Dear Ladies, Ternyata Ini Penyebab Kamu Suka Makan Berlebihan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi wanita makan cokelat. Freepik.com/Kroshka__Nastya

Ilustrasi wanita makan cokelat. Freepik.com/Kroshka__Nastya

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Menelan makanan membantu mengirimkan pesan ke otak, yang melepaskan serotonin yang membuat kita merasa senang. Namun, hal ini juga memicu kita untuk makan berlebihan. Makan berlebihan mungkin bukan masalah indra pengecap – ini terkait dengan tenggorokan. 

Menurut studi terbaru yang dipimpin oleh Profesor Michael Pankratz, Universitas Bonn, alasan sebenarnya mengapa kita tidak bisa berhenti setelah menggigit pizza atau keripik kentang adalah karena kita menyukai sensasi menelan. Studi tersebut menyatakan bahwa meskipun rasa dan aroma makanan yang lezat dapat memicu keinginan kita dan mendorong kita untuk mengonsumsi makanan tersebut, menelanlah yang membuat kita terus memakannya.

Meskipun rasa dan aroma makanan yang lezat dapat memicu keinginan kita dan mendorong kita untuk mengonsumsi makanan tersebut, menelanlah yang membuat kita terus memakannya.

Serotonin adalah hormon yang membuat kita merasa senang yang dilepaskan saat kita makan sesuatu yang kita sukai. Hal ini selanjutnya memberi kita rasa senang dan puas. Oleh karena itu, kita terus makan untuk mendapatkan dosis hormon yang membuat kita merasa senang.

Bagaimana otak mengetahui kapan harus melepaskan serotonin?

Penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada sensor khusus di kerongkongan – saluran makanan yang membawa makanan dari mulut ke lambung. Sensor-sensor ini bertindak sebagai pengkritik makanan dan mengirimkan pesan ke otak tentang makanan yang baru saja kita konsumsi.

Penelitian tersebut dilakukan pada larva lalat buah. Makhluk-makhluk kecil ini mengandung sistem saraf sederhana yang terdiri dari sekitar 10.000 hingga 15.000 sel saraf. Hal ini menjadi model miniatur yang sempurna untuk mempelajari proses yang rumit. 

Dr. Andreas Schoofs, penulis utama penelitian tersebut, dalam rilis media, mengatakan bahwa larva lalat buah dapat mendeteksi apakah itu makanan atau bukan. Oleh karena itu, mereka melepaskan serotonin hanya saat makanan yang baik dikonsumsi – hal ini selanjutnya memicu larva untuk terus makan.

Michael Pankratz dari Universitas Bonn yang memimpin penelitian tersebut menyatakan bahwa meskipun penelitian tersebut dilakukan pada larva lalat buah, proses tersebut juga penting bagi manusia. Penelitian ini dapat membantu dalam mengeksplorasi cara kebiasaan makan terbentuk – penelitian ini dapat membantu dalam memahami gangguan makan seperti anoreksia atau makan berlebihan.

Pilihan Editor: Waspada 8 Tanda Binge Eating, Gangguan Makan Berlebihan

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."