager Nona Rara, dan Rizki Triana - Founder and CEO of OE dalam acara Konferensi Pers dan Fashion Workshop Rayakan Hari Batik Nasional 2024, Tokopedia dan ShopTokopedia Bicara Tren Batik di Tokopedia Tower, Jakarta, pada Rabu, 2 Oktober 2024. Foto: Tokopedia.
Dari Tasikmalaya dan Garut, ada motif batik Merak Ngibing atau burung merak menari. Ini menandakan kegembiraan. Sementara dari tanah Indramayu, motif batik Iwak Etong salah satu yang banyak digunakan. Motif ini lahir dari hasil mata pencarian masyarakat di sana yang kebanyakan nelayan.
"Para perajin menggambarkan tangkapan suaminya, ikan, udang. Warnanya pun colorful (warna-warni)," ujar Indra.
Sementara itu, motif batik Mega Mendung dari Cirebon melambangkan kebijaksanaan, sumber daya manusia dan alam. "Posisi mega mendung harus horizontal. Jika tidak, itu berarti bukan mega mendung," ucapnya.
Dari pekalongan, ada motif batik Pagi Sore. Corak tersebut merupakan akulturasi dari etnis Tionghoa dan Jawa. Motif Leret dan Kawung dari Jawa, sementara itu warna serta bunga dari etnis Tionghoa.
Pilihan Editor: 5 Tips Merawat dan Mencuci Kain Batik
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika