Rumus Eksistensi Bisnis Nona Rara Lebih dari 10 Tahun

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Nona Rara. Foto: Instagram/@nonararabatik

Nona Rara. Foto: Instagram/@nonararabatik

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Jenama batik, Nona Rara berdiri sejak 2011 oleh kakak beradik yang tumbuh di tengah perajin batik, Pipiet Noorastuti dan Atiek Octrina. Pipit dan Atiek membawa misi agar batik terjangkau bisa dipakai oleh berbagai lapisan di segala kegiatan. Dalam menjaga eksistensi bisnis Nona Raa selama 13 tahun, selalu melibatkan perajin dan penjahit termasuk rumus yang dipegang.

"Salah satu rumusnya keterlibatan para perajin, itu penting banget. Mungkin ada jenama yang mengikuti tren, itu valid. Tapi dengan keterlibatan para perajin, kita jadi tahu motif apa yang memungkinakan kita kembangkan dan corak batik yang lagi tren di antara pembatik. Dari para perajin datang ide, founder merespons, dan kita kembangkan bareng," ujar Yunita Stefani, Brand Manager Nona Rara di Jakarta pada Rabu, 2 Oktober 2024.

"Relasi sama penjahit dan perajin batik harus dijaga banget," kata Yunita.

Saat ini, ada lebih dari 30 perajin yang berkolaborasi dengan Nona Rara. Tak hanya dari Pekalongan dan Solo, ada juga dari Cirebon, Garut, dan Bali. Dari segi usia, sebanyak 60 persen perajin berusia di atas 40 tahun. "Rentang usia perajin di Nona Rara dari 20 sampai 60-an. Yang usia 60-an, biasanya membatik di rumahnya," ujar Yunita.

Meski demikian, perajin batik generasi muda juga berperan dalam mencetuskan ide-ide baru dalam proses membatik.

"Dari segi pengetahuan motif, perajin muda banyak yang sudah paham. Waktu itu sempat trial sample batik lasem atau pekalongan. Motif sudah jadi, bagaimana kita celup lagi ke pewarna alam, jadinya seperti apa. Ide itu berasal dari perajin muda dan berhasil. Mereka berani experience," katanya.

Menurut Yunita, pertumbuhan bisnis sekitar 20 persen di tahun lalu. Mereka juga terus mempelajari pasar. Sebab seusia pandemi Covid-19, kebiasaan pelanggan berubah. "Jadi, kita coba pelajari," ucapnya.

Dan, bergabung ke E-commerce juga salah satu rumus Nona Rara bertahan di era digital.

Yunita Stefani, Brand Manager Nona Rara ditemui di Jakarta pada Rabu, 2 Oktober 2024. Foto: CANTIKA/Silvy Riana Putri

Inspirasi Corak Nona Rara

Dari awal terbentuk, para pendiri Nona Rara menyukai Batik Pekalongan yang coraknya bunga-bunga. Menurut mereka, itu salah satu cara untuk membuat pilihan batik bercorak cerah dan warna-warni.

"Saat para founder mencari kain di awal, mereka tidak suka warnanya yang itu-itu saja, seperti kita tahu 15 tahun lalu batik biasanya coklat, krem, hitam. Mereka ingin menyuguhkan pilihan batik cerah segar untuk mengubah stigma bahwa batik cuma buat kondangan," kata Yunita.

"Jadi inspirasinya rata-rata dari pekalongan, lalu perpaduan warna dari batik daerah lain, misalnya dari Cirebon," ujarnya.

Dalam meramu corak batik, seperti yang disebutkan di atas, berdiskusi dengan perajin adalah formula utama. 

"Berdiskusi dengan para perajin kira-kira motif batik apa yang bisa dikembangin lagi dan bisa kita padu padankan dengan daerah lainnya tanpa melanggar pakem yang ada. Hampir 80 persen motif tidak bisa ditemukan jenama lain atau mungkin nanti ketemu setelah kami rilis. Kami memang tidak bikin ekslusif agar semua perajin bisa berkembang, tidak perajin kami saja," katanya.

Cara Memikat Generasi Muda Berbatik

Tidak hanya menyuguhkan warna-warni cerah. Nona Rara juga mendesain baju bertema praktis untuk memikat hati generasi muda

"Banyak baju kami temanya 2 in 1, atau 3 in 1. Ada baju yang juga bisa dijadikan outer. Ada juga baju yang terinspirasi dari kutubaru, tapi kami tidak bikin sama, misalnya dibuat sleveless (tanpa lengan), katanya.

Yunita juga mengatakan media sosial berperan besar untuk bisnis mereka terutama generasi milenial dan Z. "Pengaruh media sosial gede banget. Misal pas launching, para pelanggan memperlakukan media sosial Nona Rara sebagai katalog. Mereka melihat di situ, ada baju apa saja," katanya.

"Dulu media sosial untuk alat komunikasi antarteman, sekarang spreading awareness, dari aware, jadi mo beli, ending-nya ke bisnis," ujar Yunita

Semoga cerita singkat perjalanan bisnis Nona Rara bisa membantu pengusaha pemula yang tengah berjuang.

Pilihan Editor: Perjalanan Bisnis Oemah Etnik, Bermula dari Keresahan Hati Sang Pendiri

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."