Saat Kamu Berjerawat, Dokter Sebut Hindari 10 Bahan Ini

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi wanita berjerawat. shutterstock.com

Ilustrasi wanita berjerawat. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Bagi kamu yang sedang berjerawat, perlu diperhatikan ada beberapa bahan yang perlu dihindari. Selain kandungan alkohol, dokter kulit merekomendasikan untuk menghindari minyak komedogenik hingga wewangian sintetis. Mengapa? Karena bisa meningkatkan peradangan dan kemungkinan iritasi kulit

"Ada beberapa bahan yang membuat kulit berjerawat terlalu mengering, di mana hidrator kulit alami dilucuti, sehingga meningkatkan risiko jaringan parut. Adapula bahan-bahan yang terlalu abrasif untuk kulit yang rentan jerawat. Bahan tersebut berisiko merusak kulit, meningkatkan peradangan, dan bisa membuat jerawat semakin memburuk," ujar dokter kulit Rachel Nazarian dikutip dari laman Byrdie.

Oke, tanpa berlama-lama lagi, mari kita telusuri bahan-bahan apa saja yang perlu dihindari saat berjerawat menurut dokter kulit. Take a note, please!

1. Parfum Sintetis

Jika di label produk kecantikan kamu tertulis "fragrance", "perfume", atau "parfum", maka hindari bagi pemilik kulit rentan jerawat. Sebab di dalamnya ada campuran lusinan bahan kimia yang bisa mengiritasi kulit.

"Wewangian sintetis adalah sumber utama alergi kulit," kata dokter kulit Joshua Zeichner. Bahan tersebut dapat menyebabkan peradangan dan iritasi, yang membuat mengobati jerawat menjadi lebih sulit daripada sebelumnya.

Jika Anda berjerawat, hindari parfum sintetis juga wewangian alami.

2. Minyak Esensial

Menurut ahli estetika selebriti Renee Rouleau, sejumlah produk perawatan kulit mengandung minyak esensial dalam jumlah besar, dan hal itu bisa berdampak buruk pada kulit berjerawat yang meradang.

Lantas bagaimana jika mengaplikasikan minyak esensial alami pada kulit? Menurut dokter Zeichner, minyak esensial adalah senyawa yang sangat terkonsentrasi sehingga dapat mengiritasi jika diaplikasikan langsung pada kulit. Itulah sebabnya disarankan untuk menurunkan konsentrasinya dalam minyak pembawa sebelum diaplikasikan.

Khusus bagi yang berjerawat hindari minyak esensial yang mengandung kadar lemak jenuh tinggi. "Lemak tak jenuh seperti Omega 3 dan 6 lebih kecil kemungkinannya menyebabkan berjerawat," ucap dokter Zeichner.

3. SLS

Sodium lauryl sulfat atau SLS yang menciptakan busa pada produk pembersih dapat menyebabkan iritasi bagi pemilik kulit sensitif. SLS adalah surfaktan, bahan kimia yang bertanggung jawab untuk menghilangkan kotoran dan minyak dari kulit. Namun menurut Zeichner, kandungan tersebut menyebabkan iritasi dan peradangan yang signifikan.

Kandungan tersebut dapat menyebabkan gangguan penghalang kulit dan memperburuk jerawat aktif. Untungnya, ada banyak pembersih bebas SLS di pasaran.

4. Isopropyl Myristate dan Isopropyl Palmitate

Isopropyl myristate adalah bahan penambah penetrasi yang memungkinkan peningkatan penyerapan bahan aktif ke dalam kulit, sementara Isoprpopyl palmitate adalah bahan emolien yang sangat komedogenik dan biasanya digunakan dalam beberapa pelembap.

Bahan-bahan tersebut seharusnya tidak memengaruhi jerawat yang sudah meradang, namun baik Roulaeu dan Biba de Sousa berpendapat bahwa keduanya dapat menyebabkan pori-pori tersumbat dan komedon tertutup.

5. SD Alcohol 40, Denatured Alcohol, Ethanol, dan Isopropyl Alcohol

Produk yang memiliki alkohol pengeringan seperti etil alkohol atau alkohol isopropil tidak boleh digunakan oleh kamu yang rentan jerawat karena bahan tersebut dapat melucuti kulit dan menyebabkan jaringan yang meradang. Alkohol tersebut membuat kulit kering dan mengiritasi kesehatan kulit secara keseluruhan.

"Orang-orang cenderung menggunakan bahan-bahan ini karen merasa akan 'mengeringkan' lesi jerawat, tetapi pada akhirnya bisa membuat jerawat saat ini lebih buruk," kata dokter Nazarian.

Meski demikian ada beberapa alkohol yang tidak mengering dan tidak menjengkelkan kulit, jadi ini bukan aturan yang keras.

6. Sodium Chloride

Dikenal juga sebagai garam laut atau garam maris, sodium chloride adalah istilah teknis untuk garam. "Kandungan ini biasanya digunakan dalam pembersih untuk mengelupas sel kulit mati dan kemampuannya untuk menebalkan formulasi untuk mencapai tekstur yang diinginkan," kata dokter Zeichner.

Dokter Nazarian menambahkan bahwa penting untuk diingat bahwa berjerawat tidak berarti bahwa wajah kamu 'kotor', karena seringkali orang akan secara agresif membersihkan kulit ketika berjerawat. Akhirnya, langkah tersebut menyebabkan jerawat lebih buruk. Dia mengatakan untuk menghindari scrub berlebihan.

7. Minyak Kelapa

Meskipun dipuji baik untuk kulit, minyak kelapa atau coconut oil sering dianggap sangat komedogenik. Artinya, minyak tersebut dapat menyumbat pori-pori dan dapat menimbulkan risiko serius bagi kulit jerawat.

Dokter Zeichner menjelaskan bahwa minyak kelapa memiliki lemak tak jenuh dan jenuh, termasuk asam linoleat dan laurat. Adapun kadar asam linoleat tinggi berguna jika kamu memiliki jerawat, tapi asam laurat diketahui menyebabkan berjerawat.

"Melihat fakta tersebut, minyak kelapa sebaiknya dihindari bagi yang rentan jerawat," ujarnya.

8. Cocoa Butter

Meskipun ini adalah bahan emolien yang menawarkan hidrasi, mentega kakao atau cocoa butter sering dianggap sebagai bahan komedogenik yang dapat menyumbat pori-pori dan berkontribusi memicu jerawat.

Sebaliknya, dokter Zeichner mengatakan cocoa butter lebih cocok untuk mereka yang memiliki kulit kering. Cocoa butter umum ditemukan di dalam banyak produk perawatan kulit dan pelembap, jadi pastikan untuk membaca label produk sebelum digunakan.

9. Ekstrak Ganggang

Ekstrak ganggang atau algae extract adalah pedang bermata dua. Diklasifikasikan sebagai anti-inflamasi dan dapat mengatur produksi minyak, ekstrak gangang juga komedogenik.

Sebagai contoh, ekstrak ganggang di label produk kecantikan bisa terdaftar sebagai carrageenan, laminaria digitata, brown seaweed, atau plankton extract.

10. Lanolin

Dokter Nazarian mencatat bahwa lanolin, lemak dari wol domba, adalah bahan umum dalam salep, tetapi tidak boleh digunakan untuk mereka yang berjerawat karena komedogenik dan bisa meningkatkan risiko lesi jerawat di masa depan.

Lanolin juga merupakan bahan pilihan yang populer bagi ibu menyusui untuk mengatasi puting yang retak atau payudara sakit, tetapi tergantung pada tingkat keparahan jerawat. Yang terbaik adalah mempertimbangkan kembali penggunaan lanolin di bagian tubuh mana saja.

Pilihan Editor: Tahukah Anda Letak Jerawat di Wajah Jadi Sinyal Masalah Kesehatan

BYRDIE

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."